Sejarah Perangko
Kata Prangko berasal dari kata Franco. Kata ini pun diperkirakan berasal dari seorang Itali yaitu Francesco de Tassis dari keluarga “Thurn and Taxis.�h Dia rnembuat suatu pengantaran pos di Eropa. Rute pengantaran pos yang pertama pada tanggal 18 Januari 1505. Pengantaran pos ini hanya terbatas di kalangan bangsawan atau raja saat itu.
Pengantaran surat di jarnan dulu dilakukan berbagai cara. Antara lain dengan rnenggunakan merpati pos, kuda, atau pun hanya berjalan kaki. Di Baghdad pernah menggunakan kerbau berkereta, di India pernah rnenggunakan sepeda, dan di Rusia pernah menggunakan unta, anjing, rusa. Pada abad ke-19 telah dikenal kantor pos.
Cara pengiriman maupun sistim pembayaran, lain sekali dibandingkan saat kini. Pada saat itu si penerima suratlah yang harus membayar ongkos kirimnya. Kalau kini, si pengirim suratlah yang membayarnya.
Betapa sedihnya seorang yang tak punya uang saat itu bila menerima surat. Apalagi kalau surat itu ternyata surat penting. Bedakanlah dengan saat sekarang ini. Orang kaya atau miskin tak jadi soal, bahkan akan bergembira bila menerima surat walaupun kantong sedang kosong.
Penyalahgunaan kebaikan bidang jasa ini bermunculan pula. Sebagai contoh adalah kisah cinta sepasang muda-mudi di Inggris.
Tempat tinggal mereka satu dengan yang lain berjauhan. Suatu ketika kedua remaja tadi bertemu muka. Mereka membuat tanda-tanda tertentu yang hanya diketahui artinya oleh mereka berdua saja. Mereka kembali pulang dan berkali-kali berhubungan hanya melalui surat tanpa harus membayar sedikit pun.
Bagaimana bisa terjadi?
Ternyata si pemuda menulis surat dengan tanda-tanda tadi yang mereka setujui. Setelah sampai di tangan si pemudi, lalu dikatakan kepada tukang pos yang membawa surat dari si pemuda, bahwa dia tak mengenal si pengirim surat.
Tentu saja sebelum dikatakan demikian, surat itu dibaca dulu dengan tanda tanda yang tertera di kertas amplop surat itu.
Dengan demikian surat tidak diterimanya, dikembalikan langsung kepada petugas pos dan si pemudi pun tak usah membayar biaya pos.
Kejadian yang merugikan pihak pos tersbeut sempat dilihat seorang bangsawan Inggris, Sir Rowland Hill. Ia lahir tanggal 3 Desember 1795, anak seorang guru, Thomas Wright Hill (memiliki 6 putera dan 2 puteri). Rowland senang membaca buku dongeng anak-anak yang bersifat pendidikan yang dikarang oleh Miss Edgewordh.
Pada usia 31 tahun Rowland Hill pindah dari Birmingham ke daerah dekat London. Bersama salah seorang saudaranya, Rowland Hill mendirikan sebuah sekolah istimewa di Bruce Castle, Tottenham. Rowland juga memperkenalkan sistim mengajar yang disebut ‘Hazlewood’.
Sistem itu mengungkapkan dan mengakui bahwa kebenaran adalah sangat penting bagi mahasiswa yang demokratis agar suatu pendidikan bisa berhasil.
Rowland Hill mengajukan sebuah tulisan yang berjudul “Post Office Reform., Its Importance and Practicability. Isinya sekitar pembaharuan sistim pos yang ada, yaitu tarip pos yang sama untuk seluruh bagian Inggris sampai dengan kiriman yang beratnya setengah ons.
Rincian proposal itu sebenarnya terdiri dari tiga diktum.
a. Ongkos pengiriman surat harus diturunkan, Apabila ongkos pengiriman surat turun, diharapkan terjadi peningkatan arus surat, peningkatan jumlah surat yang dikirim.
b. Untuk lebih merangsang masyarakat agar lebih saling berkirim surat, perlu ditetapkan tarip pos yang seragam dengan tidak memandang jarak tempuh surat tersebut.
c. Untuk menghindari penyalahgunaan biaya pengiriman surat, maka biaya pos harus dibayar di muka dengan menempelkan secarik kertas tanda pelunasan yang saat ini kita kenal bernama Prangko.
Usulnya ini setelah mengalami perdebatan panjang, akhirnya diterima parlemen Inggris dan ketetapan itu mulai berlaku resmi mulai tanggal 1 Januari 1940.
Rowland pada tahun 1846 ditunjuk menjadi Sekretaris Postmaster General. Antara tahun 1854-1856 Rowland Hill mendapatkan kepercayaan untuk menduduki jabatan sebagai Sekretaris Perusahaan Jawatan Pos suatu kedudukan yang tinggi waktu itu. Lalu tahun 1860 Rowland Hill menerima penghargaan tinggi dengan gelar Knight.
Dianggap berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nasional, maka Rowland dianugerahi gelar ” Sir” di muka namanya pada tahun 1864 setelah pensiun. Demikian pula Parlemen memberikan hadiah 20.000 poundsterling dan berhak setiap tahunnya menerima uang pensiun sebesar 2.000 poundsterling.
Rowland Hill, Bapak Prangko, meninggal di Hampstead pada tanggal 27 Agustus 1879 dan dimakamkan dengan upacara kebesaran nasional di Westminster Abbey, London.
Untuk rancangan armplop surat dibuatlah oleh William Mulready. Sedangkan pencetak dari Dundee serta pemilik took buku James Chalmers (1782- 1853). Ia mengusulkan kepada Rowland Hill untuk membuat prangko berperekat.
Pengusul prangko berperekat sebenarnya bukan hanya James Chalmers, tetapi juga seorang Austria dan Ljubljana (bangsa Slovenia) bernama L. Kosir, yang pernah pula pula memiliki ide serupa.
Pada akhirnya dibuatlah prangko Penny Hitam yang terkenal itu. Rowland Hill mencontohnya dari gambar sebuah medali peringatan yang dibuat oleh William Wyon.
Medali berukir gambar Ratu Victoria (hanya bagian kepala). Dari gambar tersebut Rowland Hill merancang prangko Black Penny dengan dibantu Charles serta Frederic Heath (ayah dan anak) untuk pewarnaannya. Sedangkan pencetak prangko pertama ini adalah Perkins, Bacon and Co. Prangko bernilai nominal satu Penny. Berkat usaha keras Sir Rowland Hill, kini ia dijuluki sebagai Bapak Prangko Internasional.
Olehkarena sejak pertama Inggris menggunakan prangko dengan gambar Ratu tanpa nama negara, sampai kini pun prangko Inggris merupaan satu-satu prangko yang muncul tanpa nama negara, hanya logo (bayangan) Ratu sebagai lambing atau tanda prangko Inggris menggantikan nama negara pada prangkonya. Prangko Black Penny ini resmi dikeluarkan dan dipakai secara resmi pada perposan, pada tanggal 6 Mei 1840. Prangko ini bukan prangko tertua di dunia. Ada prangko yang ke luar sebelum tanggal tersebut.
Seperti ditemukannya surat berprangko dengan cap tanggal 20 Pebruari 1839. Surat itu ditulis oleh Ny. Egarter, isteri Kepala Jawatan Pos di Stital, Austria, untuk putrinya bernama Konstanzia.
Prangko bernilai satu Kreuzer. Prangko sebelum 6 Mei 1840 bukanlah prangko pertama yang resmi. Hal ini disebabkan prangko sebelum tanggal 6 Mei 1840 hanya dipakai oleh Badan organisasi tertentu saja dan juga kaum bangsawan atau raja-raja. Jadi buka untuk masyarakat umum keseluruhan.
Sedangkan prangko Black Penny diresmikan oleh pemerintah saat itu dan dapat dipakai oleh semua orang untuk biaya pengiriman surat serta sesuai dengan tujuan dari prangko itu sendiri.
Ada pula sebuah kasus ditemukannya prangko Black Penny yang bercap tanggal 2 Mei 1840. Hal ini bisa saja terjadi dengan penjelasan berikut. Prangko Black Penny telah selesai dicetak sebelum 2 Mei 1840. Setelah selesai dicetak, prangko disebarkan ke berbagai kantorpos guna persiapan pengeluaran resmi tanggal 6 Mei 1840.
Ternyata ada Kepala Kantorpos kota Bath kurang jelas mendengar instruksi tersebut. Maka terjadilah hal-hal yang tak diinginkan dengan pemberian cap pada prangko Black Penny tanggal 2 Mei 1840 di Bath.
Yang mengherankan, tidak ditemukan prangko prangko Black Penny dengan cap tanggal 3, 4, dan 5 Mei 1840. Rupany mungkin sang kepal kantorpos segera sadar terjadi kelalaian saat tanggal 2 Mei 1840 sehingga keesokan harinya kesalahan tak terulang.
Menyusul Inggris, negara lainpun menerbitkan prangko antara lain Zurich, Geneve, Basel (ketiganya di Swiss), Mauritius, Prancis, Bavaria, Amerika Serikat dan Brazil.
Sedangkan di Indonesia, dulu bernama Pemerintah Hindia Belanda, pada tanggal 1 April 1864 menerbitkan prangko pertama kali. Prangko tersebut berwarna merah anggur dengan harga nominal 10 cent dan menampilkan gambar Raja Willem III.
Pada awalnya prangko hanya memuat gambar Kepala Negara (Raja dan Ratu), lambang Negara atau angka yang menunjukkan harga nominal saja. Perkembangan selanjutnya memunculkan prangko dengan berbagai macam rancangan.
(Dikutip dari: www.prangko.com)
Pengantaran surat di jarnan dulu dilakukan berbagai cara. Antara lain dengan rnenggunakan merpati pos, kuda, atau pun hanya berjalan kaki. Di Baghdad pernah menggunakan kerbau berkereta, di India pernah rnenggunakan sepeda, dan di Rusia pernah menggunakan unta, anjing, rusa. Pada abad ke-19 telah dikenal kantor pos.
Cara pengiriman maupun sistim pembayaran, lain sekali dibandingkan saat kini. Pada saat itu si penerima suratlah yang harus membayar ongkos kirimnya. Kalau kini, si pengirim suratlah yang membayarnya.
Betapa sedihnya seorang yang tak punya uang saat itu bila menerima surat. Apalagi kalau surat itu ternyata surat penting. Bedakanlah dengan saat sekarang ini. Orang kaya atau miskin tak jadi soal, bahkan akan bergembira bila menerima surat walaupun kantong sedang kosong.
Penyalahgunaan kebaikan bidang jasa ini bermunculan pula. Sebagai contoh adalah kisah cinta sepasang muda-mudi di Inggris.
Tempat tinggal mereka satu dengan yang lain berjauhan. Suatu ketika kedua remaja tadi bertemu muka. Mereka membuat tanda-tanda tertentu yang hanya diketahui artinya oleh mereka berdua saja. Mereka kembali pulang dan berkali-kali berhubungan hanya melalui surat tanpa harus membayar sedikit pun.
Bagaimana bisa terjadi?
Ternyata si pemuda menulis surat dengan tanda-tanda tadi yang mereka setujui. Setelah sampai di tangan si pemudi, lalu dikatakan kepada tukang pos yang membawa surat dari si pemuda, bahwa dia tak mengenal si pengirim surat.
Tentu saja sebelum dikatakan demikian, surat itu dibaca dulu dengan tanda tanda yang tertera di kertas amplop surat itu.
Dengan demikian surat tidak diterimanya, dikembalikan langsung kepada petugas pos dan si pemudi pun tak usah membayar biaya pos.
Kejadian yang merugikan pihak pos tersbeut sempat dilihat seorang bangsawan Inggris, Sir Rowland Hill. Ia lahir tanggal 3 Desember 1795, anak seorang guru, Thomas Wright Hill (memiliki 6 putera dan 2 puteri). Rowland senang membaca buku dongeng anak-anak yang bersifat pendidikan yang dikarang oleh Miss Edgewordh.
Pada usia 31 tahun Rowland Hill pindah dari Birmingham ke daerah dekat London. Bersama salah seorang saudaranya, Rowland Hill mendirikan sebuah sekolah istimewa di Bruce Castle, Tottenham. Rowland juga memperkenalkan sistim mengajar yang disebut ‘Hazlewood’.
Sistem itu mengungkapkan dan mengakui bahwa kebenaran adalah sangat penting bagi mahasiswa yang demokratis agar suatu pendidikan bisa berhasil.
Rowland Hill mengajukan sebuah tulisan yang berjudul “Post Office Reform., Its Importance and Practicability. Isinya sekitar pembaharuan sistim pos yang ada, yaitu tarip pos yang sama untuk seluruh bagian Inggris sampai dengan kiriman yang beratnya setengah ons.
Rincian proposal itu sebenarnya terdiri dari tiga diktum.
a. Ongkos pengiriman surat harus diturunkan, Apabila ongkos pengiriman surat turun, diharapkan terjadi peningkatan arus surat, peningkatan jumlah surat yang dikirim.
b. Untuk lebih merangsang masyarakat agar lebih saling berkirim surat, perlu ditetapkan tarip pos yang seragam dengan tidak memandang jarak tempuh surat tersebut.
c. Untuk menghindari penyalahgunaan biaya pengiriman surat, maka biaya pos harus dibayar di muka dengan menempelkan secarik kertas tanda pelunasan yang saat ini kita kenal bernama Prangko.
Usulnya ini setelah mengalami perdebatan panjang, akhirnya diterima parlemen Inggris dan ketetapan itu mulai berlaku resmi mulai tanggal 1 Januari 1940.
Rowland pada tahun 1846 ditunjuk menjadi Sekretaris Postmaster General. Antara tahun 1854-1856 Rowland Hill mendapatkan kepercayaan untuk menduduki jabatan sebagai Sekretaris Perusahaan Jawatan Pos suatu kedudukan yang tinggi waktu itu. Lalu tahun 1860 Rowland Hill menerima penghargaan tinggi dengan gelar Knight.
Dianggap berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nasional, maka Rowland dianugerahi gelar ” Sir” di muka namanya pada tahun 1864 setelah pensiun. Demikian pula Parlemen memberikan hadiah 20.000 poundsterling dan berhak setiap tahunnya menerima uang pensiun sebesar 2.000 poundsterling.
Rowland Hill, Bapak Prangko, meninggal di Hampstead pada tanggal 27 Agustus 1879 dan dimakamkan dengan upacara kebesaran nasional di Westminster Abbey, London.
Untuk rancangan armplop surat dibuatlah oleh William Mulready. Sedangkan pencetak dari Dundee serta pemilik took buku James Chalmers (1782- 1853). Ia mengusulkan kepada Rowland Hill untuk membuat prangko berperekat.
Pengusul prangko berperekat sebenarnya bukan hanya James Chalmers, tetapi juga seorang Austria dan Ljubljana (bangsa Slovenia) bernama L. Kosir, yang pernah pula pula memiliki ide serupa.
Pada akhirnya dibuatlah prangko Penny Hitam yang terkenal itu. Rowland Hill mencontohnya dari gambar sebuah medali peringatan yang dibuat oleh William Wyon.
Medali berukir gambar Ratu Victoria (hanya bagian kepala). Dari gambar tersebut Rowland Hill merancang prangko Black Penny dengan dibantu Charles serta Frederic Heath (ayah dan anak) untuk pewarnaannya. Sedangkan pencetak prangko pertama ini adalah Perkins, Bacon and Co. Prangko bernilai nominal satu Penny. Berkat usaha keras Sir Rowland Hill, kini ia dijuluki sebagai Bapak Prangko Internasional.
Olehkarena sejak pertama Inggris menggunakan prangko dengan gambar Ratu tanpa nama negara, sampai kini pun prangko Inggris merupaan satu-satu prangko yang muncul tanpa nama negara, hanya logo (bayangan) Ratu sebagai lambing atau tanda prangko Inggris menggantikan nama negara pada prangkonya. Prangko Black Penny ini resmi dikeluarkan dan dipakai secara resmi pada perposan, pada tanggal 6 Mei 1840. Prangko ini bukan prangko tertua di dunia. Ada prangko yang ke luar sebelum tanggal tersebut.
Seperti ditemukannya surat berprangko dengan cap tanggal 20 Pebruari 1839. Surat itu ditulis oleh Ny. Egarter, isteri Kepala Jawatan Pos di Stital, Austria, untuk putrinya bernama Konstanzia.
Prangko bernilai satu Kreuzer. Prangko sebelum 6 Mei 1840 bukanlah prangko pertama yang resmi. Hal ini disebabkan prangko sebelum tanggal 6 Mei 1840 hanya dipakai oleh Badan organisasi tertentu saja dan juga kaum bangsawan atau raja-raja. Jadi buka untuk masyarakat umum keseluruhan.
Sedangkan prangko Black Penny diresmikan oleh pemerintah saat itu dan dapat dipakai oleh semua orang untuk biaya pengiriman surat serta sesuai dengan tujuan dari prangko itu sendiri.
Ada pula sebuah kasus ditemukannya prangko Black Penny yang bercap tanggal 2 Mei 1840. Hal ini bisa saja terjadi dengan penjelasan berikut. Prangko Black Penny telah selesai dicetak sebelum 2 Mei 1840. Setelah selesai dicetak, prangko disebarkan ke berbagai kantorpos guna persiapan pengeluaran resmi tanggal 6 Mei 1840.
Ternyata ada Kepala Kantorpos kota Bath kurang jelas mendengar instruksi tersebut. Maka terjadilah hal-hal yang tak diinginkan dengan pemberian cap pada prangko Black Penny tanggal 2 Mei 1840 di Bath.
Yang mengherankan, tidak ditemukan prangko prangko Black Penny dengan cap tanggal 3, 4, dan 5 Mei 1840. Rupany mungkin sang kepal kantorpos segera sadar terjadi kelalaian saat tanggal 2 Mei 1840 sehingga keesokan harinya kesalahan tak terulang.
Menyusul Inggris, negara lainpun menerbitkan prangko antara lain Zurich, Geneve, Basel (ketiganya di Swiss), Mauritius, Prancis, Bavaria, Amerika Serikat dan Brazil.
Sedangkan di Indonesia, dulu bernama Pemerintah Hindia Belanda, pada tanggal 1 April 1864 menerbitkan prangko pertama kali. Prangko tersebut berwarna merah anggur dengan harga nominal 10 cent dan menampilkan gambar Raja Willem III.
Pada awalnya prangko hanya memuat gambar Kepala Negara (Raja dan Ratu), lambang Negara atau angka yang menunjukkan harga nominal saja. Perkembangan selanjutnya memunculkan prangko dengan berbagai macam rancangan.
(Dikutip dari: www.prangko.com)
Informasi yang lengkap dan menarik mengenai seputar dunia filateli. Untuk lebih mengenal items filateli yang berkualitas dapat dilihat di : demerarguyana.blogspot.com (di blog ini menampilkan koleksi yang berkualitas, khususnya dunia perfilatelian). Salam filateli, koleksi berharga sepanjang masa.
BalasHapus