PERJALANAN KONFLIK KOREA UTARA
PERJALANAN KONFLIK KOREA
UTARA (DPRK) – KOREA
SELATAN
(REPUBLIC
OF KOREA): DARI PERANG KOREA HINGGA
DIPLOMASI
2.1 Sejarah Singkat Perang Korea (25 Juni
1950 – 27 Juli 1953)
Perang Korea dimulai pada tanggal 25 Juni
1950 dan berakhir pada
tanggal 27 Juli 1953. Perang ini
diawali ketika tentara Korea Utara secara
mengejutkan melakukan serangan pada
hari minggu, tanggal 25 Juni 1950 waktuKorea. Permasalahan utama perang dua
negara saudara tersebut adalah tidakadanya titik temu antara Uni Soviet dengan
Amerika Serikat mengenai masa
depan semenanjung Korea. Dua kekuatan tersebut
memainkan peranannya
masing-masing sebagai pemenang perang
dunia II di semenanjung Korea
yang
memang sebelumnya diduduki oleh fasisme
Jepang. Wilayah semenanjung Koreayang mempunyai peradabannya sendiri dibawah
kekuasaan Dinasti Korea,
tepatnya dinasti Joseon (1392-1910) yang tunduk dibawah kekuasaan dinasti Qing dari Cina.Pada awalnya wilayah semenanjung Korea inipun telah diduduki
olehJepang pada awal tahun 1900-an. Jepang berhasil menduduki wilayah
semenanjung Korea setelah mengalahkan Rusia
dalam Russo-Japanese War
(Februari 1904-September 1905)36 dan
Jepang membuat kesepakatan di Eulsa
Treaty pada tanggal 17 November 1905 dengan Korea, serta menjadikan wilayahsemenanjung Korea
sebagai wilayah protektorat Jepang. Perjanjian ini
memperkuat kedudukan Jepang di wilayah
semenanjung Korea.
Jepang terus
menduduki Korea
dalam upayanya memperluas kekuasaan fasisme-nya di perangAsia Timur Raya (Dai Toa No Senso) yang sebelumnya Korea berhasil
memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya
dari pendudukan Jepang di tahap I
pada tanggal 1 Maret 191937 melalui
gerakan kemerdekaan rakyat Korea
bersatu.Korea di periode tersebut telah memiliki kesadaran nasionalisme untuk
mengusir
penjajah Jepang yang telah melakukan
okupasi di wilayah semenanjung Korea
selama sepuluh tahun. Meskipun gerakan
nasionalis tersebut dapat dipatahkan
oleh Jepang dan gagal menjadi gerakan
kemerdekaan, namun tanggal tersebut
tetap diperingati sebagai titik tolak
kesadaran nasionalisme Korea
oleh bangsa
Korea sendiri. Para pejuang Korea tersebut terus berusaha
mendirikan pemerintah
provisional Korea yang dibentuk untuk melakukan
tindakan reaksioner terhadap
Jepang.Pemerintah provisional Korea dibentuk
oleh para pemimpinan nasional
Korea seperti Syngman Ree, Yi Tong-hwi, An Ch’ang-ho dan Kim Ku. Para
pemimpin tersebut membawa isu
kemerdekaan Korea
ke wilayah Cina, dan
mendeklarasikan pembentukan
pemerintahan tersebut di Shanghai
pada bulan
April 1919. Pada tahun
1922, semua kelompok dari berbagai aliran yang
melakukan tindakan resistensi terhadap Jepang
bersatu dibawah kepemimpinan
pemerintah provisional Korea, yang dimana Syngman Ree
menjadi presidennya
dan Yi Tong-hwi yang berpaham komunis diangkat
menjadi perdana menterinya.
Kelak, Yi membantu Uni Soviet melakukan operasi
revolusioner di Manchuria
dan Kim Ku mendekat ke pemimpin sayap kanan
nasionalis Cina, yaitu Chiang
Kai-sek. Hingga perang dunia II berakhir dan
membuat wilayah semenanjung
Korea terbebas dari belenggu pendudukan Jepang, para
pemimpin pemerintah
provisional Korea dan beserta para anggotanya kembali ke
semenanjung Korea.
Semenjak kekalahan Jepang
di perang dunia II tersebut, wilayah-wilayah bekas
pendudukan Jepang mengalami
Vacuum of Power, tidak terkecuali wilayah yang
dinamakan semenanjung Korea.
Kelompok-kelompok yang melakukan tindakan
resistensi terhadap
pendudukan Jepang kembali mengambil alih wilayah-wilayah
yang selama ini menjadi
asal pengaruh mereka. Seperti kelompok yang beraliran
komunis kembali menduduki
wilayah utara begitupula dengan pemerintahan provisional
Korea
pimpinan Syngman Ree yang menduduki wilayah selatan
semenanjung Korea.39 Cita-cita
reunifikasi sebenarnya telah tercipta ketika
berbagai kekuatan dari berbagai aliran
di dalam bangsa Korea
memproklamirkan
pemerintah provisional Korea dan bersama-sama berupaya
mengusir Jepang dari wilayah semenanjung Korea, namun semua hal tersebut sirna
ketika para kekuatan asing pemenang perang dunia II melakukan intervensi dan
membagi jatah wilayah kemenangan perang dunia II, termasuk wilayah semenanjung
Korea, yang dimana Uni Soviet mempengaruhi wilayah utara dan Amerika Serikat mempengaruhi wilayah selatan semenanjung Korea dengan
pemahaman dan ideologinya masingmasing.Uni Soviet dan Amerika Serikat berusaha
membentuk pemerintahanadministrasi masing-masing wilayah yang akhirnya tercipta
dengan DemocraticPeople of
Republic Korea yang dikenal dengan Korea
Utara dan Republic ofKorea yang dikenal dengan sebutan Korea Selatan.
Pemisahan kekuasaanpemerintah administrasi ini sendiri diketahui dan dibawah
arahan PBB, hal inidilakukan karena tidak adanya titik temu antara Uni Soviet
dan Amerika Serikatdalam mengimplementasikan amanat PBB (penyatuan) terhadap
wilayah Korea.Pertempuran pertama kali berlangsung ketika Korea Utara untuk
pertama kalinya melakukan serangan ke wilayah Korea Selatan. Dalam serangan
tersebut sangat terlihat keunggulan Korea Utara dalam berbagai lini bila
dibandingkan dengan Korea Selatan. Korea Utara yang memang didukung sepenuhnya
oleh pihak Uni Soviet dalam bidang persenjataan melakukan serangan dari darat
dan udara. Korea Selatan terlihat tidak dapat menandingi kekuatan Korea Utara
tersebut, hal ini dikarenakan pada masa itu, Korea Selatan masih belum
mempunyai persenjataan dan kekuatan pertahanan yang cukup untuk menandingi
kekuatan Korea Utara. Korea Selatan pada masa itu tidak sepenuhnya didukung
oleh Amerika Serikat dalam berbagai hal, termasuk dalam militer dan
persenjataan. Hal ini dikarenakan pada masa itu, Amerika Serikat tidak
sepenuhnya memberikan perhatian terhadap kawasan semenanjung Korea, terutama Korea Selatan yang seharusnya
menjadi tanggung jawab mereka ketika Amerika
Serikat turut menjadi trigger pembentukan Republic of Korea.
Amerika Serikat juga pada masa itu terlihat belum melihat signifikansi
pentingnya semenanjung Korea.
Sedangkan dari sisi Korea Utara yang terus didorong oleh kekuatan ideologi
komunis Uni Soviet ingin sekali melakukan proses penerapan ideologi komunis
secara keseluruhan di kawasan semenanjung Korea yang memang diharapkan oleh Uni
Soviet dan Cina. Dalam melakukan serangan balasan, pemerintah Amerika Serikat
yang
dipimpin oleh Presiden Harry S. Truman terlihat lambat dalam mengambil
keputusan untuk mendukung Korea Selatan di pertempuran
semenanjung Korea.
Bahkan yang mengambil inisiatif terlebih dahulu dalam
membalas serangan yang
dilakukan oleh Korea Utara tersebut adalah Jenderal Douglas
MacArthur yang
bertindak sebagai komandan pertahanan Amerika Serikat yang
berkedudukan di
Tokyo. Tindakan MacArthur tersebut dilakukan, terutama untuk
melindungi
kepentingan Amerika Serikat di kawasan semenanjung Korea.
Namun tanpa
dukungan kekuatan yang memadai dari Washington yang lambat dalam
mengambil keputusan, serangan balasan yang diperintahkan
MacArthur dari
Tokyo tetap tak sanggup menandingi kekuatan Korea Utara yang
didukung oleh
persenjataan Uni Soviet, dan pada tanggal 27 Juli 1953,
pihak Amerika Serikat
menyatakan untuk melakukan gencatan senjata mengenai
pertempuran selama tiga tahun tersebut dan mengakui keunggulan Korea Utara.
Tanggal tersebut hingga kini terus dikenang oleh seluruh warga negara Korea
Utara akan kemenangan dalam perjuangannya melawan pasukan Amerika Serikat yang
terjadi selama Perang Korea.
Persetujuan gencatan senjata antara Korea Utara dengan Amerika Serikat secara
penuh mengakhiri Perang Korea
yang telah berlangsung sejak tahun 1950.
Perpecahan di Semenanjung Korea
Semenanjung Korea, semenanjung yang pernah
dianggap selalu
mengalami kesialan dalam perspektif
historisnya. Telah banyak kejadian di
beberapa abad dan tahun sebelumnya yang
mampu melahirkan Korea
seperti di
abad saat ini. Korea yang terpecah, Korea yang terbagi dua berdasarkan
ideologi. Semenanjung ini telah mengalami empat kali pendudukan yang dilakukan
oleh bangsa lain, yaitu Cina, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat; serta pernah
juga merasakan sekitar 900 invasi dalam perjalanan sejarah semenanjung ini.
Kesialankesialan itulah yang telah mereka alami selama hampir ratusan tahun
lamanya. Dapat dikatakan, bangsa Korea secara historis merupakan
bangsa yang telah diberikan hadiah untuk bertetangga dengan para pemilik
kekuatan didunia ini. Namun walau bagaimanapun, dalam perjalanannya Amerika
Serikat-lah yang telah membuat semenanjung Korea memiliki banyak
dinamika yang dapat dipelajari. Hubungan
pertama Amerika dengan bangsa Korea
adalah dengan kerajaan Hermit, dan hubungan pertama tersebut adalah suatu
pertemuan yang cukup mengesankan bagi kerajaan Hermit. Hubungan dengan Amerika
Serikat pada pertama kali ini dianggap mereka cukup membantu dalam
mempertahankan diri dari tetangga-tetangga besarnya. Bahkan raja (Korea)
Hermit sangat senang dengan kedatangan Amerika Serikat dan hubungan mereka
dengan bangsa tersebut. Tetapi hal tersebut sesungguhnya terlalu prematur untuk
dianggap sebagai suatu keberkahan bagi bangsa Korea, karena dalam beberapa
tahun selanjutnya, Washington (Amerika Serikat) sesungguhnya akan menjual
pertemanan baru mereka dengan bangsa Korea.44 Seperti halnya dengan bangsa Jepang dan
Rusia yang juga memiliki ketertarikan untuk melakukan kontrol terhadap Korea.
Akan tetapi, setelah kemenangan Jepang dalam Russo-Japanese
War di
tahun 1904-1905,45 bangsa (Jepang) ini justru memiliki kemampuan untuk
melakukan aneksasi terhadap wilayah bangsa
Korea Dalam masa pendudukan tersebut, Jepang berusaha melenyapkan
budayabudaya Korea dan menanamkan pengaruh kebudayaan Jepang. Pengaruh mereka
lakukan dengan cara penggunaan
nama-nama Jepang di diri individu bangsa
Korea serta upaya penghapusan bahasa Korea. Jepang juga menanamkan
pengaruh kepercayaan Shinto, serta
memberikan pengajaran baru mengenai
sejarah bangsa Korea kepada anak-anak kecil bangsa Korea.
Jutaan pria dan
wanita bangsa Korea benar-benar dibuat untuk
mengingat apa yang telah
dilakukan oleh bangsa Jepang terhadap
mereka, banyak dari mereka juga yang
diajak Jepang untuk turut serta
membantu Jepang dalam perang Asia Timur Raya (Dai Toa No Senso).
Bangsa Korea
benar-benar dibuat loyal kepada kaisar yang berada di Tokyo. Namun ketika
Jepang mengalami kekalahan dalam perang Asia Timur Raya. Bangsa Korea yang
sempat mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan dari pendudukan bangsa asing
berdasarkan pada Deklarasi Kairo di tahun 1943 justru pada tahun 1945 kembali
mengalami aneksasi dari Uni Soviet yang mempunyai pengaruh Komunis dan Amerika Serikat
yang mempunyai pengaruh liberal. Uni Soviet mencoba mempengaruhi bagian utara
dan Amerika Serikat menanamkan pengaruh di bagian selatan, dan mulai saat
itulah perpecahan di semenanjung Korea terjadi. Bagi Korea Utara,
ideologi komunis adalah sesuatu yang penting untuk dipertahankan. Bahkan Korea
Utara mempunyai penyesuaian tersendiri terhadap ideologi komunis yang
berdasarkan ajaran Marxisme dan Leninisme. Ajaran dan ideologi tersebut
dinamakan ajaran Juche
yang diterapkan secara menyeluruh oleh
pemimpin besar Korea Utara pada masa itu, yaitu Kim Il-sung melalui Partai Pekerja
Korea (PPK) yang didirikannya pada tanggal 10 Oktober 1945. Bagi
Kim Il-sung, sejak awal periode revolusi dan pemerintahan yang dipimpinnya
telah diajarkan bahwa revolusi di bidang ideologi berada di atas segala
pekerjaan. Sejak
tahun 1992, Juche dianggap sebagai ajaran asli Korea yang tidak meniru
Marxisme-Leninisme atau ajaran asing lainnya. Ajaran ayah dari Kim Jong-il ini
menjadi pegangan wajib bagi setiap pejabat partai, pemerintah, militer dan
seluruh rakyat Korea Utara. Bahkan selain di dalam negeri, penguasa Korea Utara
juga terus berusaha untuk menanamkan ajaran-ajaran tersebut diluar negeri Korea
Utara,51 dan
sejak tanggal 9 September 1997 Korea Utara memberlakukan tahun Juche patokan tanggal kelahiran Kim Il-sung yakni 15 April 1912
sebagai tahun kesatu, sedangkan tanggal dan bulan tetap mengikuti sistem
penanggalan masehi.52
Demikian pula halnya dengan Partai
Pekerja Korea
yang terbukti berhasil
menempatkan ideologi sebagai dasar
kekuatannya dalam menggerakan pembangunan bangsa. Partai Pekerja Korea berhasil
melakukan gerakan umum
bagi mobilisasi ideologi yang juga
menjadi momentum utama dalam mengawali
gerakan tersebut sehingga menciptakan
kemajuan bagi pembangunan sosialis
pasca perang Korea. Di samping itu, Presiden Kim
Il-sung telah meletakkan teori
mengenai ideologi yang menentang
gagasan bahwa gerakan massa
merupakan
faktor utama dalam revolusi dan
pembangunan. Sejarah telah membuktikan
bahwa dengan memegang teguh pada ideologi sebagai salah satu
tonggak dalam mendirikan negara yang kuat, maka pada gilirannya negara akan
mencapai kejayaannya.
Dengan kebijakan itu maka rakyat Korea Utara
hanya diperkenankan mengenal satu kebudayaan yang sejalan dengan ideologi
partai dan negara, dan kebudayaan tersebut dianggap oleh Korea Utara sebagai
kebudayaan asli (juche). Akibatnya adalah pengaruh kebudayaan asing di Korea Utara
dapat dikatakan hampir tidak ada dan bahkan muncul penolakan terhadap
kebudayaan asing tersebut. Mengingat bahwa kegiatan sosial dan budaya merupakan
salah satu sasaran propaganda dan pelaksana kepentingan negara, maka aktivitas
seni, budaya dan olahraga tetap diutamakan dan dikembangkan dengan tetap
memperhatikan kualitas disamping kuantitas. Oleh karena itulah maka kegiatan
festival seni besar-besaran dalam perayaan The Sun’s Day dapat
ditempatkan sebagai salah satu bentuk upaya propaganda kepentingan nasional
baik yang ditujukan sebagai komsumsi ke dalam negeri maupun luar negeri.
Pada periode tahun 1999, salah satu penyebab terjadinya
perpecahan
adalah adanya masa kejayaaan bagi angkatan bersenjata Korea
Selatan, karena jika pada masa-masa periode sebelumnya angkatan bersenjata
Korea Selatan dapat menangkap 2 kapal selam Korea Utara secara kebetulan, seperti
secara kebetulan seperti secara kebetulan berhasil menangkap kandasnya kapal
selam Korea Utara di pantai Kangneung dan penangkapan kapal selam Korea Utara
lainnya karena terjerat jaring kapal ikan nelayan Korea Selatan di sekitar
perairan Sokcho. Akan tetapi pada periode milenium baru ini, angkatan
bersenjata Korea Selatan yang dalam hal ini merupakan angkatan laut Korea
Selatan berhasil menenggelamkan 1 kapal angkatan laut Korea Utara yang telah
beberapa kali melanggar Northern Limit Line (NLL), dan pada periode secara singkat terjadi peningkatan
pada bidang persenjataan angkatan laut Korea Selatan yang mempunyai peralatan
lebih modern dengan personil yang lebih tertatih dari perode tahun-tahun
sebelumnya. Walaupun demikian, usaha dalam mengejar peningkatan persenjataan
Korea Utara dilakukan oleh Korea Selatan dengan melakukan pengeluaran yang
sangat besar dibidang militernya. Meskipun doktrin militer dan struktur
kekuatan Korea Utara berorientasi ofensif bila dibandingkan dengan Korea
Selatan yang lebih cenderung defensif, namun kehadiran kekuatan militer
tersebut melakukan kompensasi dalam munculnya perbedaan tersebut. Berdasarkan
perkiraan terakhir Institute of International and
Strategic Studies di London, Angkatan Darat Korea Utara
melebihi 784.500 yang merupakan 3,8% penduduk, sedangkan Korea Selatan dengan
jumlah 622.000 yang merupakan 1,3% dari jumlah penduduknya. Dalam hal ini,
Korea Utara menempatkan setengah dari pasukan tempurnya di daerah Demilitarized Zone (DMZ). Menurut pengakuan Amerika Serikat pada tahun 1983,
Korea Utara mengeluarkan 25% GNP-nya untuk keperluan bidang militernya,
sedangkan Korea Utara sendiri hanya 6% dari GNPnya. Dalam tiga tahun terakhir
Korea Utara mempercepat program militerisasinyauntuk memproduksi tank yang berasal
dari Uni Soviet dengan tipe T-26, memperoleh pesawat A-7 produksi Cina serta
memproduksi pesawat tiruan bertipe MIG-21. Selain itu Korea Utara juga
melakukan peningkatan padaangkatan lautnya dengan menambahkan 500 kapal tempur
atau perusak, 21 kapal selam serta menambahkan kapal-kapal yang dilengkapi
dengan peluru-peluru jarak jauh. Pada saat itu pasukan Korea Utara mampu
melakukan serangan terhadap Korea Selatan, bahkan tanpa bantuan dari Cina dan
Uni Soviet sendiri. Sedangkan pada saat itu, Korea Selatan sendiri mengalami
penurunan bantuan dari Amerika Serikat. Perangkat defensif Korea Utara sendiri,
seperti Tank dan Artileri bahkan dibuat didalam negeri mereka sendiri. Dalam
hal ini, pihak Korea Utara dapat dikatakan lebih
kuat dari Korea Selatan, mereka (Korea Utara)
bahkan melengkapi perangkat defensifnya
tersebut dengan kepentingan agar dapat melakukan Blitzkrieg terhadap
pihak Korea Selatan, dengan tujuan utama
mendobrak garda depan wilayah DMZ dan Seoul. Bahkan Amerika
Serikat terus
memprovokasi keadaan tersebut dengan
mengatakan bahwa Korea Utara masih
terus meningk atkan jumlah satuan
artilerinya dengan peralatan-peralatan yang
lebih berat. Menurut pengakuan Amerika
Serikat pada saat itu, jumlah kekuatan
Korea Utara tersebut merupakan tiga
perempat dari jumlah altileri yang dimiliki Amerika Serikat dan ditempatkan
diseluruh dunia. Korea Utara juga mempunyai pasukan komando dengan jumlah
sedikitnya 100.000 personil yang dapat dengan cepat dipindahkan menggunakan 100
kapal pendarat
berkecepatan tinggi. Korea Utara juga memiliki kapal transportasi militer
bertipe A-2 yang dapat melalui terowongan bawah tanah mereka untuk dapat menerobos
jauh ke wilayah Korea Selatan. Dan lebih hebatnya lagi, Korea Utara pada masa
ini mampu menghancurkan atau mengacaukan jaringan komando dan komunikasi lawan
yang sekaligus saudaranya tersebut. Kekuatan pasukan komando gerak
cepat ini juga tercatat mampu melakukan
serangkaian kegiatan yang bersifat terorisme, seperti yang mereka lakukan di
tahun 1968 dengan menyerang kediaman presiden Korea Selatan serta melakukan
percobaan’pembunuhan
terhadap presiden Korea Selatan yang lain di kota Rangoon pada Oktober
1983. Selain kekuatan angkatan bersenjata yang dalam hal ini telah dijelaskan
bertipe angkatan darat. Korea Utara juga mengungguli Korea Selatan dalam
angkatan laut dan udara dengan jumlah kuantitas yang lebih besar. Perbandingan
diantara keduanya tercatat, Korea Utara memiliki 500 kapal tempur, sedangkan
Korea Selatan hanya 100 kapal tempur. Korea Utara memiliki 21 kapal selam
berikut kapal patroli yang mempunyai peluru kendali, sedangkan Korea Selatan
hanya memiliki 8 kapal perusak peninggalan Amerika Serikat di masa perang dunia
II. Korea Utara memiliki 740 pesawat tempur, sedangkan Korea Selatan hanya
memiliki 450 pesawat tempur.58
Pada tahun 1983 ini, persaingan kekuatan
militer kedua Korea meningkat tajam, ditandai dengan semakin sering keduanya
terlibat dalam konflik terbuka. Persaingan ini tentunya semakin memperbesar
jurang pemisah dan semakin kuatnya perpecahan diantara keduanya..
Annyeong... Jgn lupa Sabtu, 31 Jan '15 KOREAN FESTIVAL di Politeknik Pajajaran jam 9-17. Acara GRATIS & terbuka utk UMUM. Acara sgt meriah spt:
BalasHapus- Festival Cover K-Pop & Cover K-Dance se-Bdg dsk utk Pelajar dan Umum
- Penampilan mahasiswa Mokwon : Traditional music & dance, saxophone, choir etc
- K-Food festival & Cooking Demo, bazzar pernak-pernik dll
- Kompetisi Selfie dg mahasiswa Mokwon University "Live On Big Screen"
- Flashmob, Korean Photo Booth, Korean Face Painting & Battle of Dance dari semua peserta & mahasiwa Mokwon Uni.
Untuk pendaftaran K-Dance & K-Pop ke POLJAN di Grand Surapati Core Jl. Phh. Mustafa 155 Bdg atau hubungi:
- SMS/WA/Call: 0818 0201 5555 dan 082 115 776655
- PIN BB: 232e1970
- Twitter: @PoljanBdg
- FB: fb.com/PoljanBdg
Halo Pecinta Sejarah:)
BalasHapusPerkenalkan, saya Dewi dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi music dn filem menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)