PERADABAN MESIR KUNO (LEMBAH SUNGAI NIL)


sphinxx
Mesir merupakan satu-satunya pusat kebudayaan tertua di benua Afrika yang berasal dari tahun 4000 SM. Hal ini diketahui dari penemuan sebuah batu tulis di daerah Rosetta oleh pasukan Perancis yang dipimpin Napoleon Bonaparte. Batu tulis itu berhasil dibaca oleh seorang Perancis yang bernama Jean Francois Champollin (1800) sehingga sejak tahun itu terbukalah tabir sejarah Mesir Kuno yang berasal dari tahun 4000 SM.
            Seseorang akan mudah teringat dengan Mesir ketika disebut nama Firaun. Istilah Firaun sebenarnya merupakan gelar atau sebutan bagi raja/bangsawan Mesir. Kata Firaun sendiri berarti istana besar, artinya hampir semua penguasa Mesir hanya mau menetap di istana besar untuk menunjukkan kebesarannya. Beberapa Firaun yang sempat menguasai wilayah Mesir di antaranya Ahmose, Thutmose I, Thutmose III, Ramses II, Akhenaton, Ramses II, dsb.

1. letak geografis.
            Daerah Mesir terletak di bagian utara benua Afrika. Disebelah utara berbatasan dengan Laut Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan laut Merah, di sebelah selatan berbatasan dengan Sudan dan di sebelah barat berbatasan dengan Lybia.
            Kebradaan Mesir di benua Afrika merupakan berkah tersendiri. Wilayah Mesir yang dilalui oleh Sungai Nil memiliki tanah yang relative subur. Sungai Nil bersumber dari suatu mata air yang terletak jauh di tanah tinggi Afrika timur. Banjir yang mengalir ke utara dan setiap tahun mendatangkan banjir inilah yang mengubah padang pasir menjadi lembah-lembah yang subur. Lebar lembah itu antara 15 kilometer sampai 50 kilometer. Oleh karena itu, sector pertanian berkembang pesat di wilayah Mesir. Banyak sejarawan diantaranya adalah Herodotus (ahli sejarah Yunani) menjuluki Mesir sebagai the Give of the Nile dengan melihat potensi alam yang dimiliki Mesir.
2. Ras Pendukung
            Raja-raja dari zaman Mesir Tua bertahta di Thinis. Pada awalnya kerajaan Mesir terdiri dari dua kerajaan, yaitu kerajaan Mesir Hulu dan Mesir Hilir.
3. kepercayaan.
            Masyarakat Mesir Kuno percaya dan memuja dewa (polytheisme). Dewa yang dipuja itu ada yang khusus milik masyarakat desa, daerah atau kota, bahkan ada dewa yang dihormati oleh seluruh bangsa Mesir. Dewa-dewa yang dipuja bangsa Mesir di antaranya:
·         Dewa Osiris sebagai dewa tertinggi atau dewa kesuburan.
·         Dewa Thot (dewa pengetahuan)
·         Dewa Anubis (dewa berkepala anjing) sebagai dewa kematian.
·         Dewa Apis berwujud sapi.
·         Dewa Ra (Dewa Matahari) dan kemudian mnjadi Dewa Amon-Ra (dewa bulan matahari)
            Akhenaton dan istrinya pernah berupaya menjadikan Amon Ra sebagai satu-satunya dewa yang harus disembah (monotheisme), tetapi upaya ini tidak berhasil karena bertentangan dengan kepercayaan masyarakat.
4. Tulisan
            Pada dinding kuburan para penguasa di Mesir kuno banyak dijumpai tulisan. Abjad merupakan sumbangan masyarakata Mesir yang tak ternilai harganya bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Tulisan Mesir Kuno terdiri dari jenis hieroglyph yang merupakan gambar. Bentuk itu adalah yang tertua, kemudian berkembang menjadi bentuk hieratis dan demotis, yang betuknya lebih sederhana. Bentuk hieratis digunakan oleh kaum pendeta, sedangkan demotis oleh rakyat.
            Orang-orang Mesir kuno memahat tulisan-tulisan pada batu-batu. Mereka juga menulis pada daun papyrus dengan pena terbuat dari jerami dan sudah tentu mereka mengenal tinta.
5. Pemerintahan
            System pemerintah Mesir berbentuk kerajaan yang diperintahkan oleh seorang raja dengan kekuasaan absolute atau mutlak. Para ahli membagi sejarah kerajaan Mesir menjadi tiga zaman sebagai berikut.
a. Zaman krajaan Mesir Tua
            Raja-raja dari zaman Mesir Tua bertahta di Thinis. Pada awalnya kerajaan Mesir terdiri dari dua kerajaan, yaitu kerajaan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Kedua kerajaan ini berhasil dipersatukan oleh Firaun Menes. Oleh karena itu, Raja Mesir juga disebut dengan nama Nesutbiti (Raja Mesir Hulu dan Mesir Hilir).
            Raja-raja yang terkenal dari zaman Kerajaan Mesir Tua anatara tahun 2800-2800 SM adalah Raja Chufu (Cheops), Chefren, dan Menkaure. Berdasarkan bukti-bukti peninggalan berupa makam-makam piramida, raja-raja ini memiliki kekuasan yang besar dalam pemerintahannya.
            Pada masa pemerintahan Firaun Pepi I (± 2500 SM), kerajaan Mesir memperluas daerahnya sampai ke Nubia Selatan dan Abessynia. Tetapi setelah masa pemerintahan Firaun Pepi II, kerajaan Mesir dengan pusatnya Memphis semalin lemah dan musuh-musuh dariluar mendapat kesempatan untuk memecahkan belah kerajaan Mesir menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
b. Zaman Kerajaan Mesir Pertengahan
            Kerajaan mesir terpecah belah akibat terjadinya pertentangan dan persaingan anatara kaum bangsawan feodal. Persaingan dan pertentangan ini berhasil diatasi dan dipersatukan oleh raja dari kerajaan Thebe yang bernama Firaun Sesotis III (±1880 SM). Bahkan raja ini berhasil memperluas wilayahnya kedaerah Nubia. Ia juga menyerang dan menduduki daerah Palestina, bahkan sampai kedaerah Sichem. Firaun Sesotris III berhasil memerintah kerajaan dengan baik. Perdagangan Mesir dengan daerah-daerah di sekitar laut merah berkembang dan bertambah ramai, sehingga kesejahteraan rakyat meningkat.
            Setelah masa pemerintahan Raja Sesostris III terdapat beberapa raja terkenal yang pernah memerintah Mesir, diantaranya Firaun Amenemhet III (±1880 SM). Namun, setelah Raja Amenemhet III meninggal muncul bangsa-bangsa asia yang disebut bangsa Hyksos yang menyerang dan menguasai Mesir.
            Bangsa Mesir tidak ingin dikuasai oleh Hyksos sehingga melakukan perlawanan dipimpin Firaun Ahmosis I dari kerajaan Thebe. Bangsa Hyksos berhasil diusir dan ibu kota awaris direbut kembali. Berdirilah kerajaan Mesir baru. Firaun Ahmosis I diangkat menjadi penguasa Mesir. Setelah meninggal ia digantikan oleh Firaun Thutmosis I. Firaun Thutmosis I melakukan perluasan wilayah hingga kedaerah Asia Barat. Politik ini diteruskan oleh penggantinya yang bernama Firaun Thutmosis III (1500-1447 SM). Di bawah pemerintahaannya Babylonia, Assyria, Cicilia, Cyprus tunduk di bawah kekuasaan Mesir. Berikut raja-raja Kerajaan Mesir Baru setelah Thutmosis III meninggal:
·         Amenhotep II (1447-1420 SM);
·         Firaun Thutmosis VI;
·         Firaun Tut-Ankh-Amon;
·         Firaun Haremheb;
·         Firaun Ramses II;
·         Firaun Ramses III;
6. Ilmu pengetahuan dan Teknologi.
            Mereka sudah dapat mempelajari dan mengenal tata alam lingkungan dan tempat tinggalnya. Masyarakat Mesir kuno yang hidup dari hasil bercocok tanam memiliki banyak waktu luang untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan yang bersifat kehidupan baik yang bersifat material maupun spiritual. Masyarakat Mesir kuno percaya bahwa roh orang yang meninggal akan tetap hidup dan menghuni jasanya, apabila jasadnya tidak rusak. Oleh karena itu, pada tubuh orang yang meninggal dimasukkan macam-macam obat dan rempah-rempah agar tidak membusuk dan kemudian dibalut dengan bermacam-macam kain yang dipoles dengan kapur, garam dan perekat, sehingga terbentuk mummi yang tidak dapat rusak atau membusuk.
            Mummi orang kaya disimpan dalam kubur dibatu-batu karang yang dihiasi dengan lukisan-lukisan pahat, sedangkan mummni raja-raja disimpan dalam bangunan kubur pengawet yang sangat megah (piramida). Sistem dalam bangunan kubur pengawetan dan penguburan jenazah itu menunjukan bahwa masyarakat Mesir kuno sudah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
7. Peninggalan Kebudayaan
            Pada awalnya huruf Hieroglyph merupakan huruf gambar. Dari huruf Hieroglyph muncul tulisan baru yang disebut. Hierotis yang dipergunakan oleh para pendeta Mesir untuk keperluan keagamaan dan huruf demotis yang dipergunakan oleh rakyat.
            a. Tulisan Hieroglyph
Huruf hieroglyph itu dipergunakan terus menerus hingga sampai abad ke-5 sesudah Masehi. Akan tetapi, karna kepercayaan masyarakat Mesir ditindas bangsa Romawi, maka para pendeta tidak sempat lagi mempelajari huruf hieroglyph sehingga akhirnya dilupakan oleh orang Mesir.
            b. Piramida
 Kira-kira tahun 3000SM, Raja-raja Mesir mulai membangun Piramida-piramida. Piramida yang paling besar adala piramida Raja Chufu (Cheops). Tinggi piramida mencapai 137 meter dan di depannya terdapat patung Sphinx. Tentang teknik pembuatannya dan tata cara organisasinya tidak banyak yang dapat diketahui. Kemungkinan sekali dilakukan dengan cara kerja paksa.
            c. Ilmu Hitung
 Pada awalnya masyarakat Mesir menggunakan ilmu hitung yang sangat sederhana, khususnya penambahan dan pengurangan. Selanjutnya, dikembangkan perkalian dan pembagian. Pengetahuan ilmu ukur (geometri) mereka telah mencapai tingkat keahlian yang cukup mengagumkan. Mereka sudah mampu mengukur dan menhitung dengan tepat luas segitiga, segi empat, segi lima dan seterusnya. Bahkan mereka telah dapat membuat rumusan untuk mencapai diameter lingkaran. Kepandaian mereka dapat digunakan untuk menghitung isi piramida, silinder dan bahkan isi dari belahan bumi ini.
            d. Sphinx
Sphinx adalah patung seekor singa yang berkepala manusia yang didirikan didepan sebuah piramida. Sphinx merupakan lambang kekuasaan dan pemerintahan dari seorang raja Mesir yang dimakamkan pada Piramida itu. Kepala Sphinx merupakan lambang kebijaksanaan dan lambang kekuatan dari raja yang memerintah.
            e. Obelisk
Obelisk adalah sebuah tugu batu yang didirikan oleh masyarakat Mesir untuk memuja Dewa Amon-Ra (Bulan-Matahari).
            f. Mummi
Mummi adalah jenazah para raja atau bangsawan yang diawetkan. Pembuatan Mummi ini didasarkan pada kepercayaan masyarakat Mesir bahwa jiwa orang yang telah meninggal akan tetap hidup terus dan berada pada badan dan jasmaninya apabila badan jasmaninya tidak rusak.
            g. kota-kota kuno di Mesir
Kota-kota kuno di  mesir sangat erat hubungannya dengan kekuatan raja-raja Mesir  kuno. Kota-kota tersebut diantaranya:
ü    Kota Gizeh, dikota ini terdapat bangunan Piramida yang terbesar dan terkenal, yaitu Piramida           Raja Cheops, yang memiliki ketinggian 137 meter. Disamping itu ditemukan juga bangunan         Sphinx dan bangunan Istana Raja.
ü    Kota Deir Elbahri, dikota ini ditemukan bangunan tempat pemujaan masyarakat Mesir seperti           Kuil Dewa Amon yang dibangun oleh Ratu Hatshepshut.
ü    Kota Abus Simbel, dikota ini ditemukan bangunan kuil yang dibangun pada masa     pemerintahan Raja Ramses II.
ü    Kota Memphis dan Thebe, dikedua kota ini terdapat bangunan-bangunan Istana indah dan   megah.
8. Sistem Ekonomi.
            Pertanian dan Pengairan
            Karena merupakan daerah yang subur, manusia zaman kuno telah menetap di Mesir dan mengusahakan pertanian. Mereka menanam jelai, sekoi, gandum, dan bahan-bahan sandang. Untuk meningkatkan produksi, petani-petani Mesir membuat terusan-terusan dan mengalirkan air keladang-ladang. Mereka juga membangun waduk-waduk tempat penyimpanan air.
            Mereka hidup secara berkelompok dalam suatu daerah pertanian. Terbentuklah organisasi Masyarakat seperti desa-desa. Tiap-tiap desa dikepalai oleh kepala desa. Mereka menarik pajak dari petani-petani dalam bentuk hasil bumi.

0 komentar: