Akulturasi Islam Dalam Bidang Kalender
Akulturasi Islam
Dalam Bidang Kalender Menjelang tahun ketiga pemerintahan Khalifah Umar bin
Khattab, beliau berusaha membenahi kalender Islam. Perhitungan tahun yang
dipakai atas dasar peredaran bulan (komariyah). Umar menetapkan tahun 1 H
bertepatan dengan tanggal 14 September 622 M, sehingga sekarang kita mengenal
tahun Hijriyah. Sistem kalender itu juga berpengaruh di Nusantara. Bukti perkembangan
sistem penanggalan (kalender) yang paling nyata adalah sistem kalender yang diciptakan
oleh Sultan Agung. Ia melakukan sedikit perubahan, mengenai nama-nama bulan
pada tahun Saka. Misalnya bulan Muharam diganti dengan Sura dan Ramadan diganti
dengan Pasa. Kalender tersebut dimulai tanggal 1 Muharam tahun 1043 H. Kalender
Sultan Agung dimulai tepat dengan tanggal 1 Sura tahun 1555 Jawa (8 Agustus
1633).
Masih terdapat beberapa bentuk lain dan akulturasi antara kebudayaan
pra-Islam dengan kebudayaan Islam. Misalnya upacara kelahiran perkawinan dan
kematian. Masyarakat Jawa juga mengenal berbagai kegiatan selamatan dengan
bentuk kenduri. Selamatan diadakan pada waktu tertentu. Misalnya, selamatan
atau kenduri pada 10 Muharam untuk memperingati Hasan-Husen (putra Ali bin Abu
Thalib), Maulid Nabi (untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad), Ruwahan
(Nyadran) untuk menghormati para leluhur atau sanak keluarga yang sudah
meninggal.
0 komentar: