Kerajaan Demak
Kerajaan Demak - Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa
Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai yang
dikelilingi oleh daerah rawa yang luas dikelilingi peraiaran laut Muria. Bintoro
yang menjadi pusat kerajaan Demak yang terletak antara bergola dan jepara,
dimana bergola adalah sebuah pelabuhan yang penting pada masa Kerajaan Mataram
( Wangsa Syailendra ), sedangkan Jepara akhirnya berkembang menjadi pelabuhan
yang penting bagi kerajaan Demak.
Kehidupan politik
lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena
menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian
Timur, serta keadaan Majapahit yag sudah hancur, maka Demak berkembang menjadi
kerajaan besar di pulau Jawa, dan memiliki peranan penting dalam rangka
penyebaran agama islam, khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil
menggantikan peran Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511
Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya
Kehidupan Ekonomi
kerajaan Demak, karena Demak terletak di wilayah yang sangat strategis yaitu di
jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak berkembang menjadi kerajaan
maritim. Dalam kegiatan perdagangannya, Demak berperan sebagai penghubung
daerah penghasil rempah-rempah di wilayah Indonesia bagian timur dan penghasil rempah-rempah di
Indonesia bagian barat. Dengan demikian perdagangan di Demak semakin
berkembang. Dan hal inI juga didukung oleh pengusaan Demak terhadap
pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa. Sebagai kerajaan islam
yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah
pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi
komoditi dagang. Dengan demikian, kegiatan perdagangannya di tunjang oleh hasil
pertanian, yang mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan dibidang ekonomi.
Kehidupan sosial
dan budaya masyarakat Demak lebih
berdasarkan pada agama dan budaya islam, karena pada dasarnya Demak adalah
pusat penyebaran Islam pertama di pulau Jawa. Sebagai pusat penyebaran Islam,
Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan
Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang
penting pada masa perkembangan kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh
Sunan Kudus yang memberi nasihat kepada Raden Patah untuk membuat siasat menghancurkan kekuatan potugis dan membuat
pertahanan yang kuat di Nusantara. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat
antara raja/ bangsawan, para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat
tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di Masjid
maupun di Pondok Pesantren, sehingga tercipta kebersamaan atau Ukhuwah Islamiah
( Persaudaraan di antara orang- orang Islam )
Demikian pula di bidang budaya, banyak hal yang menarik yang merupakan peninggalan dari kerajaan Demak.Salah satunya adalah Masjid Demak, dimana salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan- pecahan kayu yang disebut dengan soko Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan Masjid ( pendopo ) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar- dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad SAW) yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon. Hal tersebut menunjukan adanya akulturasi kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Islam.
0 komentar: