Kerajaan Majapahit
Setelah Singhasari jatuh, berdirilah kerajaan
Majapahit yang berpusat di Jawa Timur, abad ke-14 - ke-15 M. Berdirinya kerajaan
ini sebenarnya sudah direncanakan oleh Kertarajasa Jayawarddhana (Raden
Wijaya). Ia mempunyai tugas untuk melanjutkan kemegahan Singhasari yang saat
itu sudah hampir runtuh. Saat itu dengan dibantu oleh Arya Wiraraja seorang
penguasa Madura, Raden Wijaya membuka hutan di wilayah yang disebut dalam kitab
Pararaton sebagai hutannya orang Trik. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya
diambil dari buah maja, dan rasa “pahit” dari buah tersebut. Ketika pasukan
Mongol tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur
melawan Jayakatwang.
Kemajuan peradaban Majapahit itu tidak hilang dengan
runtuhnya kerajaan itu. Pencapaian itu terus dipertahankan hingga masa
perkembangan Islam di Jawa. Peninggalan peradaban Majapahit juga dapat kita
saksikan pada perkembangan lingkup kebudayaan Bali pada saat ini. Kebudayaan
yang masih dikembangkan hingga masa Islam adalah cerita wayang yang berasal
dari epos India yaitu Mahabharata dan Ramayana, serta kisah asmara Raden Panji
dengan Sekar Taji (Galuh Candrakirana). Selain itu dapat kita saksikan juga
pada unsur arsitekturnya bentuk atap tumpang, seni ukir sulur-suluran dan
tanaman melata, senjata keris, lokasi keramat, dan masih banyak lagi.
Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya
berbalik menyerang pasukan Mongol sehingga memaksa mereka menarik pulang
kembali pasukannya. Pada masa pemerintahannya Raden Wijaya mengalami pemberontakan
yang dilakukan oleh sahabat-sahabatnya yang pernah mendukung perjuangan dalam
mendirikan Majapahit.
Setelah Raden Wijaya wafat, ia digantikan oleh puteranya Jayanegara.
Jayanegara dikenal sebagai raja yang kurang bijaksana dan lebih suka
bersenang-senang. Kondisi itulah yang menyebabkan pembantu-pembantunya
melakukan pemberontakan. Di antara pemberontakan tersebut, yang dianggap paling
berbahaya adalah pemberontakan Kuti. Pada saat itu, pasukan Kuti berhasil
menduduki ibu kota negara. Jayanegara terpaksa menyingkir ke Desa Badander di
bawah perlindungan pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada. Gajah Mada kemudian
menyusun strategi dan berhasil menghancurkan pasukan Kuti. Atas jasa-jasanya,
Gajah Mada diangkat sebagai patih Kahuripan (1319-1321) dan patih Kediri
(1322-1330).
Kerajaan Majapahit penuh dengan intrik politik dari dalam
kerajaan itu sendiri. Kondisi yang sama juga terjadi menjelang keruntuhan
Majapahit. Masa pemerintahan Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwarddani adalah
pembentuk kemegahan kerajaan. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian
ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk. Pada masa
Hayam Wuruk itulah Majapahit berada di puncak kejayaannya. Hayam Wuruk disebut
juga Rajasanagara. Ia memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada
masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Majapahit mencapai zaman
keemasan. Wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas, bahkan melebihi luas wilayah
Republik Indonesia sekarang. Oleh karena itu, Muhammad Yamin menyebut Majapahit
dengan sebutan Negara nasional kedua di Indonesia. Seluruh kepulauan di Indonesia
berada di bawah kekuasaan Majapahit. Hal ini memang tidak dapat dilepaskan dan
kegigihan Gajah Mada. Sumpah Palapa, ternyata benar-benar dilaksanakan. Dalam
melaksanakan cita-citanya, Gajah Mada didukung oleh beberapa tokoh, misalnya Adityawarman
dan Laksamana Nala. Di bawah pimpinan Laksamana Nala Majapahit membentuk angkatan
laut yang sangat kuat. Tugas utamanya adalah mengawasi seluruh perairan yang
ada di Nusantara. Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami
kemajuan di berbagai bidang.
Menurut Kakawin Nagarakertagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan
Majapahit meliputi Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan
Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan
Filipina. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian
selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.
SUMPAH PALAPA
Pada saat diangkat sebagai Mahapatih Gajah Mada bersumpah bahwa
ia tidak akan beristirahat (amukti palapa) jika belum dapat menyatukan seluruh
Nusantara. Sumpah itu kemudian dikenal dengan Sumpah Palapa sebagai berikut : “Lamun
huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, amun kalah ring Gurun, ring seran,
Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo,ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik,
saman isun amukti palapa”. Artinya: “Setelah tunduk Nusantara, saya akan
beristirahat; Sesudah kalah Gurun seran, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo,
Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, barulah saya akan beristirahat” Politik dan
Pemerintahan Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan yang teratur.
Raja memegang kekuasaan tertinggi.
Dalam melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh berbagai badan
atau pejabat berikut.
- Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja, terdiri atas Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan I Halu.
- Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih atau Patih Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga dan Rakryan Kanuruhan.
Kelima pejabat ini dikenal sebagai Sang Panca ring
Wilwatika. Di antara kelima pejabat itu Rakryan Mapatih atau Patih Mangkubumi merupakan
pejabat yang paling penting. Ia menduduki
tempat sebagai perdana menteri. Bersama sama raja, ia menjalankan
kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu terdapat pula dewan pertimbangan yang
disebut dengan Batara Sapta Prabu.
Struktur tersebut ada di pemerintah pusat. Di setiap daerah
yang berada di bawah raja-raja, dibuatkan pula struktur yang mirip. Untuk
menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, dibentuklah badan peradilan
yang disebut dengan Saptopapati. Selain itu disusun pula kitab hukum oleh Gajah
Mada yang disebut Kitab Kutaramanawa. Gajah Mada memang seorang negarawan yang
mumpuni. Ia memahami pemerintahan strategi perang dan hukum.
Untuk mengatur kehidupan beragama dibentuk badan atau
pejabat yang disebut Dharmadyaksa. Dharmadyaksa adalah pejabat tinggi kerajaan
yang khusus menangani persoalan keagamaan. Di Majapahit dikenal ada dua Dharmadyaksa
sebagai berikut.
- Dharmadyaksa ring Kasaiwan, mengurusi agama Syiwa (Hindu),
- Dharmadyaksa ring Kasogatan, mengurusi agama Buddha.
Dalam menjalankan tugas, masing-masing Dharmadyaksa dibantu
oleh pejabat keagamaan yang diberi sebutan Sang Pamegat. Kehidupan beragama di
Majapahit berkembang semarak. Pemeluk yang beragama Hindu maupun Buddha saling
bersatu. Pada masa itupun sudah dikenal semboyan Bhinneka Tunggal Ika, artinya,
sekalipun berbeda-beda baik Hindu maupun Buddha pada hakikatnya adalah satu
jua. Kemudian secara umum kita artikan berbeda-beda akhirnya satu jua Berkat
kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, kehidupan politik, dan stabilitas
nasional Majapahit terjamin.
Hal ini disebabkan pula karena kekuatan tentara Majapahit dan
angkatan lautnya sehingga semua perairan nasional dapat diawasi. Majapahit juga
menjalin hubungan dengan negaranegara/kerajaan lain. Hubungan dengan Negara
Siam, Birma, Kamboja, Anam, India, dan Cina berlangsung dengan baik. Dalam
membina hubungan dengan luar negeri, Majapahit mengenal motto Mitreka Satata,
artinya negara sahabat.
Kehidupan Sosial
Ekonomi
Di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk, rakyat Majapahit
hidup aman dan tenteram. Hayam Wuruk sangat memperhatikan rakyatnya. Keamanan
dan kemakmuran rakyat diutamakan. Untuk itu dibangun jalan-jalan dan
jembatanjembatan. Dengan demikian lalu lintas menjadi lancar. Hal ini mendukung
kegiatan keamanan dan kegiatan perekonomian, terutama perdagangan. Lalu lintas
perdagangan yang paling penting melalui sungai. Misalnya, Sungai Bengawan Solo
dan Sungai Brantas. Akibatnya desa-desa di tepi sungai dan yang berada di muara
serta di tepi pantai, berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan. Hal itu
menyebabkan terjadinya arus bolak-balik para pedagang yang menjajakan barang dagangannya
dari daerah pantai atau muara ke pedalaman atau sebaliknya.Bahkan di daerah
pantai berkembang perdagangan antar daerah, antar pulau, bahkan dengan pedagang
dari luar.Kemudian timbullah kota-kota pelabuhan sebagai pusat pelayaran dan
perdagangan. Beberapa kota pelabuhan yang penting pada zaman Majapahit, antara
lain Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, dan Tuban. Pada waktu itu banyak
pedagang dari luar seperti dari Cina India, dan Siam.
Adanya pelabuhan-pelabuhan tersebut mendorong munculnya
kelompok bangsawan kaya. Mereka menguasai pemasaran bahan-bahan dagangan pokok
dari dan ke daerahdaerah Indonesia Timur dan Malaka. Kegiatan pertanian juga
dikembangkan. Sawah dan ladang dikerjakan secukupnya dan dikerjakan secara bergiliran.
Hal ini maksudnya agar tanah tetap subur dan tidak kehabisan lahan pertanian.
Tanggul-tanggul di sepanjang sungai diperbaiki untuk mencegah bahaya banjir.
Perkembangan Sastra
dan Budaya
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, bidang sastra mengalami
kemajuan. Karya sastra yang paling terkenal pada zaman Majapahit adalah Kitab
Negarakertagama. Kitab ini ditulis oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 M. Di
samping menunjukkan kemajuan di bidang sastra, Negarakertagama juga merupakan
sumber sejarah Majapahit. Kitab lain yang penting adalah Sutasoma. Kitab ini
disusun oleh Empu Tantular. Kitab Sutasoma memuat kata-kata yang sekarang menjadi
semboyan negara Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Di samping itu, Empu
Tantular juga menulis kitab Arjunawiwaha.
Bidang seni bangunan juga berkembang. Banyak bangunan candi
telah dibuat. Misalnya Candi Penataran dan Sawentar di daerah Blitar, Candi
Tigawangi dan Surawana di dekat Pare, Kediri, serta Candi Tikus di Trowulan.
Keruntuhan Majapahit lebih disebabkan oleh ketidakpuasan
sebagian besar keluarga raja, setelah turunnya Hayam Wuruk. Perang Paregrek
telah melemahkan unsur-unsur kejayaan Majapahit. Meskipun peperangan berakhir, Majapahit
terus mengalami kelemahan karena raja yang berkuasa tidak mampu lagi
mengembalikan kejayaannya. Unsur lain yang menyebabkan runtuhnya Majapahit
adalah semakin meluasnya pengaruh Islam pada saat itu.
Semoga kita Semua tidak akan Lupa dgn Sejarah Indonesia yg sangat erat hubungannya dengan Kerajaan majapahit yg menyatukan Nusantara, semoga Indonesia tetap Jaya
BalasHapusSemoga kita Semua tidak akan Lupa dgn Sejarah Indonesia yg sangat erat hubungannya dengan Kerajaan majapahit yg menyatukan Nusantara, semoga Indonesia tetap Jaya
BalasHapus