Peran Bahasa Dalam Proses Integrasi
Peran Bahasa Dalam Proses Integrasi Perlu
juga kamu pahami bahwa bahasa juga memiliki peran yang strategis dalam proses
integrasi. Kamu tahu bahwa Kepulauan Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau
yang dihuni oleh aneka ragam suku bangsa. Tiap-tiap suku bangsa memiliki bahasa
masingmasing. Untuk mempermudah komunikasi antarsuku bangsa, diperlukan satu
bahasa yang menjadi bahasa perantara dan dapat dimengerti oleh semua suku
bangsa. Jika tidak memiliki kesamaan bahasa, persatuan tidak terjadi karena di
antara suku bangsa timbul kecurigaan dan prasangka lain.
Bahasa merupakan sarana pergaulan. Bahasa Melayu digunakan
hampir di semua pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Untuk lebih mendalami, silakan
membaca buku Sartono Kartodirdjo. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900
dari Emporium sampai Imperium.
Nusantara. Bahasa Melayu sejak zaman kuno sudah menjadi bahasa resmi negara Melayu (Jambi). Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi dan bahasa ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M, Prasasti Talang Tuo tahun 684 M, Prasasti Kota Kapur tahun 685 M, dan Prasasti Karang Berahi tahun 686 M. Para pedagang di daerah-daerah sebelah timur Nusantara, juga menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Dengan demikian, berkembanglah bahasa Melayu ke seluruh Kepulauan Nusantara. Pada mulanya bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa dagang. Akan tetapi lambat laun bahasa Melayu tumbuh menjadi bahasa perantara dan menjadi lingua franca di seluruh Kepulauan Nusantara. Di Semenanjung Malaka (Malaysia seberang), pantai timur Pulau Sumatra, pantai barat Pulau Sumatra, Kepulauan Riau, dan pantai-pantai Kalimantan, penduduk menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan. Masuk dan berkembangnya agama Islam, mendorong perkembangan bahasa Melayu. Buku-buku agama dan tafsir al Qur’an juga mempergunakan bahasa Melayu. Ketika menguasai Malaka, Portugis mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Portugis, namun kurang berhasil. Pada tahun 1641 VOC merebut Malaka dan kemudian mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Melayu. Jadi, secara tidak sengaja, kedatangan VOC mengembangkan bahasa Melayu.
0 komentar: