Profil Jepang Lengkap
Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di
ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan
bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau
paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa
kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah
selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Jepang terdiri dari 6.852 pulauyang membuatnya merupakan suatu
kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido,
Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah
daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau
di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung
berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah
Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang
berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara
berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota
Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah
sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur
sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya
berpenduduk lebih dari 30 juta orang. Jepang juga memiliki tokoh-tokoh pengusaha dan pelopor industri terkemuka dunia seperti Akio
Morita (pendiri Sony), Toyoda (pendiri Toyota), Yataro Iwasaki (Pendiri
Mitsubishi), Konuse Matsushita (Pendiri Panazonic), Torakusu Yamaha,
dan Sucaido Honda.
Sejarah
Sejarah Jepang bermula dari jaman Jomon, sekitar 10750 tahun sebelum
masehi dan berlanjut ke jaman Yayoi (BC 300 – AD 300), jaman Nara (abad
ke-7 – abad ke-8), jaman Heian (abad ke-9 s.d. abad ke-12) Kamakuro
(abad ke-12 s.d. abad ke-14), Muromachi (abad ke-14 s.d. abad ke-16)
Azuchi- Momoyama (abad ke-15 s.d. abad ke-16), jaman Edo (abad ke-16
s.d. abad ke-19), Meiji (1868 – 9111), Taisho (1912 – 1925), Showa
(1925 – 1988) dan sekarang ini adalah periode Heisei yang diawali dengan
wafatnya Kaisar Hirohito pada bulan Januari 1998 dan naik tahtanya
Kaisar Akihito yang dinobatkan pada bulan November 1990.
Dalam perjalanan sejarahnya Jepang pernah mengadakan pembarahuruan
budaya secara besar-besaran, yaitu dengan meniru berbagai budaya Cina di
tahun 645. Pembaharuan ini dikenal dengan pembaharuan Taika. Antara
abad ke-7 sampai dengan abad ke-9, Jepang banyak mengirim
pemuda-pemudanya untuk belajar di negeri Cina. Di jaman Heian Jepang
mulai menciptakan berbagai budaya yang khas Jepang dengan menggunakan
rujukan-rujukan dari Cina. Salah satu budaya ciptaannya yang cukup
penting adalah tulisan Kana. Pada periode Edo, Jepang menutup diri dari
segala pengaruh asing untuk selama kurun waktu kurang lebih 3 abad,
kecuali Cina dan Belanda selama masa isolasi ini tidak ada yang
diperkenankan masuk ke Jepang, begitu pula sebaliknya orang Jepang tidak
diperbolehkan ke luar Jepang.
Pada tahun 1854 ketertutupan Jepang ini berhasil didobrak oleh Amerika
ketika tanggal 8 Juli 1853 Angkatan Laut Amerika Serikat di pimpin Komodor Mattew Calbraraith Pery berlayar ke jepang dengan persenjataan lengkap membawa pesan dari Presiden AS Millard Fillmore yang mengancam Jepang agar membuka pelabuhannya. Jepang Akhirnya menandatangani perjanjian Kanagawa dan membuka secara luas negaranya bagi negara lain.
ketika tanggal 8 Juli 1853 Angkatan Laut Amerika Serikat di pimpin Komodor Mattew Calbraraith Pery berlayar ke jepang dengan persenjataan lengkap membawa pesan dari Presiden AS Millard Fillmore yang mengancam Jepang agar membuka pelabuhannya. Jepang Akhirnya menandatangani perjanjian Kanagawa dan membuka secara luas negaranya bagi negara lain.
Dalam bidang ekonomi, ketika Kaisar Muda Matsuhito (Meiji) tanggal 6
April 1868 melarang semua organiasi anti asing dan memulai program
modernisasi dengan mengimpor mesin dan peralatan dari Eropa yang masih
mengalami revolusi industri. Dalam waktu 25 tahun Teknologi Jepang
berhasil menyamai teknologi Eropa dan Amerika, mulailah pembaharuan
Jepang lagi yang dilakukan secara besar-besaran pula. Pembaharuan ini
dikenal dengan sebutan Restorasi Meiji. Berbeda dengan pembaharuan
Taika, dalam pembaharuan Meiji Jepang diarahkan pada Eropa terutama
Jerman, dan berusaha menjadikan diri menjadi sebuah negara yang kuat dan
kaya. Usaha ini berhasil, namun di dalam perang dunia ke-2 Jepang
mengalami kekalahan dan sejak itu Jepang mulai berkiblat ke Amerika.
Setelah sukses dari segi perekonomian dan kesejahteraan rakyatnya,
Jepang kini terus melebarkan sayapnya dengan memperkuat basis politik
dan kebijakan luar negerinya guna menunjang ambisi politisnya, antara
lain menduduki posisi pen-ting di lembaga Perserikatan Bangsa- Bangsa
(PBB), serta eksistensinya di kawasan Asia. Budaya Dan perilaku
politiknya terus mengalami perubahan dan pergeseran seiring ambisi
politiknya tersebut. Jepang sadar untuk mewujudkan ambisinya itu banyak
hambatan. Untuk tingkat regional maupun global, hambatan itu antara lain
faktor hubungannya dengan beberapa negara tetangga dekatnya di Asia
Timur, khususnya China dan Korea Selatan (dan juga Korea Utara
Pemerintahan
Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat
membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial,
kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam konstitusi sebagai “simbol negara
dan pemersatu rakyat”. Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana
Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara
kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat Jepang
Konstitusi (Undang-Undang Dasar) Jepang yang mulai berlaku pada tahun
1947, didasarkan pada tiga prinsip : kedaulatan rakyat, hormat terhadap
hak-hak asasi manusia, dan penolakan perang. Konstitusi juga menetapkan
kemandirian tiga badan pemerintahan – badan legislatif (Diet atau
Parlemen), badan eksekutif (kabinet), dan badan yudikatif (pengadilan).
Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti
sistem Inggris. Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis
Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota
majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun sekali
atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri
dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih
langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas
memiliki hak untuk memilih.
Di Jepang terdapat 47 pemerintah daerah tingkat prefektur (semacam
propinsi) dan lebih dari 3300 pemerintah daerah pada tingkat bawah.
Tanggung-jawab mereka meliputi : pengadaan pendidikan, kesejahteraan,
dan pelayanan lain serta pembangunan dan pemeliharaan prasarana,
termasuk utilitas. Para kepala pemerintahan daerah serta anggota
parlemen daerah dipilih oleh rakyat setempat melalui pemilihan.
Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri.
Perdana Menteri adalah salah seorang anggota parlemen dari partai
mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di
Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk
pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi.
Partai oposisi terbesar di Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.
Jepang menganut sistem pemerintahan parlementer seperti Inggris dan
Kanada. Berbeda dengan rakyat Amerika atau Prancis, rakyat Jepang tidak
memilih presiden secara langsung. Para anggota Diet memilih perdana
menteri dari antara mereka sendiri. Perdana menteri membentuk dan
memimpin kabinet menteri negara. Kabinet, dalam menjalankan kekuasaan
eksekutif, bertanggung-jawab terhadap Diet.
Kekuasaan yudikatif terletak di tangan Mahkamah Agung dan
pengadilan-pengadilan yang lebih rendah, seperti pengadilan tinggi,
pengadilan distrik, dan pengadilan sumir. Mahkamah Agung terdiri dari
Ketua Mahkamah Agung, dan 14 Hakim lainnya, semuanya ditunjuk oleh
kabinet. Kebanyakan kasus ditangani oleh pengadilan distrik yang
bersangkutan. Juga ada pengadilan sumir, yang menangani kasus seperti
pelanggaran lalu-lintas, dll.
Geografi
Jepang memiliki lebih dari 3.000 pulau
yang terletak di pesisir Lautan Pasifik di timur benua Asia. Istilah
Kepulauan Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari utara ke
selatan, Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu, serta Kepulauan Ryukyu
yang berada di selatan Kyushu. Sekitar 70% hingga 80% dari wilayah
Jepang terdiri dari pegunungan yang berhutan-hutan,
dan cocok untuk pertanian, industri, serta permukiman. Daerah yang
curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah longsor akibat gempa
bumi, kondisi tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena itu,
permukiman penduduk terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah
satu negara berpenduduk terpadat di dunia.
Gempa bumi berkekuatan rendah dan
sesekali letusan gunung berapi sering dialami Jepang karena letaknya di
atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng tektonik. Gempa
bumi yang merusak sering menyebabkan tsunami. Setiap abadnya, di Jepang
terjadi beberapa kali tsunami. Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir
ini di Jepang adalah Gempa bumi Chūetsu 2004 dan Gempa bumi besar
Hanshin tahun 1995. Keadaan geografi menyebabkan Jepang memiliki banyak
sumber mata air panas, dan sebagian besar di antaranya telah dibangun
sebagai daerah tujuan wisata.
Jepang berada di kawasan beriklim sedang
dengan pembagian empat musim
yang jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok
antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan. Pada musim
dingin,
Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun
sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga
dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan
Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas.
Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:
- Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang dengan musim dingin yang panjang dan membekukan, serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar, namun salju banyak turun ketika musim dingin.
- Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan angin dari barat laut membawa salju yang sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik. Walaupun demikian, suhu di kawasan ini kadangkala dapat menjadi sangat tinggi akibat fenomena angin fohn.
- Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman dengan perbedaan suhu rata-rata musim panas-musim dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu antara malam hari dan siang hari juga sangat mencolok.
- Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah Chugoku dan Shikoku menghalangi jalur tiupan angin musim, sehingga kawasan ini sepanjang tahun beriklim sedang.
- Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang mengalami musim dingin yang sangat dingin, namun tidak banyak turun salju. Sebaliknya, musim panas menjadi begitu lembap akibat tiupan angin musim dari tenggara.
- Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang termasuk Kepulauan Ryukyu beriklim subtropis, hangat sewaktu musim dingin dan suhu yang tinggi sepanjang musim panas. Presipitasi sangat tinggi, terutama selama musim hujan. Taifun sangat sering terjadi.
Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Jepang adalah 40,9 °C (105,6 °F) pada 16 Agustus 2007.
Musim hujan
dimulai lebih awal di Okinawa, yakni sejak awal Mei. Garis depan musim
hujan bergerak ke utara, namun berakhir di Jepang utara sebelum mencapai
Hokkaido. Di sebagian besar wilayah Honshu, awal musim hujan dimulai
pertengahan Juni dan berlangsung selama enam minggu. Taifun sering
terjadi sepanjang September dan Oktober. Penyebabnya adalah tekanan
tropis di garis khatulistiwa yang bergerak dari barat daya ke timur
laut, dan sering membawa hujan yang sangat lebat.
Prefektur dan daerah
Jepang terdiri dari 47 prefektur
yang masing-masing diperintah oleh gubernur bersama dewan legislatif
daerah. Dari utara ke selatan, prefektur-prefektur ini adalah:
- Hokkaido
- Aomori
- Iwate
- Miyagi
- Akita
- Yamagata
- Fukushima
- Ibaraki
- Tochigi
- Gunma
- Saitama
- Chiba
- Tokyo
- Kanagawa
- Niigata
- Toyama
- Ishikawa
- Fukui
- Yamanashi
- Nagano
- Gifu
- Shizuoka
- Aichi
- Mie
- Shiga
- Kyoto
- Osaka
- Hyogo
- Nara
- Wakayama
- Tottori
- Shimane
- Okayama
- Hiroshima
- Yamaguchi
- Tokushima
- Kagawa
- Ehime
- Kochi
- Fukuoka
- Saga
- Nagasaki
- Kumamoto
- Oita
- Miyazaki
- Kagoshima
- Okinawa
Dalam pembagian wilayah menurut letak
geografis, Jepang dibagi menjadi 10 wilayah, yakni: Hokkaido, Tohoku,
Hokuriku, Kanto, Chubu, Kansai (Kinki), Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan
Kepulauan Ryukyu.
Ekonomi
Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme
model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan
di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa
untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan
sebagai tenaga pengajar di Jepang.
Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan
raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun
pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah.
Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang
menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.
Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun
1960-an hingga 1980-an sering disebut "keajaiban ekonomi Jepang", yakni
rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada
tahun 1980-an. Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor
otomotif dan barang
elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca
perdagangan yang mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah
ditandatanganinya Perjanjian Plaza
1985, dolar AS mengalami depresiasi terhadap yen. Pada Februari 1987,
tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5% agar produk manufaktur
Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi kemerosotan volume ekspor
akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus likuiditas dan
penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi menyebabkan harga saham
dan realestat terus meningkat, dan berakibat pada penggelembungan harga
aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya "mitos
tanah" bahwa harga tanah tidak akan jatuh. Ekonomi gelembung Jepang
jatuh pada awal tahun 1990-an akibat kebijakan uang ketat yang
dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat diskonto resmi
menjadi 6%.
Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak penguasaan tanah
dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks
rata-rata Nikkei dan harga tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim
gugur 1990.
Pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan angka
rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat penanaman
modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-an.
Institusi keuangan menanggung kredit bermasalah
karena telah mengeluarkan pinjaman uang dengan jaminan tanah atau
saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi hanya sedikit
yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi global
pada tahun 2000.
Jepang adalah perekonomian terbesar
nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang bersama Jerman dan
Korea Selatan adalah 3 negara yang pernah mencatatkan diri sebagai
negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat sepanjang sejarah
dunia, dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun., dan perekonomian
terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam
keseimbangan kemampuan berbelanja. Industri utama Jepang adalah sektor
perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi,
telekomunikasi, dan konstruksi. Jepang memiliki industri berteknologi
tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam
non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan.
Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari
sektor jasa.
Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja
Jepang mencapai 67 juta orang. Tingkat pengangguran di Jepang sekitar
4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam produktivitas
tenaga kerja.Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat
upah per jam terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ Financial,
Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon Telegraph & Telephone, Canon,
Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi Corporation, dan
Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun
2008. Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global
2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data
tahun 2006). Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar
terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang
diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo disebut Nikkei 225.
Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang
menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah satu negara maju dengan
birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah
ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang
saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah
(shuntō)
berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh
dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal
konsep-konsep lokal, seperti Sistem Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady.
Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas
dan jaminan pekerjaan seumur hidup.
Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran dan
pemutusan hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup
mulai ditinggalkan. Perusahaan Jepang dikenal dengan metode manajemen
seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham sangat jarang. Dalam
Indeks Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara paling
laissez-faire di antara 41 negara Asia Pasifik.
Total ekspor Jepang pada tahun 2005
adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar ekspor terbesar Jepang tahun
2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Cina 14,3%, Korea
Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan
Jepang adalah alat transportasi, kendaraan bermotor, elektronik,
mesin-mesin listrik, dan bahan kimia. Negara sumber impor terbesar bagi
Jepang pada tahun 2006 adalah Cina 20,5%, AS 12,0%, Uni Eropa 10,3%,
Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan
4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan
perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk
industri.
Jepang adalah negara pengimpor hasil
laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar). Jepang berada di
peringkat ke-6 setelah RRC, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili,
dengan total tangkapan ikan yang terus menurun sejak 1996. Pertanian
adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang Dunia
II.
Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang
pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang", angkatan kerja di
bidang pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008.
Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani komersial, namun
di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga petani
pengusaha.
Sebagian besar angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut, sementara
angkatan kerja usia muda hanya sedikit yang bekerja di bidang
pertanian. Diperkirakan oleh pengamat ekonomi bahwa, Jepang
bersama Korea Selatan, India dan RRC akan benar-benar mendominasi dunia
ditahun 2030 dan mematahkan dominasi barat atas perekonomian dunia.
Demografi
Populasi Jepang diperkirakan sekitar
127,614 juta orang (perkiraan 1 Februari 2009). Masyarakat Jepang
homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja
asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang
Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan
orang Peru-Jepang. Pada 2003, ada sekitar 136.000 orang Barat yang
menjadi ekspatriat di Jepang. Kewarganegaraan Jepang diberikan kepada
bayi yang dilahirkan dari
ayah atau ibu berkewarganegaraan Jepang, ayah berkewarganegaraan Jepang
yang wafat sebelum bayi lahir, atau bayi yang lahir di Jepang dengan
ayah/ibu tidak diketahui/tidak memiliki kewarganegaraan. Suku bangsa
yang paling dominan adalah penduduk asli yang disebut suku Yamato dan
kelompok minoritas utama yang terdiri dari penduduk asli suku Ainu dan
Ryukyu, ditambah kelompok minoritas secara sosial yang disebut burakumin.
Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup
di Jepang adalah 81,25 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan
hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang dengan cepat menua
sebagai dampak dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan
penurunan tingkat kelahiran. Pada tahun 2004, sekitar 19,5% dari
populasi Jepang sudah berusia di atas 65 tahun.
Perubahan dalam struktur demografi
menyebabkan sejumlah masalah
sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan
meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain
termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah
atau memiliki keluarga ketika dewasa. Populasi Jepang dikhawatirkan akan
merosot menjadi 100 juta pada tahun 2050 dan makin menurun hingga 64
juta pada tahun 2100. Pakar demografi dan pejabat pemerintah kini dalam
perdebatan hangat mengenai cara menangani masalah penurunan jumlah
penduduk. Imigrasi dan insentif uang untuk kelahiran bayi sering
disarankan sebagai pemecahan masalah penduduk Jepang yang semakin menua.
Perkiraan tertinggi jumlah penganut
agama Buddha sekaligus Shinto adalah 84-96% yang menunjukkan besarnya
jumlah penganut sinkretisme dari kedua agama tersebut.
Walaupun demikian, perkiraan tersebut hanya didasarkan pada jumlah
orang yang diperkirakan ada hubungan dengan kuil, dan bukan jumlah
penduduk yang sungguh-sungguh menganut kedua agama tersebut. Professor
Robert Kisala (dari Universitas Nanzan) memperkirakan hanya 30% dari
penduduk Jepang yang mengaku menganut suatu agama.
Taoisme dan Konfusianisme dari Cina juga
memengaruhi kepercayaan dan tradisi Jepang. Agama di Jepang cenderung
bersifat sinkretisme dengan hasil berupa berbagai macam tradisi, seperti
orang tua membawa anak-anak ke upacara Shinto, pelajar berdoa di kuil
Shinto meminta lulus ujian, pernikahan ala Barat di kapel atau gereja
Kristen, sementara pemakaman diurus oleh kuil Buddha. Penduduk beragama
Kristen hanya minoritas sejumlah (2.595.397 juta atau 2,04%). Kebanyakan
orang Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap agama dan melihat
agama sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka
akan mengatakan bahwa mereka beragama Buddha
hanya karena nenek moyang mereka menganut salah satu sekte agama
Buddha. Selain itu, di Jepang sejak pertengahan abad ke-19 bermunculan
berbagai sekte agama baru (Shinshūkyō) seperti Tenrikyo dan Aum Shinrikyo (atau Aleph).
Lebih dari 99% penduduk Jepang berbicara
bahasa Jepang sebagai bahasa ibu. Bahasa Jepang adalah bahasa
aglutinatif dengan tuturan hormat
(kata honorifik) yang mencerminkan hirarki dalam masyarakat Jepang.
Pemilihan kata kerja dan kosa kata menunjukkan status pembicara dan
pendengar. Menurut kamus bahasa Jepang Shinsen-kokugojiten, kosa
kata dari Cina berjumlah sekitar 49,1% dari kosa kata keseluruhan,
kata-kata asli Jepang hanya 33,8% dan kata serapan sekitar 8,8%. Bahasa
Jepang ditulis memakai aksara kanji, hiragana, dan katakana, ditambah
huruf Latin dan penulisan angka Arab. Bahasa Ryukyu yang juga termasuk
salah satu keluarga bahasa Japonik dipakai orang Okinawa, tapi hanya
sedikit dipelajari anak-anak. Bahasa Ainu adalah bahasa mati dengan
hanya sedikit penutur asli yang sudah berusia lanjut di Hokkaido. Murid
sekolah negeri dan swasta di Jepang hanya diharuskan belajar bahasa
Jepang dan bahasa Inggris.
l • b • s | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kota | Prefektur | Populasi | Kota | Prefektur | Populasi | |||||
1 | Tokyo | Tokyo | 8.483.050 | Jepang |
7 | Kyoto | Kyoto | 1.474.764 | ||
2 | Yokohama | Kanagawa | 3.579.133 | 8 | Fukuoka | Fukuoka | 1.400.621 | |||
3 | Osaka | Osaka | 2.628.776 | 9 | Kawasaki | Kanagawa | 1.327.009 | |||
4 | Nagoya | Aichi | 2.215.031 | 10 | Saitama | Saitama | 1.176.269 | |||
5 | Sapporo | Hokkaido | 1.880.875 | 11 | Hiroshima | Hiroshima | 1.159.391 | |||
6 | Kobe | Hyogo | 1.525.389 | 12 | Sendai | Miyagi | 1.028.214 | |||
Sumber: Sensus 2005 |
Pendidikan
Pendidikan dasar dan menengah, serta
pendidikan tinggi diperkenalkan di Jepang pada 1872 sebagai hasil
Restorasi Meiji. Sejak 1947, program wajib belajar di Jepang mewajibkan
setiap warga negara untuk untuk bersekolah selama 9 tahun di Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah Pertama
(dari usia 6 hingga 15 tahun). Di kalangan penduduk berusia 15 tahun ke
atas, tingkat melek huruf sebesar 99%, laki-laki: 99%; perempuan: 99%
(2002).
Hampir semua murid meneruskan ke Sekolah
Menengah Atas, dan menurut MEXT sekitar 75,9% lulusan sekolah menengah
atas pada tahun 2005 melanjutkan ke universitas, akademi, sekolah
keterampilan, atau lembaga pendidikan tinggi lainnya. Pendidikan di
Jepang sangat kompetitif, khususnya dalam ujian masuk perguruan tinggi.
Dua peringkat teratas universitas di Jepang ditempati oleh Universitas
Tokyo dan Universitas Keio. Dalam peringkat yang disusun Program
Penilaian Pelajar Internasional dari OECD, pengetahuan dan keterampilan
anak Jepang berusia 15 tahun berada di peringkat nomor enam terbaik di
dunia.
Data-data Negara Jepang
Kepala Negara
|
Kaisar (Akihito, 7 Januari 1989-sekarang)
|
Kepala pemerintahan
|
Perdana Menteri (Yukio Hatoyama, 16-9-2009-sekarang
|
Bentuk pemerintahan
|
Kekaisaran
|
Ibukota
|
Tokyo
|
Pemerintah lokal
|
43 prefektur dan 4 kotapraja
|
Luas wilayah
|
377.930 KM2
|
Jumlah penduduk
|
127.470.000 jiwa (tahun 2010)
|
Suku bangsa
|
Jepang (99%)
|
Agama
|
Shinto (mayoritas, Islam, Budha, Kristen
|
Bahasa
|
Jepang
|
Mata uang
|
Yen
|
Lagu kebangsaan
|
Kimi Gayo
|
Produk Domestik Bruto
|
US$ 4.354,37 milyar (2008)
|
Pendapatan perkapita
|
US$ 32.817 (2009,IMF)
|
Hasil agraris
|
Beras, tembakau, buah dan sayuran
|
Hasil industri
|
Elektronik, otomotif, mesin, alat berat,farmasi, bahan kimia, manufaktur
|
Hari Besar
|
3 November 1946 (Hari konstitusi)
|
Kantor berita
|
KYODO
|
Bandara Internasional
|
Haneda (tokyo) Narita (Tokyo
|
Nb: Semoga Informasi yang saya posting ini dapat bermanfaat
Sumber:
Wikipedia
0 komentar: