Menelusuri Sejarah Perpustakaan Dari Masa Sebelum Masehi Hingga Yunani dan Arab
Perjalanan perpustakaan diperkirakan sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu, perpustakaan
memiliki beberapa prinsip yaitu diciptakan oleh masyarakat, dipelihara
oleh masyarakat, terbuka untuk semua orang, harus berkembang dan
pengelolaannya harus orang yang berpendidikan (Lasa, 2009:263). Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya kitab atau buku. Perpustakaan dalam bahasa Arab berarti maktabah, bibliotheca (bahasa Italia), bibliotheque (bahasa Perancis), bibliothek (bahasa Jerman), bibliotheek (bahasa Belanda)(Lasa, 2009:262). Akar kata library adalah liber (bahasa latin) artinya buku, sedangkan akar kata bibliotheek adalah biblos yang artinya buku (Yunani), sebagai bentuk lanjut perkembangan kata ini, dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal Bible artinya
Alkitab. Dengan demikian istilah perpustakaan selalu dikaitkan dengan
buku atau kitab. Jadi tidak mengherankan apabila definisi perpustakaan
selalu mengacu pada buku dan segala aspeknya (Sulistyo-Basuki, 1994:2).
Sebuah
perpustakaan mempunyai ciri-ciri dan persyaratan tertentu seperti
tersedianya ruangan atau gedung yang digunakan khusus untuk
perpustakaan, adanya koleksi atau bahan bacaan dan sumber informasi
lainnya, adanya petugas yang menyelenggarakan kegiatan dan melayani
pengguna perpustakaan, adanya komunitas masyarakat pengguna
perpustakaan, diterapkan suatu sistem atau mekanisme tertentu yang
merupakan tata cara, prosedur, dan aturan agar segala sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan perpustakaan dapat berjalan dengan lancar,
adanya sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain; meja, gedung,
komputer, dan lain-lain (Sutarno, 2006:12).
Perpustakan
merupakan sistem informasi yang dalam prosesnya terdapat aktivitas
pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian, dan penyajian (Lasa,
2009:262).
Menurut Sulistyo-Basuki perpustakaan adalah kumpulan buku atau
akomodasi fisik tempat buku dikumpulsusunkan untuk keperluan bacaan,
studi, kenyamanan ataupun kesenangan. Jadi konsep perpustakaan mengacu
pada bentuk fisik tempat penyimpanan buku maupun sebagai kumpulan buku
yang disusun untuk keperluan pembaca.
Sedangkan menurut Qalyubi dkk (2007:4) perpustakaan secara konvensional
adalah kumpulan buku atau bangunan fisik tempat buku dikumpulkan,
disusun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai. Adapun
didalam Undang-Undang no 43 tahun 2007 (2010:75) perpustakaan memiliki
pengertian yaitu institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,
atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi
para pemustaka. Menurut Laugu (2011: 207) bahwa perpustakaan bukan hanya
berorientasi besar atau kecilnya koleksi yang dimiliki, melainkan
koleksi yang ada harus digunakan meskipun hanya satu buku atau bahkan
satu huruf saja, hal itu sudah dapat disebut sebagai perpustakaan. Dan lebih lanjut lagi Laugu
(2011:185) mengatakan bahwa perpustakaan harus memberikan pengaruh
kepada masyarakat karena kemajuan masyarakat menunjukkan kemajuan
perpustakaan baik dalam bidang ilmu pengetahuan,budaya, sosial dan
lainnya dan begitu sebaliknya. Jadi perpustakaan dapat dikatakan sebagai
koleksi yang terdiri dari satu atau beberapa buku yang digunakan oleh
pengguna, sehingga memberikan pengaruh atau manfaat bagi pengguna yang
menggunakan koleksi perpustakaan. Pada dasarnya perpustakaan merupakan
bagian dari budaya suatu bangsa, khususnya yang berkenaan dengan budaya
literasi, budaya baca, budaya tulis, dokumentasi dan informasi. Dan
kebudayaan itu sendiri dapat diartikan sebagai hasil cipta, karsa dan
karya manusia, yang terjadinya membutuhkan waktu dan proses panjang, setelah
diadaptasi, diuji, dikaji dan diterima oleh masyarakat. Perpustakaan
merupakan salah satu simbol peradaban umat manusia, sehingga masyarakat
yang telah memiliki perpustakaan yang berkembang
baik dan maju, maka masyarakat itulah yang diindikasikan sebagai
masyarakat yang berperadaban tinggi (Sutarno, 2006:14-15).
Sejarah
perkembangan perpustakaan telah dimulai jauh sebelum Masehi.
Perkembangan perpustakaan diwarnai dengan perkembangan peradaban dan
kebudayaan manusia itu sendiri (Nurhadi, 1983:15). Perpustakaan yang
kita kenal seperti sekarang ini adalah lebih tua daripada kertas, buku
dan mesin cetak. Sebab perpustakaan telah ada jauh sebelum benda-benda
tersebut ditemukan orang. Perkembangan perpustakaan diperkirakan diawali
dengan berkembangnya budaya dan pengenalan bentuk huruf-huruf sebagai
formulasi suara atau bahan komunikasi. Huruf-huruf tersebut kemudian
dirangkai menjadi kata-kata yang mengandung arti tertentu. Sementara
kata-kata dirangkai menjadi kalimat, kalimat yang sempurna disusun
menjadi alinea, tulisan baik berupa artikel, kumpulan tulisan naskah,
deskripsi maupun buku sebagai formulasi yang lengkap. Pada awal mulanya
koleksi perpustakaan terdiri dari tulisan-tulisan pada papirus,
perkamen, daun lontar, tablet tanah liat, gulungan-gulungan tulisan dan
benda-benda lain. Berbagai macam tulisan itulah yang dikumpulkan,
disimpan, dan dipergunakan oleh masyarakat sebagai sumber ilmu
pengetahuan dan informasi bagi masyarakat. Hal tersebut kemudian
berproses dan berkembang secara bertahap sesuai dengan perkembangan
kebudayaan manusia yang kemudian perkembangan perpustakaan dapat kita
lihat dan digunakan seperti sekarang ini. Dengan
melihat perkembangan perpustakaan dapat dikatakan bahwa perpustakaan
menjadi rantai masa lalu, pijakan bagi kehidupan manusia di masa
sekarang dan merupakan pembimbing untuk melangkah ke masa depan
(Sutarno, 2006:13-15). Sejarah mencatat, bahwa terdapat sejumlah
perpustakaan yang pernah didirikan oleh manusia yaitu:
1. Masa Sebelum Masehi
Perpustakaan
yang paling awal ada di kota Nivine dibangun sekitar tahun 669-636 SM.
Kemudian perpustakaan kerajaan Babylonia dan Assyria yang memiliki
kira-kira 10.000 bahan pustaka berupa tablet
tanah liat karya Raja Ashurbanipal Raja Assyiria. Selanjutnya
perpustakaan di kuil Horus, Mesir yang didirikan sekitar tahun 337 SM
yang koleksinya berupa gulungan papirus yang berisi tentang ilmu
astronomi, agama dan perburuan (Sutarno, 2003:3).
2. Masa Yunani Kuno
Peradaban Yunani mengenal tulisan Mycena sekitar
1500 SM, kemudian tulisan tersebut lenyap. Sebagai penggantinya, orang
Yunani menggunakan 22 aksara temuan orang Phoenicia, kemudian
dikembangkan menjadi 26 aksara seperti yang kita kenal sekarang.
Perkembangan perpustakaan Yunani mencapai puncaknya pada masa Abad
Hellenisme yang ditandai dengan penyebaran ajaran dan kebudayaan Yunani.
Perpustakaan yang terkenal adalah perpustakaan Alexandria yang memiliki
700.000 gulungan koleksi pada abad pertama SM yang koleksinya adalah teks Yunani dan manuskrip segala bahasa dari semua penjuru dunia. Semua
gulungan papirus ini disunting, disusun menurut bentuknya, dan diberi
catatan untuk disusun menjadi sebuah bibliografi sastra Yunani yang
semuanya itu disusun oleh semua pustakawan perpustakaan Alexandria yang
mereka adalah ilmuwan ulung yang ahli dalam bidangnya (Sulistyo-Basuki,
1991:23).
3. Masa Roma dan Byzantium
Kebudayaan
Yunani mempengaruhi kehidupan budaya orang Roma, ini terbukti banyak
orang Roma yang mempelajari sastra, filsafat dan ilmu pengetahuan
Yunani. Pada waktu itu, Julius Caesar memerintahkan agar perpustakaan
terbuka untuk umum, sehingga perpustakaan tersebar ke seluruh kerajaan
Roma. Saat itu, muncul bentuk buku baru yaitu codex yang merupakan kumpulan parchmen, diikat serta dijilid menjadi satu seperti buku yang kita kenal sekarang. Codex digunakan
secara besar-besaran pada abad ke-4. Perpustakaan Roma mengalami
kemunduran tatkala kerajaan Roma mulai mundur, perpustakaan lenyap
karena serangan orang-orang barbar yang tersisa hanya perpustakaan
biara.
Ketika
Kaisar Konstantin Agung menjadi raja Kerajaan Roma Barat dan Timur pada
tahun 324. Raja memilih ibukota di Byzantium, yang diubah menjadi
Konstantinopel yang kemudia didirikan perpustakaan kerajaan yang
menekankan karya Latin karena bahasa Latin menjadi bahasa resmi hingga
abad ke-6. Koleksi perpustakaan menjadi bertambah dengan adanya karya
Kristen dan non-Kristen baik dalam bahasa Yunani maupun Latin yang
mencapai 120.000 buku (Sulistyo Basuki, 1991:23-24).
4. Masa Arab
Agama
Islam muncul pada abad ke-7 yang kemudian Islam menyebar kedaerah
sekitar Arab dan dengan cepat pula pasukan Islam menguasai Syria,
Babylonia, Mesopotamia, Persia, Mesir, seluruh bagian utara Afrika serta
sampai di Spanyol. Dalam abad ke-8 dan ke-9, ketika Konstantinopel
mengalami kemandegan dalam karya sekuler, maka Baghdad berkembang
menjadi pusat kajian karya Yunani. Ilmuwan Muslim mulai mempelajari dan
menerjemahkan karya filsafat, pengetahuan, dan kedokteran Yunani ke
dalam bahasa Arab, juga dari versi bahasa Syriac ataupun Aramaic
(Sulistyo-Basuki, 1991:24) .
Perpustakaan
pada waktu itu, disamping menjadi tempat penyimpanan buku dan pelayanan
publik, juga berfungsi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan
pengetahuan. Perpustakaan yang terkenal yaitu perpustakaan Bait
al-Hikmah yang mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Khalifah
al-Ma’mun pada tahun 815 Masehi (Qalyubi dkk, 2007:51). Kemunduran
perpustakaan diawali dengan kevakuman dan kemunduran Islam, juga karena
serangan dari pihak musuh-musuh Islam seperti tentara Mongol dan Tar-Tar
yang merampas dan menghancurkan perpustakaan Islam, sehingga
perpustakaan hancur dan umat Islam mengalami kemerosotan dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang sangat signifikan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah perpustakaan dari masa ke masa, banyak terjadi perubahan yang menghambat dan menguntungkan dalam proses
perkembangan sebuah perpustakaan. Perpustakaan mencerminkan kebutuhan
sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan suatu masyarakat
(Sulistyo-Basuki, 1991:25). Sehingga perkembangan sebuah perpustakaan,
tidak terlepas dari perkembangan masyarakat itu sendiri, karena kondisi perkembangan masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan sebuah perpustakaan.
Daftar Pustaka
Lasa Hs. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Laugu, Nurdin.2011. Islam dan Ilmu Keadaban: 50 Tahun Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga.Yogyakarta: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dan Penerbit Belukar.
Nurhadi, Muljani A.1983. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia. Yogyakarta:Andi Offset.
Qalyubi, Syihabuddin, dkk (Ed). 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta .
Sulistyo-Basuki. 1994. Periodesasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutarno.2003.Perpustakaan dan Masyarakat.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
______.2006. Perpustakaan dan Masyarakat.Jakarta:Sagung Seto.
______.2008.1 Abad Kebangkitan Nasional 1928-2008&Kebangkitan Perpustakaan. Jakarta:Sagung Seto.
Undang-Undang
Republik Indonesia No.43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan dan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.
2010.Yogyakarta:Pustaka Timur.
0 komentar: