Biografi Syekh Siti Jenar

Biografi Syekh SitiJenar - Pada Kesempatan kali ini akan dibahas mengenai Biografi atau Asal usul tokoh Kontroversial Syekh Siti Jenar. Syekh Siti Jenar atau dikenal juga dengan nama Syekh Lemahbang ternyata adalah keturunan dari penghulu Islam Nabi Muhammad SAW (lihat silsilahnya pada akhir tulisan ini).
Syekh Siti Jenar adalah tokoh kontroversial sekaligus legendaris dalam sejarah Islam di Jawa, karena Ajarannya dianggap sesat oleh pemguasa Demak dan mitos kesaktian yang dimilikinya. Syekh Siti Jenar diperkirakan lahir sekitar tahun 1426 M. Silsilah Syekh Siti Jenar sangat kabur. Kekurang jelasan asal-usul ini juga sama dgn kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai manusia sejarah yang penuh misteri dan kontroversial.
Syekh Siti Jenar
Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yg dilakukan oleh penguasa Demak beserta Ulama yang pro penguasa (Wali Sanga)  Pada abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Penguasa merasa perlu untuk “mengubur” segala yg ada Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di masyarakat yg mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yg diakui Kerajaan Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwa Syekh Siti Jenar berasal dari cacing.
Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas. Dalam Kitab atau yang disebut Serat Candhakipun, tertulis sebagai berikut (diartikan dalam bahasa Indonesia):
"Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang"
Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa.
Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh ‘Abdul Jalil adalah putra seorang ulama asal Malaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa ‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam. Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh ‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan ‘Alawi kesohor di Ahmadabad, India, yg berasal dari Handramaut. Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut.
Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluarga utama keturunan ulama terkenal Syekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘Alawi, yg semua keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam. Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yg bersama keluarganya pindah dari Tarim ke India. Jika diurut keatas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah. Dari silsilah yg ada, diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yg menjadi mursyid thariqah Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddin dan Syekh Ahmadsyah Jalaluddin. Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam di sana.
Adapun Syekh Maulana ‘sa atau Syekh Datuk ‘Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yg kemudian menetap di Cirebon karena ancaman politik di Kesultanan Malaka yg sedang dilanda kemelut kekuasaan pada akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber-sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dengan sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil.
Pada akhir tahun 1425, Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu, Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan. Di Tanah Caruban ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban, pada tahun awal tahun 1426, Syekh Datuk Shaleh wafat.
Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yg sedang nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi.
Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yg saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis antarlintas perdagangan dunia waktu itu.
Saat itu Cirebon dengan Padepokan Giri Amparan Jatinya yg diasuh oleh seorang ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi, telah mampu menjadi salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam dgn sepenuh hati, disertai dgn pendidikan otodidak bidang spiritual.
Silsilah Syekh Siti Jenar
  • Syekh Siti Jenar
  • Datuk Shaleh
  • Sayyid Abdul Malik
  • Sayyid Syaikh Husain Jamaluddin
  • Sayyid Ahmad Shah Jalal
  • Sayyid Abdullah Azhmat Khan
  • Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir Azhmat Khan
  • Sayyid Alawi Ammil Faqih
  • Muhammad Sohib Mirbath
  • Sayyid Ali Kholi’ Qosim
  • Sayyid Alawi Ats-Tsani
  • Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah
  • Sayyid Alawi Awwah
  • Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah
  • Ahmad al-Muhajir
  • Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi
  • Sayyid Muhammad An-Naqib
  • Sayyid Al-Imam Ali Uradhi
  • Sayyidina Ja’far As-Sodiq
  • Sayyidina Muhammad Al Baqir
  • Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidi
  • Al-Imam Sayyidina Hussain
  • Fatimah Az-Zahra
  • Nabi Muhammad SAW.
Demikanlah artikel mengenai biografi tokoh kontroversial di jawa pada zaman kerajaan Islam, Biografi Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemahbang. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kita tentunya.

0 komentar: