all about HISTORY ROMAWI


ROMAWI

A.  Kerajaan Roma

Menurut berita lama, Roma didirikan oleh Remus dan Romulus pada tahun 750 BC. Merupakan putera Nars dari Rhea Silvita. Menurut Vergilus keduanya keturunan Teneas, seorang pahlawan Troya yang dapat melarikan diri saat terjadinya perang, Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa Yunani.
Cerita lain menyebutkan bahwa Rhea Silvita adalah puteri dari Albhonga yang melarikan diri ketika terjadi perselisihan dalam partai. Dalam pelariannya Rhea melarikan Remus dan Romulus. Setelah Rhea Silvita meniggal kedua anaknya dipelihara oleh serigala. Setelah keduanya besar mendirikan kota Roma pada tahun 750. (berita lain menyebutkan 753 BC)
Menurut cerita tersebut Remus lebih pandai dibandingkan Romulus, yaitu dalam hal pertanian dan membuat rumah. Hal ini berakibat terjadinya perselisihan diantara keduanya dan Remus meninggal dibunuh Romulus.
Dalam perkembengan selanjutnya Roma mempunyai peranan penting di dalam politik Italia. Menurut cerita lama pemerintahan Roma dijalankan oleh tujuh orang raja sampai tahun 510 BC. Diantara raja-raja tersebut, yaitu raja Pompillius. Ia peletak dasar-dasar agama kerajaan Roma. Servius Fullius dianggap sebagai penyusun cara-cara pemerintahan dan perundang-undangan kerajaan Roma.
Menurut Servius Fullius kerajaan Roma bukan kekuasaan raja secara mutlak, tetapi rakyat diberi wewenang dan tanggung jawab dalam pemerintahan. Oleh sebab itu rakyat membentuk dewan yang disebut dewan Comitia. Keanggotaan dewan tersebut terdiri dari para kepala suku. Kedudukan dewan dalah sebagai penasehat raja. Oleh karena dewan terdiri dari perwakilan suku maka disebut Comitia Centuriata (dewan suku-suku).
Pemerintahan pada mulanya cenderung demokratis, tetapi kemudian berubah menjadi diktator pada saat pemerintahan oleh Tarquinius. Ia menekan golongan patricia (waktu itu kepala suku). Anal Tarquinius Superbus setelah menggantikan ayahnya, ia berusaha gaya pemerintahan ayahnya tetapi golongan patricia dibawah pimpinan Jubius brutus mengadakan pemberontakan dan dapat menumbangkan pemerintahan kerajaan. Sejalan dengan keruntuhan tersebut maka berakhir pula bentuk kerajaan dan dimulailah bentuk baru, yaitu Republik Roma (respublika) kekuasaan berada ditangan para kepala suku.


      B. Republik Roma
          
1.   Pemerintahan dan Peralatan negara
Setelah tampuk pemerintahan di roma dipegang oleh kaum patria,
maka pimpinan pemerintahan diangkat dua orang konsul yang dipilih oleh kaum bangsawan.
                 Konsul mempunyai hak mutlak atas pemerintahan sejauh masih memegang jabatannya. Namun demikian konsul di Roma bukanlah menciptakan kediktatoran, sebab pengambil keputusan selalu dirundingkan dengan konsul kedua. Jabatannya sebatas satu tahun dan harus mempertanggungjawabkan tindakannya selama memegang jabatannya.
                  Di samping konsul, yaitu senat. Ia mendampingi kosul selama masa jabatannya. Jabatan Senat lebih lama dari konsul. Ia berhak memberi nasehat pada konsul. Oleh sebab itu dalam perkembangannya Senat mempunyai penganut yang cukup besar dalam pemerintahan.
                  Selain itu, Pontifex Maximus (imam Agung) dan kepala Kepolisian. Alat perlengkapan yang lain dari Republik Roma adalah Comitia Curiata (dewan rakyat). Dewan itu tidak mempunyai hak inisiatif, tetapi mempunyai hak ratifikasi (mengesahkan) apabila diminta.
                  Dalam pelaksanaan pemerintahan, negara mempunayai wewenang terhadap jiwa rakyatnya. Oleh sebab itu untuk mencegah kesewenang-wenangan, maka rakyat (warga negara) berhak naik banding atas hukuman mati yang telah dijalankan negara kepadanya. Badan yang berhak meninjau kembali atas keputusan tersebut, yaitu Comitia Curiata.
                  Oleh karena golongan patricia memegang kekuasaan, maka ia dalah warga negara penuh. Golongan lainnya, yaitu Plebaca (rakyat rendah), tidak mempunyai hak yang sama dengan kaum patricia (bangsawan). Dengan demikian, pada permulaan republuk ini ada dua golongan. Mereka yang berada dibawah perwalian seorang patricia disebut Clent. Clent dapat membela dirinya di muka pengadilan dengan perantara seorang patricia.
                    Golongan plebaca yang terdiri dari penduduk kota dan para petani diluar kota Roma dalam beberapa hal mempunyai kelebihan. Banyak diantara mereka melebihi dari golongan patricia mengenai kekayaannya. Didasarkan atas kenyataan itu, golongan patricia mulai merasakan adanya suatu ancaman, sebab cepat atau lambat golongan plebaca akan memperjuangkan persamaan hak baik melalui jalan damai maupun kekerasan. Oleh sebab itu mulailah diadakan perubahan.
                     Pada tahap permulaan golongan plebaca diberi hak untuk mendirikan Tribuni Plebis disetiap wilayah Roma, yang jumlahnya 17 buah. Setiap Tribun mempunyai hak veto terhadap keputusan pemerintahan setempat. Tindakan itu untuk mencegah adanya tindakan sewenang-wenangan.
                     Anggota Tribuni Plebis diangkat oleh badan pemusywaratan kaum Plebaca di wilayah tersebut yang disebut Concilium Plebis, (putusannya disebut Plebescit). Untuk menghindari perselisihan antara pusat dan daerah (pusat daerah supaya tidak di Veto oleh Tribuni plebis di wilayah tersebut), maka sehat selalu menerima usul Tribuni untuk menetapkan usul yang mereka ajukan kepada konsul. Untuk meningkatkan keharmonisan hubungan yang lebih baik maka pada tahun 367 BC, satu dari dua jabatan konsul diisi oleh seorang plebaca. Selanjutnya jabatan penting dalam keagamaan terbuka untuk kaum plebaca.
                    Apabila diamati sepintas kilas pemerintahan Republik Roma adalah demokratis, tetapi bila dikaji secara detail ternyata tidak tepat. Senat sebagai badan pendamping konsul, keanggotaannya harus seorang kepala daerah yang telah berdinas lama. Oleh sebab itu keanggotaaan senat bukan berdasarkan pemilihan umum atau lapisan masyarakat tetapi pejabat negara. Selain itu jabatan konsul harus diisi oleh seorang anggota senat. Akibatnya timbul istilah bangsawan pengalaman atau disebut Nobiles.
                   Dewan Comtia Centuriata sendiri lahirnya bersatu dengan dewan Consilium Plebis, menjadi dewan Comitid Tributa, kekuasaannya meliputi :
a.    Mengangkat pegawai negeri
b.    Menerima atau menolak Lex maupun Lejes (keputusan Comitia Centuriata)
c.     Memutuskan perang atau damai. Sebelunya hak ini dipegang oleh Comitia.
Sebelumnya di Romawi hukum yang berlaku berdasarkan data, tetapi karena sering disalah gunakan para penguasa, maka golongan Plebaca menutut adanya hukum tulis. Oleh sebab itu pada tahun kurang lebih 540 BC ditulislah hukum Romawi pertama pada 12 lempengan tembaga yang kemudian menjadi dasar hukum. Setelah mulai menghilangnya perbedaan golongan patricia dan plebaca muncullah perbedaan berdasarkan kekayaan dalam masyarakat. Golongan kaya disebut Optimai dan golongan miskin Prolet (Proles =anak, jadi kekayaannnya banyak anak).

          2.  Agama
                Agama orang  Romawi disebut Religio (religar) maksudnya semua aturan harus diteliti, supaya kekuasaan diatas manusia menjadi puas dan tidak marah. Untuk itu pejabat agama berusaha mendamaikan dunia dan dunia atas dewa. Apabila ada kejelekan atau kejadaian merisaukan manusia yang tidak dapat diatasi dianggap sebagai suatu tanda dunia atas marah. Namun demikian banyak penganut animisme dan dinamisme. Upacara keagamaan biasanya cukup sederhana, disamping itu ada upacara penolakan terhadap pengaruh jelek dari roh jahat atau agar roh tidak dapat marah.
                Orang Romawi percaya terhadap Gonius, ia melindungi setiap orang dan lahir juga mati bersama yang dilindungi. Zugur adalah dukun yang bertugas mencari kehendak dewa, dan Sybelle adalah imam wanita yang memberi ramalan di Orakel yang ramalannnya dibukukan menjadi semacam buku suci.
                  Pontifex adalah sebuah badan yang tugasnya mengawasi upacara agama. Ketuanya disebut Pontifex Maximus. Oleh karena pengaruh Yunani, maka dewa-dewa Romawi dibayangkan sebagai manusia tetapi lebih sempurna. Pada saat Romawi itu pejabat agama digaji negara, ia bertugas mendamaikan manusia dengan dunia atas (Pax Deom).
                  Di samping itu tugas dukun selain mencari kehendak dewa dalam perkembangannnya sejajajrkan dengan dewa-dewa Yunani. Diantara dewa-dewa tersebut , yaitu :
a.    Jupiter
Ia menguasai hujan, guntur, pelindung negara dan sebagai pemelihara keadilan. Ia disamakan dengan dewa Zens dari Yunani. (Yu=Zens=Dens;piter=ayah).
b.    Dewi Vesta
Ia pelindung rumah tangga dan kaum pekerja. Vesta adalah penjaga kuil untuk dewi Vesta, berisi api suci.
c.     Saturnus
Ia dewa pelindung gandum
d.    Venus
Ia adalah dewa cinta yang di Yunani adalah Aprodite.
e.    Vulcanus
Ia adalah dewa api di Yunani adalah dewa Hepkaestos.
f.     Apollo
Ia adalah dewa perang, di Yunani namanya Apollo juga.
g.    Mars
Ia adalah dewa perang, di Yunani dewa Area namanya.
h.    Merkurius
Ia adalah dewa perdagangan, di Yunani namanya dewa Hermes.
i.     Yuno
Di Yunani namanya Hera.

2.   Imperium Romanum   
Setelah mengalami perkembangan Republik Roma mampu memper
kuat diri. Ia dapat mengalahkan suku-suku bangsa disekitarnya. Musuh yang paling kuat, yaitu Samnia di Italia Utara. Hal ini terlihat pada Suku bangsa Samnia dapat mengalahkannya di lembah Caudium pada tahun 332 BC. Namun demikian akhirnya bangsa Samnia menyerah pada tahun 290 BC dalam pertempuran di Sentinum. Sejak saat itu Republik Roma merupakan satu-satunya penguasa di daerah Italia Utara dan Tengah.
                 Republik Roma harus berhadapan dengan kekuasaan polis-polis di Yunani, di bagian selatan, seperti Thurii, Sibaris, Tarente, dan sebagainya.
                 Pada waktu itu Yunani tidak ada kesatuan, hal ini sebagai akibat demokrasi Yunani yang membawa perpecahan baik antar suku maupun  individu. Oleh karena pertentangan cukup keras sehingga Thurii minta perlindungan kepada Republik Roam. Sikap Roma yang menerima permintaan Thurii itu berarti intervensi Roma dalam Yunani. Oleh sebab itu kapal Roma menujun Thurii lewat Tarente dihancurkan oleh angkutan Tarente. Tindakan yang dilakukan Tarente itu berarti penyerangan.
                Tarente khawatir dengan kekuatan Roma sehingga ia meminta bantuan polis-polis di Yunani yang lain. Pertempuran terjadi seperti di Yunani melawan Roma. Dalam pertempuran itu Yunani menyewa tentara sewaan (condottiere). Yaitu raja Pyrrhus dan epirus dengan seluruh pasukannnya guna mempertahankan kedudukan kota. Raja Phyrrhus, ia telah berpengalaman di medan peperangan. Kemampuan menyiapkan pasukan perangnya miripnya dengan tentara Iskandar Agung sebab ia masih saudara sepupu Iskandar Agung. Pada tahun 280 ia menyerang pasukan Roma di Heraclea dan menang, walaupun harus mengorbankan sebagian besar pasukannya. Oleh sebab itu ia mengusulkan perdamaian terhadap Roma. Hal ini erat kaitannya dengan dugaan bahwa Roma telah mengalami kekalahan total. Usul perdamaian dari Pyrrhus ditolak oleh seorang senat yang tertua, yaitu Appius Cladius.
                Perang berkobar lagi, pasukan Pyrrhus dapat ditahan di Beneventum, dan mendapat serangan dari angkatan laut Karthago, pasukan sekutu Republik Roma. Selanjutnya Pyrrhus dan pasukannya kembali ke Epirus. Sejak saat itu satu per satu di kota Yunani dapat dikuasai Roma. Pada tahun 270 Rhegium jatuh sebagai kota terakhir yang dikuasai Roma. Oleh sebab itu sejak jatuhnya kota terakhir Yunani tersebut berarti Republik Roma satu-sayunya pemegang kekuasaan di Jasirah.


4.  Perang Romawi-Karthago    
     Diperintah oleh raja Haribal, Raja yang anti atau tidak mau daerahnya diperintah atau diambil. Benih Imperium Romanum mulai tertanam dalam peristiwa Messand, sebuah kota di pintu gerbang laut Tyrenia, kota yang didiami oleh Mamertin, termasuk suku bangsa Italia Utara.
      Bangsa Mamertin diserang oleh Hiero, penguasa Syakusa sehingga ia minta bantuan Republik Roma dan Khartago. Karthago menerima tawaran tersebut, sebab kekuasaan laut amat penting guna menguasai tempat itu. Jadi maksudnya benar Karthago ingin menguasai bukan menolong.
      Karthago adalah daerah pemindahan penduduk (kolom) dari bangsa puni (Punisia). Namun dalam perkembangan daerah kolonisasi itu dapat menguasai seluruh daerah Tunisia, Algaria, Spanyol Selatan, Sardinia, Garsica, dan Sisilia Barat. Jadi hampir seluruh bagian barat laut tengah menjadi daerah kekuasaannnya, sejak saat keruntuhan Yunani.
      Setelah Roma mengetahui bahwa Kathago mengadakan intervensi dan latar belakang tujuannnya, maka ia juga ikut ambil bagian pula (intervensi). Tetapi Roma tidak mempunyai armada laut yang kuat untuk menandingi Karthago. Di samping itu Roma tidak mempunyai pengalaman perang di laut, armadanya didapat dari bekas daerah Yunani di Italia Selatan. Oleh sebab itu Senat menolak untuk ikut ambil bagian dalam membantu. Tetapi suara Tribuni Plebis dan Comitis Curiata mendesak agar memberikan bantuan kepada Mamertin, walau resikonya akan berhadapan dengan Karthago. Di samping itu demi kehormatan bangsa Romawi diperlukan kesediaan untuk menolong bagi bangsa-bangsa yang memerlukannya. Dengan keputusan itu Republik Roma mulai merintis jalan ke Imperium Romanum.


a.   Perang Puni I (264-241 BC)
Perang Puni (Punisia) pertama meletus pada tahun (264-241  BC).
Pertempuran di Messana pada tahun 260 BC dimenangkan Roma, dibawah pimpinan Duillius, dengan bantuan angkatan laut bangsa Yunani. Oleh karena Karthago mempunyai kelemahan angkatan daratnya, maka Roma mendaratkan tentaranya di belakang garis pertempuran, yakni di wilayah Karthago di Afrika. Walaupun pasukan yang berada di bawah pimpinan Regulus dimusnahkan (255 BC) tetapi gerakan ini mampu memaksa pasukan Karthago mundur dari Messana.
                Karthago mulai dengan suatu perhatian dari jurusan Sisilia Barat, tetapi Roma telah membangun angkatan laut, sehingga pada akhir Perang Dunia I, keadaan angktan kedua pihak sebanding. Demikian juga dengan angkatan darat, telah disusun oleh Hamilcar Barcas dengan baik. Pusat perhatian dalam pertempuran itu adalah pulau Sisilia sebagai gudang gandum laut Tengah. Oleh karena kekuatan hampir sama maka pertempuran berlangsung lama. Akhirnya angkatan laut Roma dapat mengalahkan angkatan laut Karthago di perairan Sisilia, sehingga pulau terputus hubungannya dengan Karthago pada tahun 241 BC.
                Karthago menghendaki perdamaian karena peperangan yang telah berlangsung lama hanya merugikan. Dalam perdamaian Sisilia jatuh ke tangan dan Karthago harus membayar pampasan perang 3200 talen.
                Akhir dari peperangan itu membawa Karthago pada kesulitan, karena lamanya peperangan gaji tentara tak terbayar. Akibatnya hampir selama dua tahun terjadi bentrokan dalam negeri. Namun demikian akhirnya pemberontakan-pemberontakan itu dapat dipadamkan oleh Hamilcar.
                 Kekalahan Karthago dari Roma dan situasi dalam negeri Karthago yang sulit teratasi berakibat hagemoni Karthago di Laut Tengah sebelah Barat berakhir. Munculnya dua kekuasaan perairan, di suatu pihak menguasai bagian pantai Afrika dan lain pihak selatan Eropa Barat. Namun perimbangan kekuasaan itu berubah setelah Hamilcar dapat menyusun angkatan perang Karthago kembali di daratan Eropa, Spanyol.
                  Kemampuan Karthago yang telah dibangun Hamilcar berakibat terhadap kekhawatiran Roma. Namun demikian Roma tidak berani mengambil keputusan perang dengan suku bangsa Galia yang berada di daerah utara. Pertikaian itu disebabkan oleh konsul Flaminius yang memasukkan daerah tersebut ke dalam kekuasaan Romawi mengusir penduduk asli, yaitu suku bangsa Galia dan memindahkan penduduk Republik Roma ke daerah tersebut. Oleh sebab itu Roma mau berkompromi dengan Karthago. Roma mau mengakui bahwa sungai Ebro menjadi batas kekuasaan Karthago di Spanyol. Sebagai imbal-baliknya Karthago berjanji tidak akan meluaskan wilayahnya ke Utara Sungai Ebro.


b.   Perang Puni II (216-201 BC)
Walaupun telah ada kesepakatan antara Roma dan Karthago, teta-
pi Roma melanggar kesepakatan itu. Roma merubah sikap setelah mempunyai perimbangan kekuatan, yaitu setelah meninggalnya Hasdrubal. Kekalahan suku bangsa Galia dan Hanibal (anak Hamilkar). Roma beranggapan ia bukan tokoh yang mampu memimpin. Di samping itu Hannibal tidak akan mendapat bantuan pemerintah Karthago karena ia bukan tokoh politik yan disenangi. Oleh sebab itu Roma menghendaki Hannibal agar menghentikan gerakannya serta Roma meminta kota Sagentum sebagai kota perwaliannnya. Kota tersebut terletak di selatan sungai Ebro. Tetapi Karthago menolak dan kemudian mengobarkan perang kembali 216-201, yang terkenal dengan Perang Puni II.
                  Langkah areal dilakukan Roma, yaitu mendaratkan tentaranya di Afrika dan Spanyol guna memutuskan hubungan keduanya. Tetapi Hannibal mendahului menyerang Roma dari belakang Spanyol Utara, daerah Perancis Selatan dan pegunungan Alpen. Hanibal mendapat kemenangan dalam pertempuran pertama di Ticino dan tribia sehingga pasukan di bawah pimpinan scipio mengundurkan diri dari daratan rendah Po. Seluruh bangsa Galia jatuh ke tangan Hannibal. Kedudukan Hannibal bertambah terutama setelah mendapat bantuan dari suku Galia yang sebelumnya memusuhi Roma. Kedudukan Roma semakin kritis, apalagi setelah menderita kekalahan di sekitar danau Trasima pada tahun 217 dan kemudian di Cannnae.
                    Dalam keadaan yang gawat tersebut Roma menyerahkan kekuasaan pada diktator Fabius Maximus. Ia mengadakan reorganisasi di roma. Oleh sebab itu Hannibal harus menghadapi seluruh rakyat Roma yang mempertahankan haknya. Apalagi Hannibal tidak disukai oleh penguasa-penguasa Karthago, sehingga tidak mendapat bantuan. Oleh sebab itu pertempurannnya terpaksa defensif.
                     Dalam pertempuran di Metaurus tahun 207. Roma dapat menahan gerakan pasukan Hasdrubal, bahkan dapat memenangkannya.
                     Pada tahun 204 Scipio mendaratkan pasukannya di Afrika dengan bantuan raja Numedia, kerajaan yang berada di pedalaman Karthago. Pertempuran di daratan Afrika Karthago dipimpin Spyhak dapat dikalahkan. Kota Karthago terancam, akibatnya Hannibal meninggalkan Italia menuju Karthago. Tetapi tindakan ini menyebabkan persiapannya tidak cukup dan akhirnya pasukannya dihancurkan pasukan Scipio di Zama.
                      Akibat kekalahan Karthago, ia harus tunduk dan menerima syarat-syarat sebagai berikut :
a.    Angkatan lautnya menjadi milik Romawi
b.    Karthago harus membayar pamapasan perang yang cukup tinggi
c.     Sapanyol diserahkan kepada Imperium Romanum
d.    Karthago menguasai Masinissa sebagai raja Numedia di daerah pedalaman Tunisia tahun 201
Sejalan dengan keklahan Karthago, itu, maka daerah sebelah barat laut tengan jatuh ke tangan Roma. Oleh sebab itu Roma sebagai negara agraris mulai mengambil bagian dalam peraturan perdagangan internasional.


c.   Perang Romawi dan Syiria
Roma mulai meluaskan wilayahnya ke daerah-daerah timur. Pada
tahun 198 BC, Roma dapat menghancurkan pasukan Macedonia dalam pertempuran di Cynoscephalae. Begitu juga dengan kota-kota di Yunani jatuh di bawah pengawasan Roma.
                Kekuasaan Roma di wilayah Yunani itu berakibat terhadap timbulnya konflik dengan Syria sebab Syiria adalah pemegang hegemoni di Laut Tengah sebelah Timur Raya. Raja Antivethus dari Syiria melihat ekspansi Roma ke daerah Yunani membahayakan kedudukannnya. Oleh sebab itu ia mendahului merampas beberapa pulau di laut Aegea. Dengan demikian berkobarlah perang, Corneliud Scipio yang mendapat julukan Cornelius Scipio Asiaticus menyeberangi Helespont dan dapat mengalahkan Antiochus si Magnesia dan Smiyrna tahun 190 BC. Oleh sebab itu Antiochus harus menerima syarat-syarat sebagai berikut :
a.    Antivehus menyerahkan daerah Asia Kecil sampai pegunungan Tamus.
b.    Ia harus membayar pampasan perang sebesar 19000 talen dalam masa 12 tahun.
c.     Perang Romawi-Macedonia.
     Dengan dikuasainya laut Aegea oleh Roma, Macedonia merasa ter-
ancam. Oleh sebab itu raja Perseus pengganti Philipus V menyatakan perang kepada Roma. Namun demikian pasukannya dapat dihancurkan oleh aemilius dalam pertempuran di pydna pada tahun 168 BC. Kekuasaan Macedonia dapat dipatahkan, kerajaan yang dibangun oleh Philipus I hancur. Kemudian pada tahun 146 BC, Macedonia dijadikan sebuah propinsi imperium Romanum setelah terjadinya pemberontakan Andriscus, anak Perseus dapat dikalahkan.
               Demikian juga Mesir yang selalu mendapat ancaman dari Syria minta bantuan perlindungan Roma, hal ini terjadi setelah kemenangan Roma di Magnesia. Oleh sebab itu seluruh kekuatan di tangan tengah jatuh ke tangan Roma. Roma menjadi negara maritim kelas satu diseluruh Laut Tengah dan Eropa Selatan dan dikemudian hari memegang peran utama dalam pertumbuhan peradaban Romawi dan Romanisme merupakan modal dari bagi bangsa Eropa.


d.   Keretakan dalam Masyarakat Romawi
Peperangan Romawi-Karthago berakibat terhadap perluasan daerah
Wilayah Roma, juga bencana alam dalam perekonomian, terutama bagi para petani. Perkampungan dan daerah pertanian terbakar musnah akibat tindakan pasukan Hannibal. Ratusan hektar lahan pertanian ditinggalkan petani demi untuk kepentingan keamana. Para petani menjual tanah mereka kepada para spekulan dan tengkulak dengan harga yang murah. Keadaan ini berakibat kaum proletar, petani tanpa tanah.
              Masalah sosial semacam ini sangat menarik perhatian keluarga Gracchus, yaitu Tiberius dan Gaius. Keluarga itu adalah suatu keluarga yang terkemuka di Roma, karena ibunya, yaitu Cornelis adalah anak Scipio Africanus Mayer, pahlawan yang dapat dikalahkan Hannibal.
              Tiberius adalah seorang egois, tindakannya mau menang sendiri seorang yang hina. Oleh sebab itu ia dibenci senat. Hal itu berakibat politik Tiberius dan seluruh keluarga Gracchus tidak disenangi senat. Senat khwatir akan popularitas Scipio Gracchus.
              Tiberius yang merasa bahwa pembaharuan dalam masyarakat yang ia usulkan tidak mungkin dikabulkan senat, ia mencari pengaruh di kalangan rakyat agar dipilih menjadi Tribumi dan ia berhasil.
              Sebagai Tribumi ia mengajukan rencana mengenai pertanian, yang bersiskan kolonialisasi dalam negeri dengan jalan pembagian tanah-tanah pemerintah dan tuan tanah yang terlalu luas kepada para petani miskin yang tidak mempunyai tanah. Walaupun rencananya tidak termasuk revolusioner, sebab hak perorangan atas tanah diakui, namun oposisi terhadap Tiberius amat kuat. Golongan the haves manuduh Tiberius menciptakan suasan tradisi baru. Akibatnya rencana Tiberius ditolak senat.
              Tiberius mencari jalan lain, ia memanggil sidang Consilium Plebis dan memakasakan keinginan dengan perantara dewan tersebut. Pertentangan mulai terjadi, senat menerima usul Tiberius karena yang ditempuh Tiberius tidak bertentangan dengan undang-undang, tetapi sebenarnya sangat benci dengan tindakan tersebut. Sebagai organisasi tertinggi senat dapat dipaksa oleh rakyat yang diperanguhi seorang pemimpin. Senat beranggapan itu adalah diktator mayoritet. Biasanya antara Consilium Plebis dan senat selalu ada kompromi atau kesepakatan.
              Dalam melaksanakan rencana tersebut, dibentuk suatu panitia yang di dalamnya duduk Tiberius. Keadaan ini dijadikan alasan bagi kaum oposan bahwa Tiberius hendak merebut negara dengan bantuan keluarganya, mereka menuduh bahwa kekeuasaan keluarga Gracchus dalam panitia hanya untuk jalan mereka menjadi diktator. Selain itu didesas-desuskan bahwa rencana Tiberius itu sebenarnya suatu jalan untuk membersihkan Roma dari musuh-musuhnya dan akan mengirimkan mereka para petani ke arah tanah pertanian kembali. Apabila Tiberius berhasil, ia akan melakukan coup d’etat. Propaganda itu termakan oleh rakyat.
               Namun demikian akhir dari pertentangan saat melawan keluarga Gracchsu, senat muncul sebagai pemenagnya. Hal itu juga berakibat terhadap terbukanya kesempatan bagi kaum opimat untuk segera menyusun kekuatan baru. Apabila sebelumnya anggota senat diambil dari kalangan ahli pemerintah (pegawai pemerintah), tetapi mulai saat itu muncul anggapan bahwa kekuasaan yang didapat golongan optimat yang dipertahankan susah payah merupajkan anugerah Yang Maha Kuasa kepada mereka. Mereka juga berpendapat bahwa kedudukan mereka adalah hasil perjuangan sendiri. Oleh sebab itu hak milik mereka dapat diwariskan kepada anak cucunya. Kemudian dikalangan senat mulai muncul stand yang menggantikan patres (kepala suku) yang dahulu.
               Pandangan baru itu sendiri bertentangan dengan sendi republik, tetapi tetap dipertahankan walaupun dengan kekerasan. Kemenangan mereka terhadap Gracchus memungkinkan untuk mewujudkan pandangan tersebut.
               Dalam perkembangan sejarah selalu dijumapai bahwa apabila golongan minoritas hendak mencoba memegang kekuasaan golongan mayoritas, maka jalan yang ditempuh adalah jalan kekerasan. Dengan demikian minoriet hanya dapat berkuasa karena paksaan.


e.    Perang Saudara Pertama (88-79 BC)
 Perang saudara pertama antara partai Populares yang dibawahi pa-
da pimpinan Marius melawan partai optimat yang dipimpin oleh Sulla. Penyebab perang adalah perebutan untuk menjadi pimpinan dalam ekspedisi ke Asia Kecil. Raja Mitradates dari pontus merebut Asia Kecil wilayah Romawi. Menurut kebiasaan ekspedisi dtunjuk seorang pimpinan dan apabila ia berhail memadamkan pemberontakan, dijadikan gubernur di daerah tersebut. Di situlah ia dapat menumpuk kekayaaan. Dewan rakyat yang anggotanya kebanyakan dari orang biasa banyak memilih Marius, sedangkan senat yang kebanyakan anggotanya dari bangsawan memilih Sulla.  Seharusnya kedua dewan itu bisa berkompromi, tetapi kenyataannya tidak bisa sehingga berakibat terjadinya bentrokan. Marius terpaksa melarikan diri ke Afrika Utara dan banyak anggota Dewan Rakyat dari partai Populares terbunuh. Waktu Sulla menuju Asia Kecil, Marius kembali ke Roma dan mengadakan pembalasan, tetapi mengalami kegagalan. Ia terbunuh pada tahun 86 BC.
               Sulla dapat mengalahkan Mitradates di Asia Kecil dan pada tahun 85 BC dipaksa menandatangani perjanjian yang berisi antara lain :
1. Mitradates mengembalikan Asia Kecil dan menyerahkan Yunani.
2. Semua perang diserahkan kepada Romawi.
3. Mitardates harus membayar kerugian perang.
       Sulla kembali ke Roma dan berjuang melawan rakyat (partai rakyat
). Pada tahun 82 BC ia dapat merebut kekuasaan di Romawi dan membentuk pemerintahan diktator. Jadi ia tidak menjadi gubernur di suatu daerah. Ia berkuasa sampai pada tahun 79 BC pada saat pemerintahannya kekuasaan senat diperbesar sedangkan kekuasaan Dewan Rakyat diperkecil.


f.     Pemberontakan Budak (73) BC
 Di Roma di buat Koloseum yang memuat 50.000 penonton terutama
untuk pertunjukan galdiator. Gladiator adalah pertunjukan, manusia diadu biasanya para narapidana atau budak. Pada tahun 73 BC terjadilah pemberontakan Gladiator di Capua tetapi kemudian merembes ke tempat alain. Pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh dua orang pangliam, Crassus dan Pompeyus. Kurang lebih 6.000 pemberontak diculik dan dibakar tentara Capua dan Roma.
               Pompeyus kemudian dapat mengalahkan dan menghancurkan para bajak laut. Pada saat Mitradates dapat merebut Asia Kecil. Pompeyus dapat merebut kembali. Di samping itu dapat mengalahkan raja Trigames dari Armenika. Oleh sebab itu wilayah Romawi berabtasan sungai Eiphrst.


g.     Masa Triumvirat Pertama
Di Roma ada tiga orang kuat, yaitu Pompeyus seorang panglima pe-
Rang, Crassus bekas panglima perang dan yulius Caesar seorang tokoh pada tubuh partai rakyat meskipun dari keturunan bangsawan. Untuk menghindari terjadinya perebutan kekuasaan, maka diadakan pembagian wilayah kekuasaan sebagai berikut.
1.    Caesar menjadi Prokonsul di Galian dan Cicalpina, kedua wilayah
tersebut baru akan merebut kembali karena melepaskan diri pada zaman perang saudara pertama.
2.    Pompeyus menjadi Prokonsul di spanyol.
3.    Crassus menjadi Prokonsul di Asia Kecil dan Syria.
Dengan demikian terciptalah Pemerintahan Triumvirat Pertama tahun
60 BC. Pada saat Crassusa mengendaliakn pemerintahan di Asia Kecil terjadi pemberontakan Suku Perthawa dan Crassus gugur.
             Pompeyus tidak berangkat ke Spanyol tetapi mengirim wakilnya. Oleh karena ia bekas panglima, maka mengusulkan kepada senat supaya bekas tentaranya diberi tanah. Pada zaman romawi tentara ekspedisi harus bubar sebelum memasuki wilayah Romawi, apabila akan ada ekspedisi maka tentara itu dibentuk lagi. Oleh sebab itu setelah selesai perang mereka banyak yang menganggur. Usul Pompeyus ditolak senat. Pompeyus adalah seorang ahli perang tetapi bukan politikus.
            Yulius Caesar berangkat ke Galia dengan 10 legiun dan dapat merebut Galia. Di daerah baru itu disebarkan kebudayaan Romawi. Meskipun Caesar tidak setuju dengan tindakan Pompeyus, tetapi ia tidak bertindak karena belum mempunyai kekuatan cukup. Caesar mempunyai wakil di roma yang melaporkan tindakannnya kepada senat. Laporan itu diterbitkan diberi nama Debello Galio. Tentu saja laporan itu berisi yang baik-baik saja. Senat sendiri juga menanam mata-mata di Galia, hingga laporannya sering berbeda.
              Pada saat tertentu Caesar harus ke Roma untuk mempertanggungjawabkan tindaknnya. Pada tiga tahun pertama ia lakukan, tetapi pertama ia lakuakn, tetapi tiga tahun kedua (6 tahun) ia menoalk sebab Pompeyus tidak ke Spanyol. Namun kemudian Pompeyus memihak senat dan merencanakan penyerbuan ke Galia, tetapi rencana itu dibatalakan sebab di Roma pengikut Caesar cukup kuat. Oleh sebab itu senat memerintahkan supaya Caesar datang ke Roam sebagai preman (tidak membawa militer). Akhirnya Caesar mau kembali tetapi dengan pasukannnya. Pada saat Caesar menyeberangi sungai Robicon, batas antara Prokonsul Galia dengan pusat Roma, ia berkata “alea d”acta est”(dadu telah diputar) maksudnya segala sesuatunya terlanjur dimulai atau perang telah dimulai tinggal menunggu hasilnya, maka terjadilah perang saudara yang tak bisa dihindarkan lagi antar Caesar melawan Pompeyus. Akhirnya Pompeyus kalah dean melarikan diri ke Yunani. Oleh sebab itu Caesar menjadi penguasa tunggal di seluruh wilayah Romawi.


d.   Zaman Pemerintahan Caesar
Setelah Caesar mengendalikan pemerintahan di Romawi, ia meng-
adakan atau menunjukan sikapnya untuk pemulihan keamanan.

1.   Tindakan Caesar
Tindakan yang dilakukan setelah ia menjadi penguasa antara lain :
a.    Sebagian dari musuhnya dipenjarakan, namun demikian masih yang tetap bebas.
b.    Dibentuk polisi rahasia.
c.     Daerah-daerah yang melepaskan diri mulai diserang, daerah tersebut antara lain :
1.    Spanyol adalah bekas kekuasaan Pompeyus dapat dikuasai se-
telah terjadi pertempuran selama 40 hari. Pertempuran terbesar terjadi di Ilyria.
2.    Sardinia dan Sisilia
Untuk penguasaan wilayah tersebut, Caesar mengirim Jenderalnya, yang kemudian penyerangannya dilanjutkan menuju Afrika tetapi gagal.
3.    Pompeyus menyusun kekuatan di Yunani.
4.    Asia Kecil.
5.    Afrika Utara.

2.   Perubahan Zaman Caesar
Caesar adalah seorang negarawan yang ulung tetapi sering kurang
hati-hati dan terlalu berani. Beberapa perubahan dilakukan oleh Caesar, antara lain :
a.    Senat yang sebelumnya seperti Dewan Kota Roma, kemudian mengurusi daerah yang lebih luas.
b.    Caesar memberikan hak warga negara secara penuh kepada orang-orang propinsi yang terkemuka, yang pada sebelumnya orang-orang propinsi dianggap sebagai warga negara kelas dua atau sebagai jajahan.
c.     Pegawai tinggi propinsi diangkat oleh Caesar dan urusan administrasinya diperbaiki.
d.    Caesar mengadakan asimilasi penduduk.
e.    Orang-orang Germania di Eropa Timur sebagian dipindah ke Galia.
f.     Caesar menjabat sebagai Pontifex Maximus, sebab dahulu Caesar sering menentukan perang, tetapi menurut peranan dari Pontifex Maximus hal itu tidak sesuai.
g.    Penetapan penanggalan Yulia.


3.   Akhir Kehidupan Caesar
Pada saat itu Caesar berkuasa mutlak atas Romawi sebab meski-
pun terdapat badan-badan lain tetapi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu Caesar sering berhadapn dengan golongan republik. Pada saat di Asia Kecil terjadi pemberontakan Caesar minta izin kepada senat untuk memadamkan pemberontakan tersebut. Pada 15 Maret 44 BC, pada saat Caesar akan memasuki ruang sidang senat, ia dibunuh oleh Brutus dengan sebuah pisau. Kematian Caesar tanpa mempunyai anak yang sah. Sebenarnya ia meninggalkan keturunan dengan Cleopatra, tetapi anak tersebut dianggap tidak sah. Pada saat Cleopatra berada di Roma, anaknya dianggap tidak berhak untuk menggantikan kedudukan ayahnya sebab ia anak atau keturunan daerah, yang menurut peraturan tidak bisa berkuasa di Pusa (Roma). Di dalam suatu testamen harta peninggalan Caesar diberikan kepada Octanianus yaitu cucu adik perempuannnya.
                 Oleh karena luas daerah kekuasaan dan kebesaran Caesar maka nama beliau diabadikan sebagai gelar kepala negara di Romawi. Gelar Kaisar berasal dari Caesar yang mengandung maksud maharaja atau raja di raja.


4.   Masa  Triumvirat Kedua
Setelah kematian Caesar di Romawi mengalami kekacauan, deng-
an timbulnya perang saudara antara senat melawan pengikut caesar. Pengikut Caesar, yaitu Anthonius Marcus walaupun mampu menguasai keadaan di Romawi tetapi tidak bisa menggantikan kedudukan Caesar sebab tidak disetujui oleh senat dan panglima-panglima yang lain. Di samping itu muncul tokoh yang lain selain Anthonius dan Octavianus, yaitu Lepidus. Oleh sebab itu dibentuklah Triumvirat yang disetujui dan disahkan senat.
                Setelah terbentuknya Triumvirat kedua dilakukan tindakan awal dengan menangkap hidup atau mati pembunuh Caesar. Dalam waktu yang relatif singkat tidak kurang dari 2000 orang terbunuh. Brutus dan Cassius melarikan diri ke Yunani, tetapi terus dikejar dan dalam suatu pertempuran di Philipi 42 BC Brutus Cassius kalah.


5.   Perang Saudara Kedua (44-42) BC
Dalam perkembangan sejarah selanjutnya ternyata memainkan pe-
ranan penting, yaitu Octavianus dan anthonius. Mereka membagi daerah antara lain :
Anthonius berkuasa di daerah timur termasuk Mesir.
Octavianus berkuasa di daerah barat termasuk Roma.
                Anthonius berkuasa dan berkedudkan di Alexandria, tetapi kemudian tertarik pada Cleopatra dan terjadilah perkawinan. Sedangkan Octavianus berkuasa dan berkedudukan di Roma dan oleh para pendukungnya dianggap sebagai pewaris Cesar. Dalam tindakannya ia lebih hati-hati seperti yang dilakukan Caesar. Ia juga mengangkat seorang pembantu yang cakap, yautu Agrippa.
                Selanjutnya ada kabar bahwa Anthonius akan memindahkan pusat Romawi ke Alexandria. Hal ini menimbulkan perselisihan dengan sebab Anthonius menceraikan istrinya Octavia, adik Octavianus. Dua hal tersebut menyebabkan pecahnya perang saudara kedua di Romawi pada 35-31 BC. Angkatan alut Anthonius dibantu oleh angkatan laut Mesir, tetapi dapat dikalahkan oleh Agripa di Actium. Anthonius melarikan diri ke Mesir dan bunuh diri sebab dikejar pasukan Agrippa. Cleopatra berusaha menarik Octavianus tetapi gagal, oleh sebab itu ia bunuh diri dengan jalan menggigitkan ular pada dirinya.
                Setelah Octavianus kembali ke Roma diberi gelar Agustus yang artinya “yang mulia” oleh senat, selain itu ia dianggap pewaris Caesar. Ia juga diangkat sebagai Imperium Prokonsularum untuk seumur hidup oleh senat. Gelar tersebut digunakan untuk seluruh propinsi.
                Italia tidak termasuk propinsi sebab termasuk wilayah pusat. Sedangkan Sisilia termasuk propinsi kelas satu, dan Corsica, Sardinia, Afrika Utara, Mesir dan lain-lain termasuk propinsi kelas dua.
Octavianus juga mendapat gelar Princep, artinya warga negara yang terutama. Gelar tersebut disejajarkan dengan kaisar, oleh sebab zaman kekaisaran disamakan dengan zaman principat.
                Antara Octavianus dengan Caesar memiliki bebrapa kesamaan dan perbedaan dalam mengendalikan pemerintahan, yaitu antara lain :
Octavianus lebih kejam dibandingkan Caesar, sebab Caesar pernah membiarkan musuh tanpa melakukan penindakan tegas. Pada saat Caesar memerintah menggunakan tangan besi, sedangkan Octavianus memberikan kekuasaan kepada senat, di samping itu elbih berhati-hati.
 
          D.   Zaman Kekaisaran 27 BC-467 AD
                 Zaman kekaisaran di Romawi terbagi dalam beberapa periode, yaitu zaman wangsa Yulia, wangsa Plavius. Kaisar Adoptip, kaisar tentara dan kekaisarn Consantya.

           1.   Zaman Wangsa Yulia  27 BC-68 AD
      a.  Masa Pemerintahan Octavianus August 27 BC-14AD
                Ia adalah kaisar terbesar dari Wangsa Yulia. Pada saat ia me-
merintah kedaan Romawi aman terutam di derah perbatasan, yang pada mulanya sering mendapat gangguan atau serbuan suku Germania. Kaisar mampu mengatasi segala gangguan, sebab beliau didampingi 90.000 ribu pasukan terlatih.
                      Di samping itu pada zaman Octavianus, orang-orang propinsi diberi hak warga negara secara penuh sedangkan zaman pemerintahan Caesar hak tersebut hanya diberikan kepada orang-orang terkemuka saja.
                      Pada saat pemerintahan Octavianus, August mampu mengembangkan wilayahnya sampai sungai Elbe-Donau dan Laut Hitam di Eropa, sedangkan ke arah selatan sampai di sungai Euphrat dan Tigris kemudian Afrika Utara.
                     Octavianus juga berhasil memperbaiki administrasi dan taat cara pemungutan pajak. Kemudian dalam rangka pembukaan nasionalisme, bidang sejarah mendapat perhatian. Hal tersebut terlihat denga perhatian yang diberikan kepada Vergilius, seorang ahli sejarah yang diperintahkan untuk mengangkat kisah-kisah kepahlawanan dengan memasukan unsur-unsur sejarah. Ia meniru gaya yang dilakukan Humerus dalam kisah Illiad.
                      Karya Vergilius yang menonjol, yaitu aemeis mengisahkan tentang pelarian Aemeis dari troya karena kalah perang melawan Yunani. Vergilius adalah seorang penganut aliran “Stoa”. Maka ia sangat memuji imperialisme Romawi dan menjunjung tinggi tradisi Romawi.
                     Penulis sejarah yang lain Leuves (Levy), Horace da Cvid. Leveud adalah penulis sejarah yang telah menggunakan arsip sebagai sumber sejarah. Hal ini disebabkan oleh terbakarnya semua arsip akibat Roma diserbu oleh suku Celt pada abad IV BC.

          
     
  
          

               
             

                

0 komentar: