SEJARAH ISRAEL
Sejarah Palestina Terjajah dan Berdirinya Israel Penjajah
Islamedia
- Adanya komentar miring tentang Palestina di Page FB Islamedia, dan
juga beberapa artikel yang justru memojokkan HAMAS dengan mengatakan
anak-anak dijadikan tameng oleh Hamas demi mendapat simpati masyarakat
dunia, membuat saya "marah" dan berusaha menjawab tuduhan-tuduhan yang
sangat tidak mendasar itu.
Sebelum
bicara bacalah sejarah! Siapa Palestina, Siapa Israel kita harus tahu.
Siapa Mesir dibawah kekuasaan sebelum Mursi, Mengapa Amerika mendukung
penuh agresi Israel dan siapa Inggris juga harus kita tahu. berikut
adalah sejarah panjangnya. Bacalah!!
Akhir-akhir
ini terjadi keprihatinan yang mendalam di bumi Palestina. Beribu orang
tewas akibat serangan Israel ke jalur Gaza yang dimulai tanggal 27
Desember 2008. Dunia pun bergejolak. Beberapa negara dengan keras
menentang Israel bahkan dengan memutuskan hubungan diplomatiknya. Unjuk
rasa menentang serangan Israel pun terjadi di mana-mana termasuk di
Indonesia. Namun, perang masih mungkin meletus hingga beberapa tahun
mendatang.
Palestina
memang memiliki sejarah yang pelik. Israel, yang merupakan bangsa
Yahudi, mendirikan negaranya di atas tanah Palestina. Hal ini
menyebabkan situasi berkembang hingga keadaan sekarang. Untuk lebih
memahami konflik ini, maka saya berusaha merangkum sejarah Palestina
dari awal hingga terjadinya konflik.
Tulisan ini dirangkum dari beberapa sumber yaitu:
- Makalah Umar Asasudin, M.A. yang berjudul “Peranan Cendekiawan dalam Perjuangan Kemerdekaan Palestina: Pendekatan Sejarah”
- Pidato Ikhrimah Shabri (Imam Masjid Al-Aqhsa Palestina pada tahun 1992) yang berjudul “Palestina: Sejarah Perjuangan, Intifada, dan Agresi Israel terhadap Masjidil Aqsha”.
- Makalah Dr. Roeslan Abdoelgani yang berjudul “Solidaritas Indonesia terhadap Palestina: Suatu Tinjauan Historis”
Ketiganya terdapat dalam buku “Palestina: Solidaritas Islam dan Tata
Politik Dunia Baru”, dengan editor : M Riza Sihbudi & Achmad Hadi,
cetakan Pustaka Hidayah tahun 1992. Buku ini berintikan makalah dalam
seminar “Pekan Persahabatan Indonesia Palestina” 13-18 Januari 1992 di
Yogyakarta.
Kejadian setelah tahun 1992 dirangkum dari:
- “Tabel Sejarah Timur Tengah” dalam blog “Kajian Timur Tengah” oleh Dina Y. Sulaeman
- “Sejarah Berdirinya Negara Israel” oleh Panji Prabowo (Kepala GAMAIS ITB 2008-2009) dalam blognya
- Berita-berita dalam kompas.com tentang perang Israel Palestina.
Selamat membaca!
***
Wilayah Palestina pada mulanya ditinggali oleh beberapa bangsa, yaitu
bangsa Ammonit dan Philistine. Lalu, sekitar tahun 1000 SM, Palestina
ditaklukan oleh Raja Thalut dan Daud a.s. Daud a.s. dan keturunannya,
yang merupakan bangsa yahudi, akhirnya menjadi raja di sana dan
Palestina menjadi tanah air bangsa yahudi dari 1000 SM – 135 M.
Palestina sendiri sempat dikuasai oleh Kerajaan Persia, Babilonia,
Mesir, dan kerajaan-kerjaaan lain secara bergantian dalam rentang waktu
tersebut.
Wilayah Palestina Dikuasai Kerajaan Romawi
Sekitar tahun 100 SM muncullah kekuatan Roma dan pada tahun 63 SM, Roma,
di bawah pemerintahan Raja Pompey, menaklukan kerajaan yang menguasai
Palestina. Tahun 66 M, timbul pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa
Yahudi. Perang terjadi dan pemberontak kalah dan akhirnya pada tahun 70
M, Jerussalem jatuh sepenuhnya ke tangan Roma.
Pada saat itu, biasanya Roma tidak melakukan penekanan tetapi
memperlakukan daerah jajahannya dengan lembut untuk mempersatukan warga
negeranya dengan bangsa jajahannya. Namun, di dalam kasus bangsa Yahudi,
cara ini tidaklah berhasil. Seringkali timbul huru-hara dari bangsa
Yahudi. Hal ini menyebabkan akhirnya Roma berlaku keras kepada bangsa
Yahudi dan mengeluarkan dekrit yang mematikan nasionalismen bangsa
Yahudi dengan cara melarang berbagai peribadatan mereka.
Pada akhirnya dekrit ini membuat sebuah pemberontakan besar dari 200.000
orang Yahudi yang dipimpin oleh Barcocheba di Jerussalem. Raja Hadrian
yang saat itu memimpin Roma mengirimkan Julius Sevenus dan tentara yang
jumlahnya besar untuk memadamkan pemberontakan dan menaklukan
Jerussalem. Pada saat itu, bangsa Yahudi kalah dan dikeluarkan peraturan
mereka dilarang masuk ke kota apapun alasannya. Jerussalem dijadikan
koloni Roma dan tempat peribadatan Yahudi, haikal Yahudi, diganti dengan
candi lambang supremasi Roma, candi Yupiter. Mulai saat itu bangsa
Yahudi tersebar ke luar Palestina. Namun, ada sebagian kecil yang tetap
bertahan di sana.
Setelah masa itu, pengaruh agama Kristen masuk ke Roma, sehingga
menumbuhkan penyebaran agama Kristen di Palestina. Agama Kristen tumbuh
di daerah tersebut. Lalu, pada pembagian kerajaan Roma tahun 395,
Palestina berada dalam kekuasaan Kerajaan Bizantium, yang disebut juga
kerajaan Romawi Timur. Pada saat itu Palestina menjadi daerah yang
makmur, menjadi pusat perkembangan jemaah haji (beribadah mengunjungi
tempat-tempat suci yang dilakukan oleh penganut Kristen,Yahudi,dll.).
Namun sesekali muncul penyiksaan kepada bangsa Yahudi oleh bangsa yang
menguasai.
Tahun 611 M, Chosroes II, raja Kerajaan Sasan dari Persia, menyerang
daerah itu. Diikuti oleh bangsa Yahudi yang ingin membalas dendam.
Yerussalem direbut. Gereja Holy Sepulchre dihancurkan dengan tanah dan
hartanya dibawa. Gereja lain bernasib sama dan uskupnya ditahan.
Tahun 628 M, Raja Heralcus dari Bizantium menaklukan kembali teritorial
tersebut. Namun kemenangan ini bersifat sementara karena munculnya
kekuatan Islam yang melemahkan Kerajaan Bizantium tersebut.
Palestina Dikuasai Islam
Islam muncul tahun 610 M di bawah kepemimpinan Muhammad saw. Di selang
tahun 610-632 M, suku-suku di daerah Arab berhasi l dipersatukan di
bawah kepemimpinannya yang asalnya saling bermusuhan. Kerajaan Islam
(Kekhalifahan Islam) setelah Muhammad saw meninggal di bawah pemimpin
Abu Bakar (632-634 M) berusaha merebut daerah Palestina dari tangan
Bizantium. Namun, usaha tersebut tidak berhasil dan akhirnya baru
berhasil ketika Kekhalifahan Islam dipimpin oleh Umar ra. Pada tahun
636, Bizantium jatuh.
Di bawah kepemimpinan Umar ra. terjadi perjanjian damai di Jerussalem
antara pemerintahan Umar dengan umat Kristen yang dipimpin oleh Uskup
Sophronius. Umar sendiri sempat mengunjungi The Holy Rock (tempat ibadah
Daud as. dan tempat Haikal Yahudi) dan tempat itu menjadi Masjid Umar.
Muncullah pengaruh Islam di Jerussalem.
Perselisihan yang terjadi di antara kepemimpinan umat Islam setelah
zaman Muhamamad saw dan Khulafaurrasyidin (4 sahabat Nabi Muhamamad saw
yang memimpin setelah nabi wafat) menyebabkan munculnya berbagai dinasti
yang berganti memimpin Islam dari Dinasti Muawiyah sampai dengan
Dinasti Abbassiah. Pada tahun 685-705, khalifah Abdul Malik dari Dinasti
Abbasiah memperindah tempat suci Jerussalem dengan membangun Kubah
Al-Sakhrah, atau Dome of the Rock. Pada tahun 929, terjadi pemberontakan
kaum Qaramithah yang merampas Mekkah. Hal ini menyebabkan banyaknya
eksodus bangsa Arab ke Jerussalem. Pada tahun 1969, Mesir, diduduki
dinasti Fathimah yang menyatakan kemerdekaannya dari Dinasti Abbassiyah.
Terjadi pertikaian antara kedua dinasti tersebut sampai dengan 1072 dan
akhirnya Palestina dikuasai oleh Dinasti Fathimiah. Gereja Holy
Sepulchre hancur saat serangan Dinasti Fathimiah ke Dinasti Abbasiyah.
Pada masa Perang Salib dan setelahnya (1099-1900)
Pada tahun 1099, datang serangan suku Frank dari Eropa yang membawa ke
daerah Yerussalem yang membawa 40.000 tentara untuk menguasai
Jerussalem. Jerussalem takluk dan akhirnya berdirilah kerajaan Latin di
Jerussalem. Perang ini disebut Perang Salib I. Palestina dikuasai oleh
suku Frank yang beragama Kristen. Adanya Perang Salib II yang
berlangsung tahun 1147-1187 menyebabkan Palestina kembali berada di
tangan Kerajaan Islam. Perang Salib berlangsung beberapa kali namun
akhirnya berbuntut kepada perjanjian damai.
Pada tahun 1258, muncul serangan dari suku Tartar di bawah pimpinan
Hulagu yang berasal dari Asia Tengah (Mongol). Serangan ini sempat
menakukan Baghdad, Damaskus, dan Suriah. Namun, datangnya tentara dari
Mesir menyebabkan mereka kalah dan akhirnya daerah itu dikuasai oleh
Mesir.
Wilayah Dikuasai Turki (1516-1900)
Pada 1516, Turki menaklukan Mesir yang menyebabkan daerah itu ditaklukan
Turki. Turki menjadikan daerah Palestina sebagai salah satu provinsi
dan gubernur dikirim dari Konstatinopel. Turki menguasai Palestina
selama 4 abad. Mulai 1840, Turki membuka Palestina demi kepentingan
ekonominya. Akhirnya muncul pelabuhan-pelabuhan dan konsulat-konsulat
Eropa. Hal ini memunculkan semakin kecilnya pengaruh Turki dan
membesarnya pengaruh para konsulat di sana. Sempat terjadi Perang Krim
(1854-1856) karena persaingan antara Ortodoks Yunani dan Pendeta Latin.
Tahun 1896, Theodor Herzl, penggagas gerakan zionisme, mengeluarkan
usulannya untuk mendirikan negara Israel di Palestina. Hal ini
disebabkan bangsa Yahudi yang terpencar dan tidak memiliki tanah air
sejak Romawi menguasai Palestina. Akhirnya, beberapa orang Yahudi
mendirikan koloni di daerah Palestina.
Berdirinya Negara Israel
Tahun 1914, muncul perselesihan antara Inggris Raya dan Turki. Akhirnya
menyebabkan keduanya berperang. Palestina sempat dijadikan markas
militer oleh Turki. Namun, akhirnya tahun 1918 Inggris resmi menang, dan
Palestina dikuasai oleh Inggris.
Tanggal 2 November 1917, keluar deklarasi menteri luar negeri Inggris,
Arthur Balfour, yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour. Deklarasi ini
berisi tentang dukungan Inggris terhadap pendirian negara Yahudi di
Palestina. Hal ini disebabkan oleh bangsa Yahudi telah membantu Inggris
dalam memenangi Perang Dunia I dan Inggris ingin menguasai Palestina
karena berada di daerah strategis di antara Asia, Eropa, dan Afrika.
Pada tahun 1920, kantor pemerintahan Inggris di Palestina (British
Mandate of Palestine) berdiri, Komisi Tinggi-nya adl Herbert Samuel.
Setelah tahun-tahun tersebut, imigrasi Yahudi ke daerah Palestina terus
meningkat. Orang Yahudi yang baru datang, biasanya masuk ke kota dan
mendirikan perusahaan-perusahaan di sana.
Tahun 1929, mulai terjadi kerusuhan besar antara bangsa Arab dan Yahudi.
Konflik ini terjadi karena adanya perebutan hak-hak beberapa tempat
suci di Yerussalem. Selain itu, berdasarkan hasil penyelidikan tim yang
dibuat Inggris, hal ini terjadi karena orang-orang Arab tertekan dengan
pembelian tanah dan imigrasi orang Yahudi yang akhirnya mendesak mereka.
Tahun 1933, bangsa Yahudi hanya berjumlah 17% dari seluruh masyarakat
Palestina. Namun, setelah masa itu, saat Hitler berkuasa di Jerman dan
Polandia, terjadi gelombang migrasi besar-besaran dari Eropa ke
Palestina. Pada saat itu juga terjadi perubahan politik di Timur Tengah.
Mesir dan Suriah yang merdeka menyebabkan tumbuhnya nasionalisme untuk
memerdekakan diri. Akhirnya timbul wacana untuk melepaskan Palestina
dari Inggris.
Tahun 1938, Konflik antara Arab-Yahudi memuncak. Inggris mengeluarkan
mandat yang intinya akan membagi Palestina menjadi dua bagian, yaitu
untuk Arab dan Yahudi untuk menghentikan perpecahan. Namun, beberapa
tahun kemudian mandat itu dicabut dan diganti dengan white paper yang
intinya mendesak dibentuk satu pemerintahan gabungan antara Arab dan
Yahudi. White-paper ini ditentang oleh bangsa Yahudi.
Pada saat itu, bangsa Yahudi yang tinggal di Amerika memegang peranan
penting dalam perekonomian Amerika. Hal ini menyebabkan Amerika
berpihak kepada kepentingan bangsa Yahudi. Inggris yang mulai merasa
terganggu hubungannya dengan Amerika akhirnya menyerahkan tentang
Palestina ke PBB. Inggris sendiri akan menarik mandatnya dari Palestina
tanggal 15 Maret 1948.
1 September 1947, PBB menyarankan agar Palestina dibagi 2, menjadi
daerah untuk bangsa Yahudi dan Arab. Bangsa Yahudi dan Arab yang
tinggal di Palestina saling berebut pengaruh dan menolak aturan
tersebut. Mulailah berbagai perang gerilya yang melibatkan keduanya.
Namun, sayangnya, semangat bangsa Yahudi lebih berlipat dibanding dengan
bangsa Arab di sana. Di saat terjadi perang, para ningrat Arab malah
kabur ke negara lain. Tanggal 14 Mei 1948, Israel diproklamirkan
orang-orang Yahudi. Esoknya Amerika Serikat mengakui kedaulatan Israel.
Perjuangan Palestina Pasca 1948
(red.
Mulai saat ini, digunakan istilah bangsa Palestina untuk penduduk yang
kebanyakan Arab yang tinggal di Palestina yang bukan masyarakat Yahudi)
Negara-negara Arab di sekitar Palestina menolak kehadiran Israel di
sana. Terjadilah perang. Israel menang telak, dan akhirnya mengusai
seluruh daerah Palestina kecuali Tepi Barat yang dikuasai Suriah dan
Jalur Gaza yang dikuasai Mesir. Terjadi pengungsian besar-besaran bangsa
Palestina dari Palestina. Penduduk Palestina terbagi menjadi 3, yang
tinggal di pendudukan Israel, tinggal di jalur Gaza dan Tepi Barat, dan
yang mengungsi ke daerah-daerah luar Palestina. Setelah itu, sering
terjadi bentrok antara Israel dan negara-negara sekitarnya. Tahun 1964
berdiri PLO (Palestinian liberation Organization), sebuah organisasi
yang nantinya diakui sebagai satu-satunya organisasi yang mewakili
aspirasi masyarakat Palestina. Pada kelanjutannya, PLO dipimpin oleh
Yaseer Arafat.
Pata tahun 1967, terjadi perang 6 hari antara Israel-Mesir. Mesir kalah
telak sehingga Israel berhasil menduduki daerah Sinnai. Tahun 1973,
Mesir dan Suriah bersatu untuk menyerang Israel, namun Israel menang dan
menguasai daerah hingga mendekati Terusan Suez. Mesir akhirnya
mengakui keberadaan negara Israel, dengan imbalan daerahnya sampai
dengan Sinnai dikembalikan ke Mesir (tercantum dalam Perjanjian Camp
David 1978).
Sejak saat itu, wilayah Palestina dikuasai Israel. Israel sendiri demi
kepentingan zionismenya, membentuk perumahan-perumahan untuk bangsa
Yahudi di daerah Palestina. Israel sendiri menduduki Jalur Gaza dan Tepi
Barat. Di sana, bangsa Palestina dijadikan masyarakat kelas dua.
Perumahan mereka digusur dan diteror. Bangsa Palestina terus menerus
menderita di bawah pendudukan Israel.
Akibat dari tekanan pendudukan Israel, muncullan gerakan yang dinamakan
Intifada pada tahun 1987. Gerakan Intifada sendiri, yang secara harfiah
berarti “pemberontakan”, merupakan gerakan melawan tentara Israel yang
bersenjata dengan batu-batu dan ketapel. Seluruh aspek bangsa Palestina,
baik itu anak-anak dan orang tua, lelaki dan wanita melakukan
perjuangan dengan melempar batu ke arah tentara-tentara Israel yang
bersenjata dan bertank lapis baja. Selain itu munculnya beberapa
kelompok-kelompok garis keras, seperti HAMAS pada tahun 1987, yang
memiliki pemikiran bahwa satu-satunya cara menguris Israel dari
Palestina adalah dengan perang jihad.
Jalur Diplomasi Dimulai
Pada 30 Oktober 1991, dimulai konferensi Madrid, antara Israel dan
Palestina yang diwakili oleh PLO. Pertemuan berlanjut sehingga pada 13
September 1993, ditandatangai Perjanjian Oslo yang berisi PLO diberi
wilayah otonomi, yaitu 60% dari Jalur Gaza dan kota Ariha di Tepi Barat.
Imbalannya, PLO mengakui eksistensi Israel. Pada 1 Juli 1994, Arafat
memasuki Gaza dalam rangka mendirikan Otoritas Nasional Palestina
(Palestinian National Authority; selanjutnya disebut PNA). Pada 1996
diadakan pemilu pertama bangsa Palestina, Yasser Arafat terpilih menjadi
Presiden. Selanjutnya muncul beberapa perjanjian seperti:
- 17 Januari 1997, Perjanjian Al Khalil ditandatangani Israel-Palestina yang berisi 20% wilayah Al Khalil tetap dikuasai Israel, sisanya diserahkan kepada Palestina.
- 23 Okt 1998, Perjanjian Maryland ditandatangani Israel-PNA. Berisi Israel menyerahkan sebagian wilyah di Tepi Barat kepada PNA, sebagai imbalan, PNA berjanji mengatasi masalah terorisme (terorisme sendiri merujuk kepada tindakan HAMAS)
Wilayah Palestina sendiri terbagi dua, yaitu Tepi Barat dan Jalur Gaza yang masing-masing dipisahkan oleh wilayah Israel.
Pada 28 Sept 2000, Intifadah Kedua dimulai, dipimpin oleh HAMAS. PNA
sendiri dalam pihak yang bertentangan dengan HAMAS. PNA lebih milih
untuk berdialog daripada berperang. Pada 26 Okt 2004, gigihnya
perjuangan Intifadah II membuat Israel kewalahan dan mengesahkan program
penarikan mundur dari Jalur Gaza. Pada, 11 Nov 2004 Yaser Arafat
meninggal. Kepemimpinan di PLO digantikan oleh Mahmoud Abbas. September
2005 dimulai penarikan mundur tentara Israel dari Jalur Gaza. Inilah
kemenangan para pejuang Palestina setelah 38 tahun. Namun, Israel terus
melancarkan serangan dan teror ke Jalur Gaza. Selain itu, Israel
mendirikan tembok-tembok pembatas yang mengucilkan pemukiman Palestina
dan memperlebar perumahan bagi bangsa Yahudi.
Pada Pemilu 2006, HAMAS memenangi pemilu. Namun, sebagian besar negara
barat menolak hasil pemilu ini karena menanggap HAMAS adalah teroris
dunia. HAMAS sendiri berpusatkan di daerah Jalur Gaza.
Beberapa kali terjadi bentrok antara HAMAS dan Israel yang ditandai
saling meluncurkan roket dan misil di perbatasam. Hal ini memaksa perang
terjadi. Perang yang terakhir terjadi pada Desember 2008. Pasca
gencatan senjata berakhir pada November 2008, tank-tank Israel masuk ke
perbatasan jalur Gaza dan milisi HAMAS menembakkan roket ke arah Israel
dari Jalur Gaza. Akhirnya, dimulailah perang yang ditandai dengan
tanggal 27 Desember 1998, Israel melakukan serangan udara yang diikuti
serangan darat ke arah Jalur Gaza dengan dalih memusnahkan HAMAS. Perang
terjadi sampai dengan 19 Januari 2008 dan menewaskan 1200 lebih warga
Palestina dan belasan tentara Israel. Sayangnya, dari kebanyakan warga
yang tewas bukanlah dari kalangan militer. Bahkan, sekitar 600 orang
merupakan anak-anak dan perempuan.
Pada saat tulisan ini dibuat (21 Januari 2009), Israel telah menarik
mundur pasukannya dari Jalur Gaza. Keadaan Jalur Gaza saat ini bagaikan
kota yang luluh lantah. Bangunan hancur dan masyarakat yang mengalami
luka baik fisik maupun mental yang traumatis akibat perang. Rumah sakit
penuh oleh orang yang terluka dan masyarakat yang hidup di sana
kekurangan bahan makanan dan obat-obatan. Meskipun bantuan telah masuk,
namun diperkirakan Jalur Gaza tidak akan pulih dalam waktu dekat.
Padahal, deadaan di Palestina masih memungkinkan untuk terjadi perang
kembali. Korban-korban lain masih mungkin berjatuhan.
0 komentar: