Sayuti Melik Tokoh Pengetik Naskah Proklamasi
Sayuti Melik Tokoh Pengetik Naskah Proklamasi Sayuti melik adalah
sosok yang mengetik naskah teks proklamasi tersebut. Tentang siapa
sosok Sayuti Melik memang tak banyak informasi yang diperoleh. Dalam
buku sejarah pun hanya sebatas menjelaskan bahwa Sayuti Melik lah yang
mengetetik naskah teks proklamasi. Ada sedikit informasi tambahan bahwa
Sayuti Melik cukup lama menjadi sekertaris pribadi Soekarno.
Sayuti Melik adalah seorang wartawan dan pejuang nasional. Sebagai
pejuang dan sekaligus wartawan, Sayuti Melik terlibat langsung dalam
persiapan priklamasi tersebut. Dia termasuk salah satu dari kelompok
lima yakni Soekarno, Mohammad Hatta, Sukarni dan Achmad Subarjo.
Keterlibatan Sayuti Melik terutama dalam merumuskan point - point
penting yang kelak akan menjadi teks proklamasi. Kejadian itu
berlangsung dini hari di rumah Maeda, seorang perwira tinggi jepang
berpangkat laksamana madya.
Sayuti Melik lahir di Dusun Kalidogo, Kelurahan Purwobinangun, Paken,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Ayahnya bernama Dul Maini, seorang kepala
kerohanian di sembung kala itu. Dalam perumusan naskah teks proklamasi
tersebut menurut beberapa rujukan terjadi perbincangan sengit tenntang
siapa yang menandatangani naskah proklamasi tersebut. Saat itu redaksi
naskahnya sendiri telah mendapat persetujuan bulat, terutama pada
langkah penentuan nasib bangsa Indonesia selanjutnya itu. Lalu setelah
jeda, Sukarni maju ke depan dan menyatakan bahwa uang mentanda tangani
naskah proklamasi tersebut tidak perlu semua anggota, melainkan Soekarno
dan Mohammad Hatta saja atas nama bangsa Indonesia.
Hadirin menyambut usulan itu dengan tepuk tangan. Tapi sesungguhnya yang
mempunyai gagasan untuk mengusulkan hal tersebut tidak lain adalah
Sayuti Melik dan diucapkan Sukarni di podium. Kedati Mohammad Hatta yang
awalnya mengusulkan agar naskah tersebut ditanda tangani oleh keompok
lima kecewa dengan diterimanya usul dari Sukarni tersebut. Tapi sejarah
kemudian mencatat bahwa yang menandatangani naskah teks proklamasi pada
akhirnya adalah Soekarno dan Beliau sendiri.
0 komentar: