Andi Pangerang Petta Rani

Andi Pangerang Petta Rani alias lengkapnya Andi Pangerang Petta Rani Karaeng Bontonompo Arung Macege Matinroe ri Panaikang lahira pada tanggal 14 Mei 1903 dari rahim seorang wanita bernama I Batasai Daeng Taco. Ayahnya merupakan seorang adiwangsa bernama Andi Mappanyukki yang kemudian dikenal sebagai raja Bone ke XXXI. Awalnya beliau bernama Andi Pangerang Daeng Rani tapi kemudian masyarakat lebih familiar dengan Petta Rani. Tidak ada catatan mengenai perubahan ini, pun dengan waktu tentunya. Sementara itu nama Pangerang sendiri bermula dari suatu  momen ketika beliau tetap dalam kandungan. Ketika itu pasangan yang sedang menanti kelahiran anak mereka itu mendatangi orang tua mereka sambil mengangkat persembahan alias erang-erang dalam bahasa Makassar. Momen inilah yang kemudian diabadikan dalam nama Pangerang. Jadi Pangerang yang dimaksud bukanlah semacam Pangeran dalam bahasa Indonesia.
Dalam tubuh Andi Pangerang Petta Rani mengalir darah adiwangsa murni dari dua kerajaan besar, Bone dan Gowa. Walau begitu sama sekali tidak ada sifat beliau untuk menjunjung tinggi darah bangsawannya. Beberapa sumber menyebutkan kalau semasa nasibnya Andi Pangerang Petta Rani rutin berusaha untuk tidak terbelit pada gelar kebangsawanannya. Nasibnya sederhana dan rutin menghormati orang lain walau saat itu feodalisme tetap sangat kental di Nusantara. Sifat tuna pamai alias rendah hati yang dimiliki beliau menurun dari sang ayah. Walau seorang bangsawan, Andi Mappanyukki tidak dan merta tunduk pada pemerintah kolonial Belanda yang terbukti populer bahagia mendekati para bangsawan. Andi Mappanyukki malah terang-terangan menentang kolonialisme jadi pernah dibuang ke Selayar bersama keluarganya.
Andi Pangerang Petta Rani nasib dalam lingkungan yang keras dan egaliter. Sedari kecil dirinya telah membiasakan dan dibiasakan nasib di antara rakyat tidak sedikit tanpa wajib berlindung di bawah previlige sebagai seorang bangsawan. Menurut cerita beliau tidak jarang memarahi kawan sepermainannya bila mereka segan menabrakkan diri ketika bermain bola. Kawan-kawannya mungkin tetap segan mengingat Petta Rani merupakan seorang bangsawan, tapi justru itu yang membikin Petta Rani menjadi tidak enjoy. Andi Pangerang Petta Rani tumbuh menjadi anak muda yang cerdas, cakap dan bercita-cita kuat. Itu pula yang mengangkat karirnya di dunia militer dan pemerintahan meroket dengan cepat. Puncaknya merupakan pada tahun 1956 ketika dirinya diangkat menjadi gubernur militer untuk wilayah Sulawesi di tengah suasana Indonesia yang tetap kacau.
Andi Pangerang Petta Rani memiliki 8 orang anak dari 3 orang istrinya. Istri pertama yang dinikahinya tahun 1929 bernama Basse Daeng Talanna. Perempuan yang meninggal tahun 1951 ini memberinya 5 orang anak. Istri keduanya bernama Daeng Karang, dinikahi di tahun yang sama dengan istri pertamanya. Daeng Karang memberi 3 orang anak. Tahun 1952 Andi Pangerang Petta Rani menikah untuk ketigakalinya dengan wanita bernama Ratna Winis Daeng Carammeng. Dari pernikahan ketiga ini mereka tidak dikarunia anak. Selain populer sebagai seorang pejuang militer dan sipil, Andi Pangerang Petta Rani juga dikenal sebagai seorang pembina Persatuan Sepakbola Makassar (PSM). Keberhasilan PSM pada era 1950an sampai awal 1960an tidak dapat dilepaskan begitu saja dari Andi Pangerang Petta Rani. Beliau merupakan sosok yang sangat dekat dan perhatian pada para pemain. ?Beliau tidak jarang meluangkan waktu untuk bertanya mengenai kondisi pemain, tergolong kondisi keuangan alias rumah tangga mereka. Tidak heran bila semangat pemain sangat tinggi bila mereka didampingi Andi Pangerang Petta Rani.

Tidak sedikit kisah yang menceritakan mengenai keserdahaan seorang Andi Pangerang Petta Rani, tergolong kebiasaannya menaiki becak ke tempat tujuan walau dirinya tetap berstatus gubernur. Beliau beralasan itu sebagai satu tutorial untuk mendekatkan diri dengan rakyat. Jabatan gubernur dan darah adiwangsa hanya titipan, bukan untuk diarogankan; demikian kata beliau. Tidak sedikit kisah yang mengfotokan alangkah sederhana dan kuatnya kepribadian seorang Andi Pangerang Petta Rani. Sebagian orang malah berpendapat beliau sebagai God Father, sosok yang mengayomi dan lekat dengan rakyatnya. Tidak heran bila namanya diabadikan sebagai nama suatu  jalan besar di kota Makassar dan kota-kota lainnya.

0 komentar:

F. Wuz Tokoh Pembaca Berita Proklamasi di Radio

F. Wuz Tokoh Pembaca Berita Proklamasi di Radio - F. Wuz bersama Yusuf Ronodipuro adalah perintis siaran RRI, F. Wuz adalah tokoh yang membacakan berita Proklamasi di Radio.  Setelah Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi, pada hari itu juga teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei, Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. 
Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang  pembaca berita di Radio Domei) ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan  Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31 (disahkan menjadi RRI pada tanggal 18 Agustus), dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.

0 komentar:

Biografi Syahruddin Tokoh Pemberitaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Biografi Syahruddin Tokoh Pemberitaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia - Syahruddin dalah seorang telegraphis pada kantor berita Jepang (DOMEI) yang mengabarkan berita proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia ke seluruh dunia secara sembunyi-sembunyi ketika personil jepang istirahat pada tanggal 17 agustus 1945 jam 4 sore. Tanpa jasa syahruddin, maka niscaya berita proklamasi tidak akan cepat disebarluaskan.
Jumat, 17 Agustus 1945, sekitar jam 17:30 WIB. Saat itu  Pak Jusuf sedang berada di kantornya, Hoso Kyoku (Radio Militer Jepang di Jakarta). Tiba-tiba muncullah Syahruddin, seorang pewarta dari kantor berita Jepang Domei dengan tergesa-gesa. (Catatan: Pak Jusuf sempat meralat kebenaran berita bahwa yang datang itu adalah sejarawan Des Alwi). Syahruddin yang masuk ke kantor Hoso Kyoku dengan melompati pagar itu menyerahkan selembar kertas dari Adam Malik yang isinya “Harap berita terlampir disiarkan”. Berita yang dimaksud adalah Naskah Proklamasi yang telah dibacakan Bung Karno jam 10 pagi. Masalahnya, semua studio radio Hoso Kyoku sudah di jaga ketat sejak beberapa hari sebelumnya, tepatnya sehari setelah  Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh Amerika. Jusuf kemudian berunding dengan rekan-rekannya, diantaranya Bachtiar Lubis (kakak dari Sastrawan dan tokoh pers Indonesia Mochtar Lubis) dan Joe Saragih, seorang teknisi radio.
Beruntung, studio siaran luar negeri tidak dijaga. Saat itu juga dengan bantuan Joe, kabel di studio siaran dalam negeri di lepas dan disambungkan ke studio siaran luar negeri. Tepat pukul 19:00 WIB selama kurang lebh 15 menit Jusuf pun membacakan kabar tentang proklamasi di udara, sementara di studio siaran dalam negeri tetap berlangsung siaran seperti biasa untuk mengecoh perhatian tentang Jepang.
Belakangan tentara Jepang mengetahui akal bulus Jusuf dan kawan-kawannya. Mereka pun sempat disiksa. Beruntung mereka selamat. Malam itu pun radio Hoso Kyoku resmi dinyatakan bubar, tetapi dunia saat itu juga sudah mengetahui kabar tentang proklamasi langsung dari mulut Jusuf Ronodipuro. Sayang rekaman suara ini tidak diketahui lagi keberadaannya, atau jangan-jangan sudah tidak ada mengingat malam itu juga radio tersebut ditutup oleh Jepang.

0 komentar:

Pesan Rahasia Da Vinci Ditemukan

Pesan Rahasia Da Vinci Ditemukan - Seperti yang diberitakan oleh beberapa media, ara arkeolog menemukan sebuah pesan rahasia  yang tersembunyi dalam sebuah lukisan Leonardo da Vinci. Pesan itu terungkap di balik dinding Vechio Palazzo, sebuah istana kuno di Florensia yang berdiri sejak 1300-an. Pesan rahasia itu bertuliskan 'carilah dan kamu akan menemukan' (Cerca trova) pada sebuah lukisan mural di dinding karya Da Vinci. Menurut Dailymail.co.uk, Selasa, (13/3), para peneliti ternyata mengungkapkan pesan rahasia tersebut merujuk pada sebuah karya Da Vinci yang telah hilang sejak 400 tahun yang lalu.
Sebuah kamera mini endoskopi dimasukkan ke dalam bagian dinding di Vechio Palazzo, dan memperoleh sampel dari pigmen kimia yang Da Vinci juga digunakan dalam lukisan Mona Lisa. Lukisan Mona Lisa dianggap salah satu karya Da Vinci yang paling fenomenal, yang diasumsikan telah hancur oleh api pada abad ke-16.
Penemuan ini membuat peneliti percaya bahwa mungkin berbagai karya Da Vinci yang fenomenal telah sengaja disembunyikan oleh pelukis lain. Para arkeolog mulai menyelidiki  mural di Vechio Palazzo setelah seorang arkeolog menemukan kata-kata, 'Cerca trova'.
"Data-data yang ditemukan ini sangat menggembirakan," kata Peneliti dari National Geographic, Maurizio Seracini. Meskipun Ilmuwan masih dalam tahap awal penelitian, dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memecahkan misteri ini.
Pada 1503, Da Vinci ditugaskan oleh Gonfaloniere Piero Soderini melukis 'Pertempuran Anghiari' di Aula 500 dari Palazzo Vecchio, pusat pemerintahan di Florence.
Lukisan itu memperingati kemenangan 1440 dari pertempuran di dataran Anghiari antara Milan dan Liga Italia dipimpin oleh Republik Florence. Para Florentines hadir sebagai kekuatan penting di Italia tengah, mendominasi Kepausan dan politik Italia selama ratusan tahun.
Karya Leonardo Da Vinci sendiri sempat heboh dalam dunia perfilman, melalui film fiksi ilmiah yang berjudul Da Vinci Code. Film itu menceritakan bagaimana rahasia lukisan karya Da Vinci mengungkap tentang sosok Jesus dalam lukisan 'the Last Supper'nya.
Leonado Da Vinci adalah seniman sekaligus ilmuwan yang lahir pada 1452, zaman pencerahan (Renaissance) Eropa. Karyanya beserta karya ilmuwan zaman pencerahan lain, seperti Galileo Galilei banyak ditentang oleh pihak gereja pada saat itu yang menentang ilmu pengetahuan. Namun karena pendekatan ilmiah Da Vinci dengan menggunakan seni membuat dirinya lebih aman dibanding Galileo.

0 komentar:

Historiografi Masa Romawi

Historiografi Masa Romawi – Sahabat sekalian, pada kesempatan kali ini Blog ini Ingin share artikel yang akan membahas mengenai Historiografi Masa Romawi. Pada jaman Yunani klasik sesungguhnya tidak ada profesi yang semata-mata sebagai sejarawan. Kebanyakan dari mereka yang sekarang disebut sebagai sejarawan sesungguhnya mempunyai pekerjaan utama sebagai misalnya pegawai pemerintah, senator, perwira tentara, bendahara kekaisaran,  dan biasanya menulis karya mereka jika sudah berhenti bekerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mereka sering menuliskan apa yang menjadi pengalaman atau apa-apa yang mereka kerjakan, terutama jika kebebasan mereka sebagai penulis sewaktu masih aktif bekerja sangat terhambat atau terbatas. Hal itu terutama terjadi pada masa pemerintahan para kaisar Romawi. Namun demikian beberapa sejarawan yang berusaha mengambil jarak dari penguasa agar bisa memperoleh kebebasan dalam menulis,  tidak jarang harus membayar sikap itu dengan nyawa mereka.
Seperti halnya pada jaman Yunani kuno, para sejarawan jaman Romawi dengan kekecualian Polybus, sangat menyukai dan menghayati kesusasteraan. Disamping itu sebagai ahli sastra mereka adalah pencerita dan sastrawan yang baik sehinga menghaslkan sejarah yang retoris, dramatis dan psikologis. Juga harus dimengerti bahwa penulisan sejarah bukanlah ilmu pengetahuan, tetapi sebagai cabang kesusasteraan yang indah dan berdasarkan sifat yang sedemikian itu, mereka secara mencolok memberi tempat kepada kebudayaan klasik. Seperti pada para ahli sastra yang sesungguhnya, pada para penulis sejarah jaman Romawi ada kebiasaan bahwa publikasi sejarah  didahului atau diawali dengan pembacaan naskah secara terbuka untuk umum. Demikianlah yang juga terjadi pada Herodotus, dan masih tetap terjadi 8 abad kemudian pada sejarawan Ammianus Maecellinus.
Historiografi Masa Romawi
Berbeda dengan generasi pertama para sejarawan Yunani, yang tertarik pada hal yang bersifat kosmopolitan, sejarawan Romawi biasanya hanya mengenal 1 thema, yaitu Roma. Namun dalam hal itu harus diingat, dibandingkan dengan negeri Yunani yang secara politik terbagi menjadi wilayah-wilayah (polis-polis) yang kecil-kecil, Romawi sejak perang Punisia telah berkembang meluas dan relatif mendunia. Dalam ikhtisar dari sejarah Romawi yang berawal dari “absolute” yaitu dengan pendirian kota Roma, tetapi juga dengan perhatian yang besar untuk masa Romawi yang terbaru, bisa ditemukan bentuk-bentuk annalistik[1] (anal) yang luas,  sedangkan  kronikrelatif jarang ditemukan. Ikhtisar itu biasanya berakhir pada jamannya sendiri (si penulis). Sejarah umum yang universal yang tidak hanya dalam kerangka sejarah Romawi hanya  bisa ditemukan pada karya Trogus.Untuk masa-masa yang terbaru Romawi atau kejadian-kejadian pada jamannya para penulis Romawi, banyak ditemukan studi monografi, misalnya memoires (tulisan peringatan) dan historien (cerita ysang lebih detail mengenai kejadian-kejadian masa kini) atau  kadang disebut dengan istilah annalen.
Secara umum dapat dikatakan bahwa perkembangan dari historiografi Romawi itu sejalan dengan  sejarah perkembangan kekaisaran Romawi. Oleh karena itulah karya-karya terpenting pada jaman ini banyak berkaitan dengan sejarah Romawi, sejak kemunculan kemudian melalui pertumbuhan, kejayaan dan akhirnya sampai kepada keruntuhannya.
Para tokoh sejarawan Romawi
Polybius (208 – 126 SM)
Walaupun hidup pada jaman Romawi, namun demikian sesungguhnya ia (Polybius) orang Yunani. Ia hidup pada masa kemegahan dan sekaligus awal kemerosotan Athena dan Sparta, akan tetapi sekaligus merupakan masa awal berdiri atau berkembangnya kekaisaran Romawi. Sebelum menulis karya sejarah historiai ia juga pernah berkarir sebagai politikus dan militer.  Ia dilahirkan di Megalopolis, yaitu wilayah Yunani di Arcadia. Ia termasuk berasal dari keluarga terpandang. Pada tahun 167 SM, oleh karena keluarganya dianggap terlibat dalam gerakan   anti Romawi, bersama ribuan tahanan lainya sebagai sandra dibawa ke Itali. Akan tetapi di Roma  diperlakukan secara khusus, dan bahkan akhirnya boleh tinggal di Roma. Selama itu ia bergaul dengan orang2 dari kelas atas, antara lain dengan Cato dan berteman dengan Scipio Aemilianus, pengagum kebudayaan Yunani. Dalam masa tahanannya yang ke 17 tahun sesungguhnya Polybius telah memulai  suatu rencana  menulis sejarah, yang dimulai  dari sejak kemunculan dan ekspansi Romawi dari awalPerang Punisia ke II sampai ketika ia dibawa ke Italia.
Untuk masa setengah abad sebelumnya ia mengumpulkan sumber2 dengan mewawancarai saksi2 setempat, dan dengan penelitian bahan2 arsip. Disamping itu ia juga sudah mulai menggunakan teks2 resmi. Sesudah mendapatkan ijin untuk bisa pulang ke negerinya Polybius bertempat tinggal  bersama Scipio Aemilianus (148-146), dan ikut dalam pengepungan  dan penghancuran Cartago. Tidak lama sesudah itu ia juga mengikuti pengepungan dan akhirnya kejatuhan Korinthe (146 SM). Dengan demikain ia adalah saksi dari kedua peristiwa ini. Dalam tahun2 yang sama (sampai 140 SM) Polybius juga mengadakan perjalanan2 penting yaitu: sepanjang pantai Atlantik yaitu dari Maroko ke Portugal dan kemudian ke Mesir melalui negerinya. Pada waktu itulah ia  mencurahkan perhatianya untuk menulis historiai.
Karya Polybius yang sangat terkenal adalah  berupa 40 buku yang berisi sejarah ekspansi Romawi, yang didalamnya digambarkan bagaimana  kekaisaran Romawi berhasil  menguasai seluruh wilayah Eropa Barat. Menurut Polybius bahwa dasar dari kekuatan Romawi adalah militer, yang terutama didukung oleh armada lautnya yang besar, organisasinya yang teratur serta tehnologi persenjataan yang maju menurut ukuran waktu itu, sehingga bisa menjangkau dan menundukkan bangsa-bangsa di Asia Kecil.
Disamping perang-perang, karya Polybius juga berisi mengenai politik, penaklukan-penaklukan dan kekuasaan. Analisisnya yang mendalam mengenai perkembangan sejarah Romawi dari teorinya mengenai politik kekaisaran Romawi. Menurut Polybius pada awalnya pemerintahan kekaisaran Romawi itu berbentuk monarkhi, yaitu dimana kekuasaan negara berada sepenuhnya di tangan raja. Akan tetapi oleh karena  berkembangnya perdagangan dalam masyarakat Romawi, maka system politiknyapun berubah  menjadi aristokrasi, yang dalam hal ini kekuasaan politik berada di tangan orang-orang terkemuka yang duduk dalam pemerintahan. Yang ketiga adalah demokrasi, dimana pemimpin kerajaan dipilih oleh senatus, yaitu orang-ortang tua tertentu yang memiliki pengaruh dalam masyarakat pemegang kekuasaan. Namun dalam perkembangannya pemimpin yang terpilih itu biasanya menumpas (mengkudeta) kekuasaan yang dipercayakan kepadanya sehingga pemerintahanh kembali berbentuk monarkhi. Dengan demikian dalam sejarah  Romawi terjadilah siklis dalam system kekuasaan.
Edward Gibbon (1737 – 1794)
Gibbon adalah seorang sejarawan Inggris, yang juga pernah menjadi anggota parlemen Inggris  yang menulis mengenai keruntuhan kekaisaran Romawi yaitu Decline and Fall of the Roman Empire (1737 – 1788). Menurut Gibbon bahwa kekaisaran Romawi yang sangat besar dan kuat itu ternyata secara berangsur-angsur mengalami kerapuhan dari dalam.-Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada masa kejayaannya masyarakat Romawi sekaligus juga mulai mengalami kemerosotan (dekadensi) dalam bidang moril. Sebagai penyebabnya adalah karena rakyat Romawi itu sangat dimanja atau terlalu banyak diberi kesempatan untuk berfoya-foya dan bersenang-senang, yang dikenal dengan istilah “roti” dan “permainan”. Artinya bahwa memang sudah berkelebihan dalam memenuhi kebutuhan akan makan (subsistensi), rakyat Romawi juga banyak dihibur dengan pertunjukkan-pertunjukkan di Collesium, misalnya adu manusia (gladiator) melawan binatang, manusia lawan manusia dan lain sebagainya. Dengan demikian walaupun secara fisik peradaban bangsa Romawi itu lebih tinggi daripada suku-suku atau bangsa-bangsa lainya di Eropa, namun demkiann dari segi moril justru mengalami kemerosotan, atau bahkan bias dikatakan tidak beradab. Pada masa-masa seperti itulah bangsa Romawi tidak mampu menahan serangan suku-suku bangsa lain yang dianggap bar-bar oleh bangsa Romawi.
Mengenai teori Gibbon tersebut, seorang sejarawan modern yaitu Max Weber menyatakan menolak teori tersebutdan penjelasan: bahwa keruntuhan Romawi terutama disebabkan oleh golongan minoritas Kristen yang berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh masyarakat Romawi.
Tokoh sejarawan Romawi lainya yang cukup terkenal adalah Livius, Namun demikian dalam  karyanya ia terlalu mengagungkan bangsa Romawi, yang mengakibatkan ia banyak memasukan mitos-mitos tentang Dewa Raja. Sedangkan Taxitus lebih banyak mengungkapkan mengenai sejarah para penguasa Romawi, yang oleh karena itu ia mendapat julukan sebagai perintis sejarah atau riwayat para tokoh sejarah (biografi).
Ibn Khaldun (1332-1406)
Walaupun Ibn Khaldun adalah seorang sejarawan Islam, akan tetapi teorinya mengenai perkembangan suku-suku bangsa di jazirah Arab yang akhirnya menjadi kerajaan di bawah pemerintahan Sultan, dapat dipergunakan untuk memahami sebab-sebab keruntuhan kekaisaran Romawi. Ibn Khaldun banyak mempunyai pengetahuan mengenai Tanah Mahribi (Spanyol), karena pernah menduduki jabatan penting di wilayah itu. Ia juga pernah menjadi penasehat penting pada kerajaan Ioslah di Afrika, sehinga pengalaman hidupnya banyak dipengaruhi oleh perkembangan Islam.
Dalam Muqaddimah kitab Al-‘Ibar (sejarah umat manusia) Ibn Khaldun mengambarkan  bahwa di jazirah Arab pada mulanya dihuni oleh komunitas-komunitas kecil yang disebut dengan istilah Umran Badawi, yang seidentik dengan tribe atau clan, yaitu kelompok manusia yang masih mempunyai hubungan darah yang berasal dari nenek moyang mereka. Dalam kelompok itu kesatuan dan persatuan dalam bentuk kerukunan dan solidaritas menandai kehidupan social mereka sehari-hari (assabiya). Dengan demikian suku yang masih nomad (berpindah-pindah) ini  solidaritasnya didasarkan  atas kekerabatan (kinship). Sedangkan kehidupan perekonomiannya masih pada tingkat subsistensi dengan tehnologi yang sederhana,  dengan melakukan pekerjaan berburu dan kadang-kadang juga menyerbu suku-suku yang lain untuk mendapatkan makanan. Oleh karena itu belum terjadi akumulasi kekayaan, karena belum ada kebutuhan yang lebih daripada kebutuhan primer. Lingkungan yang sedemikian itu akhirnya menimbulkan sikap mental yang kuat untuk tetap suvive guna mempertahankan diri dari ancaman suku-suku lain. Dalam lingkungan mereka juga muncul orang-orang kuat sebagai pemimpin kelompok dengan laskarnya untuk melakukan serangan-serangan terhadap suku-suku lain di sekitarnya. Dalam hal ini keberhasilan suatu suku dalam menundukkan beberapa suku lainnya mengakibatkan beberapa Umron Badawi berada di bawah seorang pemimpin yang kuat. Dengan demikian muncul kelompok yang lebih besar dan dengan wilayah yang lebih luas semacam kerajaan, yang disebut dengan istilah Umron Hadari. Sedangkan solidaritas baru yang berhasil diciptakan adalah Assabiya Kubra. Hubungan antara pemimpin (raja) dengan para pengikutnya adalah bersifat patrimonialisme (patron dan client).
Dalam perkembangannya Umron Hadari ini biasanya semakin memperluas wilayahnya dengan terus-menerus menundukkan suku-suku kecil di sekitarnya, sehinga terbentuk semacam keajaan yang semakin besar pula. Sebagai pendukungnya akhirnya diperlukan tentara (sewaan), birokrasi, pegawai yang digajih. Dalam perkembangan yang sudah sedemikian itu maka hubungan pribadi (patron-client) antara raja dengan para pengikutnya  tidak mungkin lagi dipertahankan, sehubungan dengan semakin besarnya kelompok dan luasnya wilayah.
Dengan terbentuknya kerajaan yang semakin luas itu ternyata juga masih diperlukan akatan solidaritas, akan tetapi dengan lingkup yang lebih luas lagi, karena solidaritas asabiya kubra sudah tidak memadahi lagi. Dalam sejarah Arab ikatan solidaritas yang baru itu tidak lain berbentuk agama (Islam ) yang mampu menciptakan solidaritas yang lebih luas, bahkan dalam perkembangannya semakin mendunia. Dalam hal kebutuhan fisik, kerajaan yang baru itu juga memerlukan kota dengan istana dan gedung-gedung, tentara, tempat-tempat rekreasi dan sebagainya. Pada gilirannya kota yang tertus berkembang itu menghasilkan difrensiasi kerja/ pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan raja dan istana seperti tukang kayu, pandai besi, pengrajin emas dan perak, dan lain sebagainya. Disamping itu juga terjadi gelombang urbanisasi  dari orang-orang pedesaan dari berbagai lapisan masyarakat yang  pindah ke pusat-pusat kota. Sebagai akibatnya maka munculah permasalahan-permasalahan social di ota seperti perampokan, pelacuran, perjudian dan sebagainya.
Hal yang terpenting dari perkembangan tersebut terkadinya kemerosotan moril dari generasi kedua dan selanjutnya dari pendiri kerajaan atau kesultanan pertama. Dalam hal ini generasi pertama pendiri kasultanan tentu menyadari bahwa kemewahan, kemudahan hidup sehari-hari adalah sebagai hasil jerih payah melalui peruangan yang dahsyat. Akan tetapi generasi kedua dan selanjutnya tidak atau kurang menyadari hal itu, dan mentalitasnya semakin rapuh karena tidak mengalami perjuangan dengan segala pengorbanannya. Keadaan sedemikian itu membuat mereka akan mudah ditaklukkan oleh umran
Badawi yang masih mempunyai mentalitas/ moril yang kuat. Di sinilah bias dilihat adanya dekadensi moril yang sekaligus menandaidesintegrasi kerajaan. Keadaan semacam itu juga terjadi pada bangsa Romawi yang akhirnya dapat ditundukkan oleh suku-suku yang masih bar-bar, akan tetapi memilik mentalitas yang kuat.

0 komentar:

Sejarawan Aliran Rasionalisme

Sejarawan Aliran Rasionalisme - Salah seorang sejarawan terkemuka dari aliran rasionalisme adalah Voltaire (1694-1778) yang semula bernama Francois Arouet. Setelah menyelesaikan studi hukum ia memperluas sendiri studinya , pada bidang sastra, khususnya menjadi penulis pertunjukan tonel, epen (cerita kepahlawanan),  cerita-cerita novel, risalah sastra essays, dan karya-karya historis. Namun demikian akhirnya ia  mencurahkan hampir seluruh hidupnya untuk penelitian dan penulisan sejarah. Salah satu karyanya yang terpenting adalah “Esssay Sur les moeurs et L’esprit des nations’ (adat istiadat dan jiwa bangsa-bangsa).  Karya tersebut membuka pandangan baru orang-orang Eropa terhadap kebudayaan di luar Eropa dan cakrawala yang lebih luas lagi mengenai bangsa-bangsa lain. Sebagai penganut rasionalisme Voltaire bertumpu  kepada manusia sebagai pelaku sejarah dalam mencari fakta-fakta dan menyusunnya menjadi kisah sejarah. 
Sejarawan Aliran Rasionalisme
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa karya Voltaire itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  • Kosmopolitan, yaitu pandangannya yang luas dan tidak terikat pada suatu tempat, bangsa atau suku bangsa tertentu.
  • Universal, yang berarti membicarakan atau membahas manusia secara umum. Gambaran manusia menurut kaum rasionalis (yang sekaligus humanis) adalah bahwa hanya ada satu manusia tanpa perlu membedakan ras maupun kebudayaannya. Kaum rasionalis juga menghendaki agar seluruh umat manusia menjalin suatu persaudaraan yang besar.
  • Karya Voltaire tidak disusun secara kronologis, akan tetapi bersifat tematis, yaitu berisi gambaran gaya hidup atau peradaban manusia yang merupakan trend baru dalam historiografi Eropa pada waktu itu.
  • Bahan-bahan yang dipergunakan untuk menyusun karyanya diperoleh dari karangan atau tulisan-tulisan etnografis, kisah-kisah perjalanan yang dibuat oleh para petualang penjelajah dunia seperti Tome Pires, Pinto, Marcopollo, Baros dan sebagainya. Dengan demikian buku tersebut lebih banyak berisi gambaran atau diskripsi mengenai masyarakat atau suku-suku bangsa yang pernah dikunjungi para petualang seperti Teluk Parsi, Malaka, Cina, Malabar, India dan sebagainya.
 Karya-karya sejarah yang lain dari Voltaire adalah:
  • Histoire de charles XII (1731)
  • Le Siecle de Louis XIV (1751)
  • Histoire de la Guerre de 1741 (1755)
  • Histoire generale depuis Charlemagne jusqu’`a nos jours (1756)
  • Dan yang lebih terkenal adalah “Essai sur les moeurs et l’esprit des nations et sur les principaux faits de l’histoire depuis Charlemagne jusqu’`a Louis XIII
  • Histoire de l’empire de Russie sous Pierre le Grand (1760-1763)
  • Philosophie de l’histoire (1765)
  • Precis du Siecle de Louis XV (1768).
Montesquieu (1689-1758), dilahirkan dengan nama charles-Louis de Secondat di istana La brede di Bordeaux. Di kota ini ia belajar hokum dan sampai tahun 1726 ia memang bekerja sebagai ahli hukum. Ketika pada tahun 1716 ia menjadi anggota Academie di kota kelahirannya, ia mencurahkan karyanya ‘discours de reception’ pada politik orang-orang Romawi mengenai religi. Karya pertamanya yang termasyur adalah Lettres Persanes (1721), tidak berkaitan dengan sejarah. Baru dalam karyanya yang besar dan terkenal yaitu Esprit des lois (1748), diformulasikan mengenai ide ‘esprit général’, merupakan sejarah filsafat yang sangat menarik. Disamping itu karya tersebut juga banyak berisi raia mengenai ilmu politik dan sosiologi. Teorinya yang terkenal mengenai sistem ketatanegaraan adalah Trias Politica, yaitu sistem pembagian/ pemisahan kekuasaan dalam suatu negara demokrasi menajdi 3 yaitu: eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sebagai seorang ahli tata negara ajaran-ajarannya banyak dipraktekkan dalam pemerintahan di negara-negara Barat.
Thomas Hobbes, yang juga bisa dikategorikan sebagai ahli tata negara mengajukan suatu pemikiran bagaimana suatu masyarakat itu harus di atur, dan siapa yang harus memegang kekuasaan. Ajarannya yang terkenal adalah “Homo homini lopus”. Dalam hal kekuasaan teori Hobbes cenderung bersifat absolutisme, yaitu bahwa  kekuasaan itu harus dipegang oleh seorang raja yang kuat.
J.J. Rousseau, yang juga bisa dikategorikan sebagai tokoh yang beraliran romantisme. Ia mengemukakan bahwa selain rasio, kekuatan manusia juga terdapat dalam sentimen dan kemauannya. Dalam hal ini ia berbicara mengenai kemauan umum, yang merupakan teori demokrasi. Menurutnya kekuasaan itu sebenarnya pada mulanya terdapat pada setiap individu dalam masyarakat. Akan tetapi oleh karena adanya kemauan bersama akhirnya ditunjuk seorang mandataris untuk memimpin.

0 komentar:

Sejarawan Aliran Romantisisme

Sejarawan Aliran Romantisisme - Sebagai reaksi terhadap aliran positivisme dan juga karena didorong oleh gerakan nasionalisme, maka muncullah apa yang disebut dengan aliran romatisisme. Dalam sejarah penulisan sejarah atau historiografi, istilah ‘romantik’ lebih berkaitan dengan sudut pandang politik romantik, yaitu visi yang konservatif mengenai negara dan masyarakat. Dalam hal ini muncul pendapat-pendapat dan perasaan-perasaan anti revolusi, terutama yang ditujukan kepada revolusi Perancis. Sebagai alasannya adalah bahwa revolusi Perancis yang sangat spektakuler itu ternyata telah menyimpang dari cita-cita semula. Kebebasan dan persamaan hak (demokrasi) yang dicita-citakan dalam revolusi itu ternyata mengingkari rasionalisme, karena gerakan massa dalam revolusi Perancis telah banyak melakukan  pembantaian besar-besaran, khususnya terhadap para bangsawan Perancis. 
Sejarawan Aliran Romantisisme
Disamping itu sebagai salah seorang tokoh revolusi Napoleon telah tampil menjadi penguasa ditaktor dan imperialis yang menjajah dan menguasai bangsa-bangsa Eropa lainnya. Sifat irrasional dan dampak negatif revolusi Perancis itu akhirnya membangkitkan sentimen negatif dan memunculkan semangat nasionalisme dari bangsa-bangsa Eropa yang terjajah . Dalam hal itu setiap bangsa Eropa menjadi lebih tertarik  kepada kebudayaan mereka sendiri. Oleh karena itu mereka  terdorong untuk menggali sejarah dan kebudayaannya sendiri, termasuk di dalamnya adat istiadat, hukum, seni, sastra , cerita rakyat, mitos cerita kepahlawanan dan lain sebagainya. Semuanya itu sebagai manifestasi dari ketertarikan masa lampau mereka sendiri (romatisme) dan nasional.
Penulisan sejarah romantis adalah produk dan produsen dari historisme. Sedangkan romantik adalah berkaitan dengan kesadaran historis dan dan spirit untuk mempelajari dan menulis masa lampaunya miliknya sendiri (daerahnya, negerinya, sukunya atau bangsanya sendiri).Revolusi-revolusi politik memang telah membangunkan kesadaran historis dan historisme selama abad 19. Namun demikian sesungguhnya belum ditemukan definisi pasti mengenai historiografi romantis. Hhanya bisa dijelaskan bahwa sebagai bentuk rekasi terhadap positivisme dan rasionalisme aliran romantisisme menyatakan bahwa tidak benar rasio itu merupakan prinsip yang menentukan segalanya. Terdapat faktor yang dilupakan oleh kaum rasionalis yaitu sentimen, emosi atau perasaan. Oleh karena itulah pendukung romantisisme juga merasa simpati terhadap budaya abad pertengahan, dengan alasan bahwa segala sesuatu yang dimiliki bangsa Eropa pada waktu itu (kebudayaan Eropa) juga berakar (berasal) dari Abad Pertengahan. Dengan demikian mereka melakukan penilaian baru terhadap kebudayaan Abad Pertengahan yang semula diberi cap sebagai abad gelap dan kebodohan oleh kaum rasionalis. Artinya pada masa itu muncul kebutuhan akan nostalgia terhadap masa lampau yang diromantisir dengan kesan-kesan serba indah dan baik.
Di Jerman gerakan Romantisisme ini telah memunculkan perhatian luar biasa terhadap sejarah negara, daerah atau wilayahnya sendiri. Para intelektual secara beramai-ramai melakukan penelitian atau penggalian kembali terhadap hukum, cerita rakyat, kesenian, sejarah dan sebagaianya yang merupakan warisan leluhur mereka, yang kesemuanya itu dilacak proses perkembangannya menurut perspektif sejarah. Gejala inilah yang memberi cap baru pada bagian kedua abad 19 yang terkenal dengan istilah “historisisme”, yaitu aliran pemikiran yang sangat dikuasai oleh perspektif sejarah dalam meneliti berbagai aspek kehidupan bangsa baik dalam bidang hukum, filsafat, kesenian, ekonomi, politik dan sebagainya.
Di Inggris dalam karyanya yang berjudul “The Codex Diplomation Aevi Saxonisi” atau “The Saxon in England” (1849), John Mitchell Kemble menceritakan asal mula kebudayaan Anglo Saxon, khususnya budaya politiknya. Menurutnya budaya politik Anglo Saxon berasal dari adat kebiasaan petani Anglo Saxon yang mengadakan persekutuan berdasarkan ide kebebasan. Itulah yang kemudian berkembang atau menumbuhkan adanya masyarakat bebas di Inggris, yang berarti bukan karena terpengaruh oleh revolusi Perancis.
Selanjutnya Frederichh D. Maitland dan Pallocks menulsis “history of English Law to 1272, yang isinya mengenai sejarah hukum di Inggris yang dikatakan berasal dari perkembangan alami di Inggris.

0 komentar:

Biografi Lev Trotsky

Biografi Lev Trotsky - Lev Davidovich Trotski (Yanovka, Kherson, Ukraina, 26 Oktober (Kalender Julian) = 7 November (Kalender Gregorian) 1879–21 Agustus 1940), terlahir sebagai Lev Davidovich Bronstein.Ia adalah seorang revolusioner Rusia dan penerus Lenin, tetapi ditendang keluar Rusia oleh Stalin, dan akhirnya pada 1940 ia dibunuh atas perintah Josef Stalin di Meksiko.
Ia adalah anak seorang petani keturunan Yahudi, David Bronstein, yang berasal dari Ukraina. Sebuah kebetulan yang sangat menarik ialah bahwa ia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal Revolusi Oktober Rusia; 7 November.Ia adalah seorang revolusioner Rusia dan orang kedua setelah Lenin. Trotski adalah yang mendirikan tentara merah dan juga pendiri Politbiro. Tetapi ia ditendang keluar Rusia oleh Stalin, apalagi di tahun itu Stalin telah menyingkirkan para tokoh yang dulu bersama-sama bekerja dengan Lenin selama Revolusi. Dari 23 orang “staf umum” Lenin dari tahun 1917, hanya Stalin yang masih duduk di kursinya. Lainnya meninggal, atau hilang, atau dihukum mati, atau bunuh diri, atau terbuang.
Trotski menginginkan tangan besi yang lebih keras ketimbang Lenin ketika meghadapi kaum buruh yang di tahun 1921 itu kurang mendukung jalannya pemerintahan Bolsyevik. Trotski ingin agar buruh di militerisasikan. Ia tak mau serikat buruh jadi mandiri; mereka harus menjadi abdi negara. Ia juga menegaskan bahwa partai punya “hak historis” “untuk mempertahankan kediktatorannya”. apapun perasaan dan maju mundurnya sikap kelas pekerja. Ia berbicara tentang generasi mendatang, tentang dirinya, orang sekelilingnya (para pengikutnya) dan keluarganya. Anaknya yang lelaki, Lyova seorang aktivis pengikut ayahnya, mati disebuah rumah sakit Perancis konon karena diracun. Anaknya yang perempuan, Zina bunuh diri karena merasa disia-siakan. Trotski menelan itu semua seraya rambutnya kian memutih. Ia mencoba menghimpun para pengikutnya dalam gerakan “Internasional ke-4” namun gerakan ini kocar kacir. Trotski tahu ia akan di bunuh, biarpun ia sudah terbuang dari bumi Rusia dan hidup nun jauh di Coyoacan, meksiko. Stalin musuh politiknya, berhasil memperkukuh kekuasaan di Kremlin. Sang diktator punya jaring-jaring luas yang setia keseluruh dunia di antara orang-orang komunis. Trotski juga punya pengikutnya sendiri. Tapi tak ampuh.
Di fajar 24 Mei 1940, rumahnya di Avenida Viena diserbu satu pasukan gelap. Cucu Trotski, Sieva. Bocah 12 tahun itu terluka. Untung Trotski selamat. Dan selasa pagi 20 Agustus 1940, setelah memberi makan kelinci-kelincinya, Trotski menerima Jassen Monard. Lelaki ganteng ini pacar seorang pengikut Trotski yang setia ingin menunjukkan naskahnya tentang Uni Soviet kepada Trotski. Mereka masuk ke ruang studi. Trotski duduk di depan mejanya. Jassen meletakkan jas hujan yang dibawanya. Di balik mantel itu ia ternyata membawa sebuah kapak es besar yang bergagang pendek. Serta merta, lelaki itu menghantamkan kapak tersebut ke kepala Trotski. Trotski menjerit menyerbu dan menggigit tangannya hingga kapak itu terlepas. Ia yang luka itu pun menghambur ke luar. Dia menyebut nama Jassen kepada istrinya. Setelah 24 jam di rumah sakit dalam keadaan koma, dengan kepala berdarah, Trotski tewas. Dan kemudian diketahui bahwa Jassen memang orang yang diutus Stalin, meskipun selama 20 tahun pembunuh itu membisu dipenjara Mexico. Tak mengherankan bila kemudian Stalin memberinya bintang pahlawan. Jassen kemudian bebas di tahun 1960, dan meninggal di Kuba.

0 komentar:

Sejarawan Aliran Positivisme

Sejarawan Aliran Positivisme - Didukung oleh rasionalisme di Eropa pada waktu itu berkembanglah kemudian apa yang disebut dengan positivisme yang dipelopori oleh Agust Comte, yang juga dikenal sebagai Bapak Ilmu Sosial. Positivisme adalah suatu aliran pemikiran (kejiwaan) yang mengajarkan bahwa ilmu harus dapat membuat hukum-hukumnya. Dengan demikian hanya ilmu yang  dilengkapi dengan hukum-hukumnyalah yang berhak diakui sebagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu ilmu-ilmu seperti ilmu sosial, seni termasuk sejarah juga harus mampu menyusun hukum-hukumnya.

Sejarawan Aliran Positivisme
Dalam filsafat sejarahnya Comte membuat suatu periodisasi  sejarah menjadi 3 jaman yaitu:
  • Jaman Teologi, yaitu suatu jaman dimana masyarakat hanya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini digerakkan oleh kekuasaan super natural.
  • Jaman Methafisis, yaitu jaman dimana manusia masih percaya adanya kekuatan di luar fisika yang tidak tampak sebagai penggerak dinamika kehidupan ini.
  • Jaman rasionalisme, yaitu jaman dimana manusia hanya percaya bahwa dinamika di dunia ini, termasuk benda-benda mati, kekuatannya terletak pada hukum alam itu sendiri.
Salah seorang pengikut Agust Comte yang terkenal adalah Henry Thomas Buckle, dengan karyanya yang berjudul “History of Civilization in England”.  Buku itu berisi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan mencari faktor-faktor pendorongnya. Dalam buku itu ia mempertanyakan mengapa Ilmu Pengetahuan berkembang dengan pesat di Eropa, khususnya di Ingris daripada di belahan bumi lainnya. Jawaban yang diajukan ialah bahwa iklim, kondisi tanah menjadi faktor pendorong utama dari kemajuan Eropa. Jawaban semacam itu tidak lain karena dipengaruhi oleh rasionalisme dan positivisme filsafat sejarah Comte.
Sejarawan lain yang cukup terkenal adalah N.D.F. de Coulanges dengan bukunya yang berjudul “The Ancient City”. Dalam buku itu ia menyatakan bahwa  penulisan sejarah Yunani dan Romawi sangat dipengaruhi oleh agama (Kristen Abad pertengahan). Selanjutnya dalam bukunya yang berjudul “History of the Political Institutions of Ancient France” (1870) ia menyatakan bahwa sejarah hanya bisa direkonstruksi dari dokumen-dokumen. Gagasan Coulanges yang sedemikian itu ternyata diikuti dan bahkan dikembangkan oleh Lang Louis dan Charles Seignobos yang terkenal dalam karyanya yang berjjudul “An Introduction to the Study of History” yang sesungguhnya merupakan buku teori dan metodologi sejarah. Menurut kedua sejarawan tersebut bahwa kenyataan masa lampau hanya bisa dilukiskan kembali berdasarkan dokumen-dokumen sejarah yang ada. Istilah yang sangat populer mengenai hal itu adalah “no ducument no history”.

0 komentar:

Pemikiran Sayyid Qutub dan Al-Maududi

Pemikiran Sayyid Qutub dan Al-Maududi -  Sayyid Quthb menginginkan bentuk pemerintahan supra nasional (kesatuan seluruh dunia Islam) yang sentralistis, tetapi daerah tidak sebagai jajahan, mempersamakan pemeluk agama, dan didirikan atas tiga prinsip: keadilan penguasa, ketaatan rakyat karena hasil pilihannya dan permusyawarahan antara penguasa dan rakyat. Meskipun ia tidak mempersoalkan sistem pemerintahan apapun sesuai dengan sistem kondisi masyarakat, namun pemerintahan ini bercirikan penghormatan pada superemasi hukum Islam (syari’ah). Sayyid Quthb dan juga al-Maududi adalah orang pertama yang menggunakan pengertian bahwa umat manusia adalah khalifah Allah di muka bumi sebagai dasar teori kenegaraan. 
Keduanya menolak prinsip kedaulatan rakyat dalam pengertian konsep politik Barat ., karena manusia hanyalah pelaksana kedaulatan dan hukum Tuhan yang sebab itu, manusia tidak boleh membuat kebijakan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Konsep politik Islam ini oleh al-Maududi disebut sebagai Theo-Demokrasi.

Istilah Theo-Demokrasi berasal dari dua kata, theokrsasi dan demokrasi. Dua kata yang disatukan dalam istilah ini dijelaskan Maududi bahwa kewenangan untuk menegakkan pemerintahan yang diberikan Tuhan kepada manusia dibatasi oleh undang-undang Nya yakni syari’at. Manusia diberik kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan pejabat yang melanggar atura Tuhan. Hal-hal yang tidak jelas diatur secara jelas dalam syari’at diselesaikan berdasarkan musyawarah dan konsensus kaum muslimin. Mukmin yang memiliki persyaratan dan kemampuan berijtihad diberi kesempatan untuk menafisrkan undang-undang Tuhan jika diperlukan. Undang-undang yang sudah jelas terdapat dalam nash tidak boleh seorang pun mengubah atau membantahnya. Penafsiran terhadap undang-undang yang belum jelas pengertiannya tidak boleh kontradiktif dengan ketentuan umum undang-undang Tuhan. Pemikiran pembaruan politik al-Maududi tentang teori politik pemerintahan didasari oleh tiga prinsip. Menurutnya, sistem politik Islam didasari oleh tiga prinsip tersebut, yaitu Unity of God (tauhid), Prophethood (risalah) dan Caliphate (khilafah). Aspek politik Islam akan sulit dipahami tanpa memahami secara keseluruhan akan ketiga prinsip ini.

Tauhid berarti hanya Tuhan sendirilah pencipta, penguasa dan pemelihara. Karena Tuhan adalah penguasa, segala kedaulatan di alam ini berada pada Tuhan. Dengan demikian, segala perintah dan laranganNya adalah undang-undang sehingga tidak ada seorang pun yang berhak mengklaim bahwa dirinya memiliki kedaulatan.
Risalah menurut Maududi adalah bahwa undang-undang dari Tuhan itu disampaikan kepada Rasulullah SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Perbuatan Rasulullah dengan melakukan interpretasi terhadap undang-undang itu melalui perkataan dan perbuatannya disebut sunah. Inilah yang disebut sebagai Risalah Muhammad, yang berisi segala norma dan pola hidup bagi manusia yang disebut syari’ah.
Khilafah, ia jelaskan dengan ungkapannya bahwa manusia di muka bumi ini diberi kedudukan sebagai Khalifah (perwakilan), yang berarti bahwa manusia adalah wakil Tuhan di bumi. Manusia yang dimaksudkannya adalah seluruh komunitas yang meyakini dan menerima prinsip-prinsip bahwa pemegang kepemimpinan dan yang berkuasa di alam ini adalah Tuhan, kedaulatan tertinggi ada pada Tuhan. Dengan demikian, setiap manusia yang menerima prinsip ini berarti telah menduduki posisi khilafah. Akan tetapi, manusia yang diserahi khilafah yang sah dan benar ini bukanlah perorangan, keluarga atau kelas tertentu, melainkan komunitas yang meyakini dan menerima prinsip-prinsip yang telah disebutkan dan bersedia menegakkan kekuasaannya atas dasar prinsip tersebut. Dengan demikian, pelaksanaan khilafah itu haruslah kolektif, dan Maududi menyebut teori khilafahnya yang demikian dengan nama khilafah kolektif.
Untuk memperjelas mekanisme khilafah dalam rangka melaksanakan kedaulatan Tuhan, Maududi memberikan ilustrasi sebuah perusahaan yang pengelolaannya diserahkan pada orang yang bukan pemiliknya. Perusahaan yang demikian haus memberlakukan empat syarat. Pertama, pemilik sebenarnya bukanlah si pengelola. Kedua, pengelola harus mengelola perusahaannya dengan instruksi-instruksi pemilikinya. Ketiga, pengelola harus melaksanakan kekuasaannya dalam batas-batas yang telah ditentukan pemiliknya. Keempat, pengelola itu harus melaksanakan administrasi perusahaan itu berdasarkan kehendak pemiliknya, bukan atas kehendaknya sendiri.

0 komentar:

Biografi Vladimir Lenin

Biografi Vladimir Lenin - Nama aslinya adalah Vladimir Ilyich Ulyanov (10 April (22 April menurut Kalender Gregorian) 1870 - 21 Januari 1924), adalah seorang revolusioner komunis Rusia, pemimpin partai Bolsyewik, Perdana Menteri Uni Soviet pertama dan pencipta paham Leninisme.Nama Lenin sebenarnya adalah sebuah nama samaran dan diambil dari nama sungai Lena, di Siberia.
Lenin lahir di Simbirsk, Rusia, sebagai anak dari Ilya Nikolaevich Ulyanov (1831 - 1886), seorang pegawai negeri Rusia yang berjuang untuk meningkatkan demokrasi dan pendidikan bebas untuk semua orang di Rusia. Ia beristrikan Maria Alexandrovna Blank (1835 - 1916). Seperti banyak orang Rusia, Lenin berasal dari sukubangsa yang berbeda-beda. Ia punya darah Kalmyk yang diwarisinya dari orangtua ayahnya. Dan dari ibunya ia mewarisi darah Jerman Wolga. Selain itu ayah ibunya adalah seorang Yahudi. Vladimir Ulyanov (Lenin) sendiri dibaptis dalam gereja Ortodoks Rusia.
Vladimir sendiri di sekolah pandai dalam bahasa Latin dan bahasa Yunani. Di bulan Mei 1887 kakaknya Alexander Ulyanov dihukum gantung karena turut merencanakan pembunuhan Tsar Alexander III. Hal ini membuat Vladimir menjadi radikal dan ia ditendang dari Universitas Kazan karena turut serta demonstrasi mahasiswa. Tetapi ia belajar sendiri dan pada tahun 1891 bisa mendapatkan izin menjadi seorang pengacara.
Sementara itu ketika bekerja sebagai seorang pengacara di Saint Petersburg, ia mulai mengenal karya-karya Karl Marx dan Friedrich Engels. Karena karya tentang Marxisme dilarang di Rusia, Leninpun ditangkap dan dipenjara selama setahun. Lalu ia dibuang ke Siberia.
Pada bulan Juli 1898, masih di Siberia, Lenin menikahi seorang wanita sosialis bernama Nadezhda Krupskaya. Pada tahun 1899, ia menulis buku tentang perkembangan Kapitalisme di Rusia. Pada tahun 1900, ia diperbolehkan pulang dari Siberia. Lalu ia berkeliling Eropa dan mengunjungi konferensi-konferensi Marxis.
Pada tahun 1903 Lenin bertengkar dengan para pengurus Partai Sosial-Demokrat dan Buruh Rusia mengenai struktur kepartaian. Martov seorang pengurus menginginkan sebuah struktur yang agak lepas dan otonom sedangkan Lenin menginginkan struktur yang sentralistik. Lalu partai ini pecah menjadi dua. Orang-orang Lenin disebut kaum Bolshevik yang berarti mayoritas dan orang-orang Julius Martov disebut kaum Menshevik yang berarti minoritas.
Pada bulan Februari 1917, berhubung dengan kekalahan besar Rusia di Perang Dunia I, maka Tsar Nikolas II dipaksa untuk turun tahta. Lalu dibentuk sebuah kabinet yang dipimpin oleh Alexander Kerensky. Lalu Lenin pada tanggal 16 April 1917 kembali ke Petrograd, nama kota Saint Petersburg yang telah di'Rusia'-kan.
Kemudian Lenin pada bulan Juli mencoba mengadakan pemberontakan kaum buruh. Tetapi pemberontakan ini gagal, lalu Lenin melarikan diri ke Finlandia. Pada bulan oktober ia kembali lagi dan berusaha mengadakan Revolusi Oktober. Pada saat ini ia berhasil, maka pada tanggal 7 November 1917 menurut tarikh Kalender Gregorian atau tanggal 25 Oktober menurut tarikh Kalender Julian, revolusinya berhasil dan Kerensky terpaksa melarikan diri.
Pada tanggal 30 Agustus 1918, Lenin ditembak oleh Fanya Kaplan, seorang wanita revolusioner pula, sebanyak tiga kali. Kaplan menganggap Lenin telah mengkhianati Revolusi Rusia. Lenin bisa selamat tetapi kesehatannya mulai menurun dan akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal 21 Januari 1924 setelah stroke empat kali.

0 komentar:

Biografi Fidel Castro

Biografi Fidel Castro - Fidel Castro adalah Presiden Kuba dengan masa pemerintahan paling lama. Ia merebut kekuasaan tahun 1959 dan mendirikan negara komunis dan penganut idiologi Marxisme. Ia juga dikenal sebagai tokoh organisasi non blok dan tetap mempertahankan idiologi komunis walaupun banyak negara komunis runtuh.
Castro adalah anak seorang petani gula imigran dari Spanyol. Ia bergabung dengan Partai Rakyat Kuba tahun 1947 . Di bidang pendidikan ia memperoleh gelar bidang hukum dari Universitas Havana tahun 1950. Castro memimpin organisasi bawah tanah di saat Kuba dipimpin Fulgencio Batista Y Zaldiar. Ia menyulut gerakan revolusi di Santiago tahun 1953 sehingga ditangkap dan masuk tahanan. Setelah dibebaskan tahun 1955, Castro dibuang ke Meksiko dan AS. Ia kembali ke Kuba tahun 1956 bersama 82 tahanan lainnya. 70 orang rekan-rekannya terbunuh ketika mendarat di Kuba. Castro dan dua saudaranya Raoul dan Che Guevara termasuk 12 orang lainnya selamat. Ia terus melancarkan pemberontakan yang dikenal dengan gerakan 26 Juli. Rakyat Kuba mendukungnya sehingga pemberontakannya berhasil. Bulan Desember 1958 rakyat Kuba berbaris di Havana ketika ia memproklamasikan Revolusi Kuba. Ia kemudian menjabat sebagai Presiden Dewan Negara dan Dewan Menteri.
Castro kemudian menjalin hubungan ekonomi dan persenjataan dengan Uni Sovyet karena ajakan kerjasama dengan Amerika di tolak. Ia kemudian menasionalisasi sumber daya Kuba, membentuk pemerintahan kolektif, dan membentuk negara sosialis satu partai , memenjarakan lawan-lawan politik dan orang-orang yang dianggapnya kapitalis ke penjara. Amerika marah karena Castro menasionalisasi seluruh perusahaan-perusahaan Amerika di Kuba. Tahun 1961 tentara Amerika menyokong upaya kudeta terhadap Castro, namun gagal.
Castro justru tumbuh menjadi Marxisme sejati yang makin kuat kedudukannya serta secara terbuka bersekutu dengan Uni Sovyet. Tahun 1962 dunia hampir mengalami perang nuklir setelah Uni Soviet menempatkan hulu ledak nuklir di Kuba dan diarahkan ke Amerika. Ancaman keamanan dunia tersebut akhirnya dapat diselesaikan lewat perundingan alot antara Presiden John F Kennedy dengan pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev.
Castro makin berwibawa setelah ditunjuk sebagai ketua gerakan non blok oleh negara-negara berkembang pada akhir tahun 1980. Tahun 1993 Castro terlihat mengubah pola perekonomian Kuba melalui reformasi ekonomi terbatas yang melegalisasi beberapa perusahaan swasta. Dia melanjutkan reformasi ini hingga tahun 1995 sambil tetap menjalin hubungan erat dengan negara komunis yang masih tersisa seperti Cina. Hubungan Kuba-AS sempat memburuk setelah pesawat tempur Kuba menembak dua pesawat sipil AS yang di sewa pelarian Kba bulan Februari 1996. Pada bulan Januari 1998 Castro menerima kunjungan Paus Johanes Paulus II dan beberapa pemimpin negara yang kritis terhadap Amerika seperti Iran dan Malaysia.

0 komentar:

Pelopor Metode Sejarah Kritis

Pelopor Metode Sejarah Kritis - Sejak munculnya kaum humanis pada jaman renaissance  yang merupakan tonggak sejarah atau awal jaman modern Eropa Barat, studi sejarah ilmiah menjadi semakin maju. Hal itu terutama disebabkan oleh semakin banyaknya usaha-usaha penelitian sejarah pada abad 17 dan 18. Namun demikian hal itu belum sepadan dengan usaha untuk penulisan sejarah dan karya sintesa sejarah yang mampu dihasilkan. 
Pelopor Metode Sejarah Kritis
Demikian juga dalam pendidikan universitas belum ada pendidikan kejuruan bagi para mahasiswa sejarah (sejarawan). Walaupun telah terdapat professor-profesor sejarah, andil universitas dalam pengembangan ilmu sejarah kurang menonjol. Baru pada abad 19 dan 20 terjadi perubahan yang mendasar, dimana peranan dari universitas sangat besar. Dan sebagai pionir dalam hal itu adalah Leopold van Ranke dari Jerman.
Aliran romantisisme yang cenderung mengarah kepada pengagungan terhadap kebudayaan sendiri, dalam bidang hitoriografi mengakibatkan subyektivitas yang cukup menonjol dalam penulisan sejarah. Oleh karena itu muncul reaksi dari seorang tokoh perintis metode sejarah kritis yaitu Leopold von Ranke (1795-1886). Sesudah menyelesaikan studi teologi dan filologi klasik di Leipzig (Jerman) ia menjadi guru bahasa-bahasa klasik di Frankfort a. d. Oder. Pada tahun-tahun itu ia menunjukan perhatiannya yang besar  pada penulis-penulis sejarah klasik,  namun demikian sebagai  rhasil perenungan dan pemikirannya ia mengajukan kritik-kritik yang tajam atau komentar-komentar yang negatif terhadap para sejarawan lama pada jamannya yang beraliran romantis. Dalam hal ini mengajarkan bahwa peristiwa-peristiwa  yang sunguh-sungguh terjadi adalah lebih menarik daripada ceritera yang diromantisir. Oleh karena itu ia memutuskan untuk menolak semua  semua gambaran  yang bersifat  khayalan dalam karya-karya sejarah  dan hanya berpegang teguh pada fakta-fakta.
Pada tahun 1824 terbit buku Ranke yang pertama (buku yang  kedua tidak pernah terbit), yang berjudul Geschichten der romanischen un germanischen Volkër (sejarah Jerman dan rakyat Jerman), yang meliputi periode 1494-1514. Dalam buku itu ia melukiskan dan membandingkan sejarah Jerman dengan kelebihan-kelebihannya seperti yang dimiliki bangsa Romawi yang kuat. Pada masa itu ia masih bisa dikategorikan sebagai pengikut romantisisme. Namun demikian ia sendiri sesungguhnya juga menyadari akan hal itu, sehingga itulah sebabnya bukunya yang kedua tidak pernah terbit. Artinya ia menyadari bahwa dalam karya sejarah yang romantis itu mengandung subyektivitas yang tinggi, sementara ia menghendaki untuk mengembangkan metode penelitian sejarah kritis dengan cara menyelidiki ‘kredibilitas sumber’ (kritik sumber). Mottonya yang terkenal dalam penelitian dan penulisan sejarah adalah bahwa sejarawan seharusnya berpegang pada “wat ist eigenlig geschicte” (apa yang sesungguhnya terjadi). Hanya dengan cara itulah maka kebenaran akan masa lalu bisa diungkapkan. 
Karya-karya Leopold von Ranke sebagai perintis metode sejarah kritis pada jaman modern, terutama yang berisi mengenai gambaran pertumbuhan negera-negara modern Eropa antara lain:
  • Deutsche Geschichte im Zeitalter Reformation
  • Die romischen Papste, ihre Kirche und ihr Staat im 16. und 17. Jahrhundert, Neun Bucher preussischer Geschichte.
  • Franzosische Geschichte vornehmlich im 16. und 17 Jahrhundert.
  • Englische Geschichte vornehmlich im 17. Jahrhundert
  • Weltegeschichte (membahas mengenai jaman kuno dan Abad Tengah)
Dalam karirnya Ranke bukanlah hanya terkenal sebagai peneliti yang besar dan penulis sejarah yang sempurna pada jamannya, tetapi ia juga  menyandang kehormatan dalam pendidikan untuk para sejarawan. Ia adalah yang pertama-tama merintis menyelengarakan pendidikan program kejuruan Sejarah pada Universitas Berlin. Usaha itu pertama-tama dilakukan dengan penyelengaraan seminar-seminar (ubungen) mengenai filologi klasik. Pada kesempatan itulah ia mengadakan pelatihan-pelatihan  kepada orang-orang muda mengenai metode historis, melalui cara kontak langsung dengan sumber-sumber sejarah. Latihan-latihan praktis dan metode kritis filologi itu tidak lain adalah metode kritis penelitian teks, yang menjadi  inti pendidikan kejuruan (sejarah) universitas. Itulah kemudian yang dikenal dengan istilah Rankeschuler atau  Rankean Schoool
Dari seminar-seminar yang dikuti para mahasiswa itu akhirnya  menghasilkan lebih dari 100 sejarawan yang  berkwalitas. Beberapa murid Ranke yang cukup terkenal dan memikiki nama-nama besar dalam sejarah hukum dan lembaga-lembaga pemerintah Abad Tengah  antara lain:
  • Georg Waitz (1813-1886), yang kemudian menjadi Profesor di Kiel.
  • Friedrich Wilhem Giesebrecht (1814-1889), pernah menjadi guru besar di Konigsberg dan kemudian di Munchen. Wilhelm  Wattenbach (1819-1897), menggantikan kedudukan Waitz setelah meninggal.
  • Heinrich von Sybel (1817-1895), pernah menjadi professor di Marburg, Munchen dan Bonn.
Dalam metode Ranke dokumen-dokumen tangan pertama  menempati posisi yang hakiki dan tak dapat digantikan. Tanpa dokumen-dokumen tersebut tidak akan ada sejarah dan studi sejarah “Was nicht in de Akten, hat nicht gelebt”. Dengan dokumen-dokumen itu masa lampau dapat direkonstruksi kembali dalam kenyataan individual yang  konkrit, dan juga dengan kepastian dan tidak memihak. Walaupun ada yang menyebut metode Ranke itu sebagai realisme yang naïf, namun demikian perlu dimengerti bahwa Ranke menyadari sepenuhnya obyektivitas bagi para sejarawan hanyalah merupakan cita-cita yang harus diperjuangkan (streefdoel). Menurut Ranke bahwa sejarah terdiri dari periode-peride jaman yang masing-masing mempunyai tendensi dan idealnya sendiri-sendiri. “Alle generaties zijn voor God gelijkberechtigd”

0 komentar:

B.J Habibie Profil Biodata

B.J Habibie Profil Biodata - Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.
Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.
Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
  • VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
  • Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
  • Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
  • Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
  • CN - 235
  • N-250
  • Helikopter BO-105.
  • Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
  • Beberapa proyek rudal dan satelit.
Tanda Jasa/Kehormatan :
  • 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
  • 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
  • Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
  • 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
  • 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
  • 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
  • 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
  • 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
  • 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
  • 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
  • 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
  • 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
  • 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia.

0 komentar:

Biografi Mustafa Kemal Attaturk

Biografi Mustafa Kemal Attaturk - Mustafa Kemal Attaturk dikenal sebagai founding Republik Turki sekaligus presiden pertama negara tersebut sejak terjadi perubahan bentuk negara dari kekhalifahan menjadi republik. Ia menjabat sebagai presiden sejak tahun 1923 hingga tahun 1939. Nama Attaturk (Bapak Turki) diberikan kepadanya oleh Grand National Assembly sebagai penghargaan atas jasanya mendirikan Republik Turki.
Biodata
  • Nama: Mustafa Kemal Attaturk
  • Kelahiran: Salonika/Thessaloniki, Yunani 12 Maret 1881
  • Meninggal: Istambul Turki 10 November 1938
  • Pendidikan: Sekolah militer Salonika dan Monastir; Akademi Militer Istambul
  • Riwayat singkat: Lulus Akmil Istambul (1905); Membentuk kelompok rahasia tanah air dan masyarakat bebas (1906); Mengukir prestasi dalam perang Gallipoli melawan Sekutu (1915); Menyatukan gerakan nasional Turki melawan Yunani dan terpilih sebagai presiden Kongres Nasional (1919); Membentuk Republik Turki dan terpilih sebagai presiden (1923); Memulai program reformasi dibidang hukum, politik, dan kebudayaan (1924); Memakai gelar Attaturk (1933).
Mustafa adalah anak seorang pegawai rendahan yang beralih profesi sebagai pedagang kayu. Saat berumur 12 tahun, ia masuk sekolah militer Salonika dan Monastir,pusat Yunani anti Turki dan nasionalisme Slavia. Tahun 1899 ia kemudian masuk di Akademi Militer di Istambul tan lulus dengan pangkat kapten bulan Januari 1905. Mustafa kemudian ditugaskan di Suriah, namun ia membentuk kelompok rahasia Tanah Air dan Masyarakat Bebas (1906). Ia kemudian dipindahtugaskan di Salonika dan di sini bergabung dengan Komite gabungan dan Kemajuan yang emmulai Revolusi Pemuda Turki merobohkan rejim yang berkuasa.
Atas jasanya dalam peperangan di Libya melawan Italia, Mustafa dipromosikan menjadi Mayor bulan November 1911. Ia kemudian memimpin benteng pertahanan Dardanella pada masa Perang Balkan (1912-1913), kemudian berpindah tugas menjadi atase militer di Bulgaria. Selama Perang dunia I berkecamuk, Turki berpihak pada Jerman dan melawan negara-negara Sekutu. Ia mengukir prestasi dalam pertempuran Gallipoli (1915) dengan memukul mundur pasukan sekutu. Mustafa kemudian berpindah tugas di Suriah memimpin pasukan khusus sebelum terjadi gencatan senjata tahun 1918.
Bulan Mei 1919 tentara Yunani menginvansi Izmir di Pesisir Semenanjung Anatolia dan melakukan pembantaian terhadap penduduk setempat. Mustafa bersama gerakan nasional Turki bangkit melakukan perlawanan bersenjata. Kelompok pimpinan Mustafa menghadapi dua lawan sekaligus, pertama melawan kekuasaan Sultan Utsmani yang ingin membagi-bagi wilayah Turki.
Tahun 1920 posisi pemerintah Istambul merosot akibat menyetujui pencaplokan ibukota olehsekeutu dengan menandatangani perjanjian Sevres yang mengakui kontrol Yunani atas beberapa bagian wilayah Turki. Mustafa bersama gerakan nasionalis kemudian membentuk pemerintah tandingan di Ankara pada bulan April 1920. Ia bersama gerakan nasionalis akhirnya memenangkan perang melawan Pendudukan Yunani dan merebut kembali Izmir pada bulan September.
Kesultanan Turki akhirnya berakhir tanggal 1 November 1922 dan Republik Turki di proklamasikan 29 Oktober 1923 dengan Attaturk sebagai presidennya. Ia segera melakukan perubahan besar-besaran dalam bidang politik, kebudayaan dan hukum sesuai dengan cita-citanya membentuk Turki menjadi negara sekuler. Ia menghapus otoritas religius para Sultan, membubarkan semua institusi Islam, memperkenalkan hukum, pakaian dan penanggalan barat,menggunakan huruf latin, dan menghapus konstitusi yang menyatakan bahwa Islam sebagai agama negara. Idiologi attaturk dikenal dengan enam prinsip yaitu republikanisme, nasionalisme, populisem (kerakyatan), staeisme (kenegaraan) sekularisme dan revolusionisme.

0 komentar:

Dr. Sun Yat Sen Pelopor Nasionalisme China

Dr. Sun Yat Sen Pelopor Nasionalisme China - Dr Sun Yat Sen adalah tokoh nasional Cina yang berjuang untuk persatuan nasional Cina, pembangunan ekonomi, dan pembentukan pemerintahan republik. Ia sangat berpengaruh dalam sejarah Cina modern. Lahir 12 November 1866 di Guang dong Cina, anak seorang petani miskin yang merantau ke Honolulu Hawai Amerika Serikat mengikuti kakak lelakinya untuk menempuh pendidikan. Sun Yat Sen kembali ke Cina tahun 1883, kemudian pindah ke Hongkong untuk menempuh pendidikan kedokteran hingga lulus tahun 1892.

Dr Sun Yat Sen memutuskan meninggalkan dunia medis dan kembali ke Hawai mendirikan organisasi pergerakan untuk menjatuhkan penguasa Manchu. Langkah ini disebabkan kegundahannya melihat kemerosotan Cina pada masa dinasti Qing yang sangat korup. Setelah kekalahan Cina dalam perang Cina-Jepang tahun 1894-1895 Sun Yat Sen kembali ke Hongkong merancang pemberontakan Guangzhou.  Walaupun usahanya ini gagal, namun semangat nasionalisme dan gerakan revolusioner mulai tumbuh di masyarakat Cina terutama di perantauan. Namanya terkenal di dunia internasional setelah ditahan oleh kedutaan Cina di London tahun 1896. Selama 16 tahun berikutnya ia banyak berkelana mempelajari secara intensif pemikiran politik dan ekonomi barat dan membangun arah politik dan ekonomi negerinya.
Sun Yat Sen anyak mendapat dukungan secara finansial, moral maupun politik dari dunia internasional. Banyak kolega, koneksi-koneksi luar negerinya yang memberikan bantuan seperti dari pemerintah Jepang tahun 1897. Para intelektual Cina di perantauan juga memberikan dukungan penuh sehingga tahun 1905 ia segera mendirikan T`ung meng Hui (Liga Revolusioner gabungan) yang memberjuangkan tiga visi yaitu nasionalisme, demokrasi dan kesejahteraan rakyat. Gerakan Sun Yat Sen ini akhirnya membuahkan hasil pada bulom Oktober 1911. Dinasti Manchu tidak mampu membendung gelombang pemberontak sehingga awal tahun 1912 Dr Sun Yat Sen terpilih menjadi presiden sementara RRC yang baru didirikan. Namun untuk menghindari perang saudara, ia kemudian mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan kepada Yuan Shikai, mantan menteri pada masa kekaisaran. Ambisi Yuan dalam kekuasaan tercium gelagatnya oleh Sun Yat Sen, sehingga ia segera melancarkan perlawanan hingga menjatuhkannya dari kursi kekuasaan tahun 1916.
Dr Sun Yat Sen kemudian mengubah organisasinya menjadi partai politik Kuomintang dan tahun 1917 ia membentuk pemerintahan sendiri di Guangzhou untuk menandingi sisa-sisa penerus Yuan di Beijing. Ia segera memperkuat militer dan menerima bantuan dari Uni Soviet untuk memperkuat pemerintahannya. Pada tahun 1923-1924 ia membentuk aliansi sementara dengan kelompok komunis hingga terbentuklah Kongres Nasional pertama (KMT) dan partai komunis menjadi salah satu anggotanya.
Sejak tahun 1923 hingga kematiannya ia tercatat sebagai kepala pemerintahan KMT yang diubahnya sesuai dengan sistem Uni Soviet. Basis massa Sun Yat Sen terutama di Guangzhou berasal dari kelompok pelajar, pekerja, rakyat bawah, dan tentara. Di akhir-akhir hidupnya ia senantiasa berjuang untuk persatuan Cina dengan membujuk berbagai tokoh faksi untuk meninggalkan ambisi pribadi. Setelah ia wafat tanggal 12 Maret 1925, perjuangannya diteruskan oleh Chiang Kai Shek yang akhirnya berhasil menyatukan Cina. Namun Chiang Kai Shek akhirnya juga tersingkir ke Taiwan setelah meletusnya perang saudara antara kelompok nasionalis dengan komunis.

0 komentar: